TERTAWAN PESONA MANTAN

TERTAWAN PESONA MANTAN

Wildatuz Zaqiyyah

5.0
Komentar
3.8K
Penayangan
113
Bab

Dengan setengah hati, Kalila harus menikah dengan pria di masa lalu–mantan kekasih masa putih abu-abu. Ia dituntut untuk menikahi sang mantan sebagai bentuk rasa tanggung jawab. Sebuah insiden membuat lelaki dari masa lalunya itu mengalami cedera serius, sebab ketidaksengajaan yang terjadi saat mati lampu. Syarat menikah itu Vino ajukan agar ia bisa sembuh dengan perawatan dari sang mantan, yang secara tidak langsung menjadi penyebab dirinya susah berjalan, sebab cedera yang dialaminya. Akankah pernikahan keduanya menemui bahagia? Sementara ada lelaki lain yang diam-diam menaruh hati pada Kalila. Ia mulai gerah akan hubungan halal keduanya.

Bab 1 Undangan Pernikahan

"Telat lamaran, siap-siap jadi tamu undangan. Makan sendirian di meja prasmanan tanpa gandengan. Duh ... kasihan."

Ah, sial. Kalimat candaan yang dilontarkan Luna benar-benar membuatku ingin memijat pelipis. Pusing. Segera kupacu mobil agar cepat sampai rumah.

Kutaruh undangan jenis fortic yang terdiri dari beberapa lembar tema rustic dengan sentuhan ornamen kain goni dan tali jerami. Di dalamnya ada foto calon mempelai yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya. Ratu, salah satu sahabatku dari zaman seragam biru putih akan segera menikah di usia dua puluh empat tahun.

Tadi di kantor, sempat kubuka undangan itu. Mempelai wanita tampak tersenyum bahagia menatap calon suami yang berprofesi sebagai abdi negara. Duh, iri sekali melihatnya.

"Baru pulang, Kal?" Mama melangkah dari arah dapur sambil membawakanku segelas air.

"Iya, Ma," jawabku singkat.

Aku sedikit mengubah posisi saat wanita terkasih itu menyodorkan air minum yang dibawanya. Segera kuteguk air putih itu hingga tandas.

"Haus apa haus?" ledek Mama.

Aku hanya tersenyum dengan kembali ke posisi semula. Meraih remot TV dan mengganti saluran. Ketika tangan ini memencet tombol remot, di saat yang bersamaan Mama meraih kertas yang tadi kutaruh asal.

"Undangan dari siapa?"

"Ratu, Ma."

Wajah mamaku tampak antusias sembari membuka plastik yang membungkus kertas undangan itu.

"Masya Allah, gagah banget calonnya Ratu, ganteng pula."

Aku tak menjawab meski sempat melirik Mama yang tampak terpukau melihat foto pre wedding salah satu sahabatku itu.

"Kok, Mama malah ngomong sendiri, ya. Enggak ada tanggapan apa-apa." Mama mulai menyindir.

"Iya, Ma. Kalila dengerin, kok," jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari arah TV yang menyuguhkan salah satu kartun favoritku. Rainbow Ruby.

"Mama bilang apa, coba?"

"Mama bilang calon suami Ratu gagah dan ganteng."

"Masih bagus ternyata."

"Apanya?"

"Indra pendengaranmu."

"Ish, Mama!" protesku.

Wanita yang sangat Papa cintai itu mencubit pipiku gemas. Aku mengubah posisi memutar kepala ke arah berlawanan, tidur di pangkuan Mama. Belaian tangan lembut di kepala yang tertutup hijab ini membuat rasa kantuk mulai datang. Namun, belum sempat terpejam, derap kaki terdengar menuruni tangga.

"Jangan terlalu asyik dielus-elus sama tangan Mama, Kal. Buruan cari suami!" Suara bariton Papa terasa menusuk kendang telinga.

Dikira cari suami kayak nangkap nyamuk apa ? Hap! Lalu ditangkap, batinku.

"Iya, Pa ...," jawabku malas.

"Iya apa?"

"Katanya suruh nyari suami."

"Kapan?"

"Minggu depan kalau enggak hujan," jawabku sekenanya.

Mama terkekeh dengan telapak tangan masih membelai kepala anak semata wayangnya ini.

"Aamiin," ucap Papa.

"Kok, aamiin, Pa?" tanyaku.

"Setiap ucapan adalah doa. Kamu bilang minggu depan kalau enggak hujan, kan? Semoga saja memang dikabulkan ketemu jodohnya tujuh hari lagi."

Aku kembali memejamkan mata, karena belaian lembut dari tangan Mama memang mengundang kantuk datang.

"Nak, usiamu saat ini sudah matang. Coba deh, cari pria yang benar-benar mau diajak serius." Nah, kan. Pasti panjang kalau sudah membahas jodoh.

"Kalila juga maunya cepat nikah kayak teman-teman, Pa, Ma. Tapi menikah bukan ajang perlombaan, kan? Semua harus dipikirkan dengan matang. Enggak ujuk-ujuk kayak ngajak temen makan di pinggir jalan." Aku menjawab santai dengan mata masih terpejam.

