Dewi sama sekali tidak menjawab ucapan Anang, ia bangun lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian memakainya kembali, karena masih merasa sakit dan letih dia duduk di tepi ranjang sebentar. Anang juga berpakaian dan mengambil inisiatif untuk menggendong Dewi sampai ke kamarnya. Awalnya Dewi menolak tapi Anang bersikeras untuk membopongnya, lalu membawa ke kamar Dewi. Sebelum keluar dari kamarnya Dewi, Anang kembali minta maaf sambil mengecup kening wanita itu. lalu Anang bergegas keluar dari kamar tersebut dan kembali ke kamarnya. Malam semakin larut, hari mulai berganti pagi namun tidak ada sarapan yang tersaji di meja makan, karena Dewi tak kunjung keluar dari kamarnya. Sebenarnya tante Lina masih marah sama Dewi, dia sangat malas untuk menemui Dewi namun karena sarapan tidak ada ia terpaksa pergi ke kamarnya Dewi untuk menanyakan ada apa dengannya sampai tak membuat sarapan pagi.
Cerita ini adalah fiktif belaka, hanya untuk menghibur pembaca sekalian. Harap bijak dalam mebacanya, terimakasih.
Anang adalah pemuda yang usianya menginjak tujuh belas tahun, ia sudah terbiasa dengan kehidupan malam, perpisahan kedua orang tuanyalah penyebab segalanya. Menghancurkan kebahagiaan dan mengubur semua cita-citanya.
Tante Lina adalah pelabuhan hidupnya sekarang yang mengembalikan keceriaan dan kebahagiaan Anang. Dari masuk smp sampai sma, dialah yang membiayai semua kebutuhan hidup Anang.
Tante Lina adalah tetangga Anang yang kebetulan sudah menikah selama lima belas tahun tapi belum di beri momongan, suaminya seorang nahkoda dan jarang pulang.
Kehidupan Tante Lina serba kecukupan, ia adalah seorang pengusaha butik di wilayah tersebut. Anang diangkat menjadi anaknya, semenjak itu kehidupannya terjamin dan kecukupan.
''Anang!, Anang!'' suara Tante Lina yang berteriak di balik pintu kamar.
''Iya bentar'' jawab Anang sambil bergegas bangun dan membuka pintu kamar.
''Arghh...Anang, kamu apa apaan sih..?'' kata Tante Lina sambil berteriak dan menutup mata dengan tangannya.
''Ada apa Tante, kenapa berteriak seperti itu'' sahut Anang yang masih belum sadar sepenuhnya.
''Itu lepas, cepat tutup dong..'' kata Tante Lina sambil mengintip di balik jari tangan yang menutup matanya.
''Maksud Tante apa?'' tanya Anang bingung karena ia baru saja bangun.
''Burung kamu lepas Nang..!!'' ucap Tante Lina yang masih mengintip sambil tangan satunya menunjuk ke arah burung pemuda itu.
Anang seketika menundukkan kepala dan melihat..., ia lupa memakai celana karena sudah terbiasa setiap ia tidur tidak pernah berpakaian. Burung Anang sangat tegang di pagi ini dan bertengger menjulang dengan percaya diri di hadapan Tante Lina.
''Maaf Tante'' ucap Anang dengan raut wajah memerah karena malu, ia berlari ke kamar mandi.
Anang merasa sangat malu sekali, ia takut kalau Tante Lina akan marah dan mengusirnya dari rumah itu. Anang pikir Tante Lina sudah pergi dari kamarnya ternyata wanita itu masih ada.
''Nang, mandinya jangan lama-lama, kita sudah kesiangan loh, hampir jam tujuh'' kata Tante Lina setengah berteriak.
''Iya Tan, sebentar'' balas Anang yang merasa lega karena Tante Lina tidak marah seperti yang ia duga.
Anang bergegas keluar dari kamar mandi dan langsung masuk ke kamarnya untuk berpakaian. Setelah rapi dia turun ke bawah untuk sarapan bersama Tante Lina. Anang sebentar mengintip dari tangga karena meja makan terlihat dari atas, tanpa sengaja Anang melihat belahan dada Tante Lina yang putih mulus.
Mau tak mau Anang harus turun walaupun ia masih merasa malu dengan kejadian tadi. Ia perlahan menuruni tangga.
''Pagi Tan..?'' sapa Anang dengan sedikit rasa malu.
Anang duduk di seberang kursi dimana Tante Lina duduk, ia sengaja memilih kursi yang berlawanan, karena setiap makan bersama akan ada pemandangan indah dan gratis.
''Pagi juga, mau sarapan roti apa mau nasi goreng?'' ucap Tante Lina dan menawarkan makanan.
''Nasi goreng aja Tan, soalnya kalau roti cepat laper lagi'' balas Anang sedikit tersenyum.
''Oke, bentar Tante ambilkan'' sahut Tante Lina.
Wanita itu sedikit membungkuk untuk mengambil nasi goreng dan benar saja pemandangan indah yang di harapkan sudah nampak di depan mata Anang, pagi ini Tante Lina memakai baju yang atasnya agak terbuka.
''Kenapa bengong? Ayo cepat makan'' suara Tante Lina membuyarkan khayalan Anang.
''Iya..iya tan, makasih'' ucap Anang gugup dan salah tingkah.
''Mmm..tante...?'' ucap Anang.
''Apa Nang?'' tanya Tante Lina.
''Aku minta maaf ya Tan..'' ucap Anang sedikit ragu.
''Maaf buat apa?'' tante Lina bertanya.
Bab 1 Bersalah
16/05/2024
Bab 2 Mengintip
16/05/2024
Bab 3 tidak setuju
16/05/2024
Bab 4 ketahuan
16/05/2024
Bab 5 masuk kamar
16/05/2024
Bab 6 gairah Lina
15/05/2024
Bab 7 merasa puas
15/05/2024
Bab 8 sarapan buah
15/05/2024
Bab 9 di kantin
15/05/2024
Bab 10 susi
15/05/2024
Bab 11 gagal
15/05/2024
Bab 12 memuaskan Lina
15/05/2024
Bab 13 dewi
15/05/2024
Bab 14 bertemu sinta
15/05/2024
Bab 15 ngambek
15/05/2024
Bab 16 sakit
16/05/2024
Bab 17 nafsu lina
16/05/2024
Bab 18 Pengin sate
03/06/2024
Bab 19 Susi menolak
03/06/2024
Bab 20 Membantu Dewi
03/06/2024
Bab 21 Mengajak ke mall
03/06/2024
Bab 22 Mengantar kopi
04/06/2024
Bab 23 Gagal lagi
04/06/2024
Bab 24 Tidak sabar
04/06/2024
Bab 25 Panik
04/06/2024
Bab 26 Ramuan
05/06/2024
Bab 27 Sadar
05/06/2024
Bab 28 tiket liburan
05/06/2024
Bab 29 Di lempar bantal
05/06/2024
Bab 30 Kayak wartawan
06/06/2024
Bab 31 Membahas masa lalu
06/06/2024
Bab 32 Tontonan gratis
06/06/2024
Bab 33 Pecah perawan
06/06/2024
Bab 34 Kelelahan
06/06/2024
Bab 35 Di kampus
06/06/2024
Bab 36 Susi pulang
06/06/2024
Bab 37 Kerumah bu dosen
06/06/2024
Bab 38 Surprise
06/06/2024
Bab 39 Geby pulang
07/06/2024
Bab 40 Anang menolak
07/06/2024
Buku lain oleh Rekor media
Selebihnya