"Iya, Papa paham. Tapi, apa kamu enggak mau coba serius berkenalan dengan salah satu anak teman Papa? Kalau Papa sudah merekomendasikan, berarti dari segi bibit, bebet, dan bobot, semua sudah matang, Kal."

Kuintip Papa dengan mata menyipit sambil berucap, "Merger, bukan?"

"Enggak juga. Ya, siapa tahu jodoh, kan?"

"Atur aja deh, Pa. Tambah pusing kalau disuruh nyari jodoh cepet-cepet."

"Serius mau?"

Kini mataku terbuka sempurna. "Sebentar! Enggak dalam waktu dekat, kan, kenalannya?"

"Memangnya kenapa?"

Aku bingung. Kenapa jadi serumit ini jadi dewasa? Rasa-rasanya, aku sudah mulai move on dari si dia. Mencoba membuka hati untuk yang serius. Namun, hingga saat ini hilal jodoh belum juga terlihat.

"Kita lihat seminggu ke depan, ya, Pa. Siapa tahu Jungkook khilaf terus ngajak Lila nikah."

Kini Papa dan Mama terlihat menahan tawa agar tak menyembur membahana. Ya, aku tahu itu. Sering dibilang halu karena mengaku-aku istri si Jungkook. Aku yang sedikit kesal selalu jadi bahan yang disudutkan tiap membahas jodoh, langsung bangun dan duduk.

"Mama sama Papa, tuh, harusnya ngedoain, bukan malah ngetawain," kritikku.

"Nggak harus ngehalu juga, Sayang," ucap Mama.

"Lucu aja denger kalimatmu di awal tadi. Minggu depan kalau enggak hujan. Dan kamu minta waktu seminggu sebelum Papa bawa laki-laki untuk dikenalkan. Papa jadi enggak sabar, ada kejutan apa seminggu ke depan."

Kulirik Mama. Beliau juga mengangguk-angguk seperti sependapat dengan pendapat suaminya. Aku hanya mengedikkan bahu dan berlalu ke kamar di lantai dua. Sepertinya berendam di bathtup lumayan juga untuk menyegarkan badan yang lelah menghadapi persaingan bisnis dan otak yang mulai berasap memikirkan jodoh.

Segera kutunaikan salat Asar sambil menunggu bak terisi air. Berlama-lama takut waktu salat keburu habis. Usai menunaikan empat rakaat di waktu matahari sudah mulai rendah, aku bermunajat memohon terkabulnya semua hajat.

Papa pernah bilang, "Salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah bakda Asar di hari Jumat."

Ya, ini sayyidul ayyam. Memiliki makna sebagai raja hari paling baik di antara hari-hari lainnya.

"Selain ada waktu mustajab untuk berdoa, sedekah pada hari Jumat juga lebih utama dibanding sedekah di hari-hari lainnya, Nak," tambah Papa kala itu.

Segera aku memasuki bathtub untuk melakukan relaksasi. Meski hanya sekitar lima belas menit memanjakan tubuh dengan sentuhan foam dan air hangat, rasanya badan ini lebih segar dan tenang.

Semburat mega-mega merah mulai datang meranum dalam buaian senja. Aku memejam, menghirup udara gratis yang Tuhan berikan dengan cuma-cuma tanpa meminta balasan. Kita hanya diperintah untuk bertakwa, dan semua akan kembali ke diri kita.

"Ingat, Kalila. Harta yang Tuhan titipkan ini hanya hak pakai, bukan hak milik. Semua akan Dia ambil tanpa persetujuan kita. Jangan sampai kita terbang dengan harta titipan. Kita ini kerdil di hadapan-Nya." Petuah bijak Papa selalu membuatku merasa beruntung terlahir di keluarga ini.

"Dan jangan lupa baca Al-Kahfi, bisa di malam Jumat atau di hari Jumat itu sendiri," lanjut Papa saat dulu aku masih SMP.

"Kenapa harus malam Jumat atau hari Jumat, Pa? Hari-hari lain enggak boleh?"

Lelaki yang sabar mengajariku tentang agama itu tersenyum sembari berucap, "Nabi SAW bersabda: Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka memancarlah cahayanya sejak mulai membaca sampai Jumat berikutnya."

Aku tersenyum. Semoga aku bisa mendapatkan jodoh seperti Papa. Baik, saleh, tampan, dan mapan. Ah, Mama, beruntung sekali mendapatkan jodoh seperti Papa. Kembalikan aku teringat undangan pernikahan Ratu yang akan digelar hari Kamis mendatang.

"Datang sama siapa, ya?" gumamku.

Aku masih mematung di antara bingkai jendela kamar, menikmati pesona senja yang semakin cantik sebelum pamit undur diri dan akan berganti dengan selimut hitam dengan kerlip bintang-bintang.

Ting!

Ponsel berbunyi tanda ada pesan masuk. Aku duduk di pinggir ranjang, membuka pesan dari WA Grup yang terdiri dari tiga orang. Aku, Ratu, dan Luna.

[Kal, lo harus bawa gandengan pas acara resepsi Ratu nanti.] Tulis Luna.

Foto dirinya sedang selfie dengan seseorang yang membuatku membulatkan mata. Eh, siapa, nih?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

My Doctor genius Wife

My Doctor genius Wife

Amoorra
4.8

Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku