Rekor media
Buku Rekor media(2)
Tante Ketemu Gede
Adventure lek tak langsung menjawab, dia masih menatap Ayu yang sedang berjalan ke arah mobilnya, setelah mobil Ayu pergi barulah Alek memandang ke arah Amel.
''Lek, jawab dong..dia siapa..?'' tanya Amel mendesak sambil cemberut.
Alek hanya terkekeh, sikap Amel yang posesif justru membuat gadis itu tampak menggemaskan, Amel mendnegus kesal karena Alek belum menjawab pertanyaannya.
Alek merogoh saku celananya lalu mengeluarkan ponsel dan menunjukan foto yang kemarin membuat Amel marah.
Mata Amel medadak terbelalak lebar saat melihat foto yang terpampang di layar ponselnya Alek, ia baru sadar kalau gadis itu adalah adik kandungnya Alek.
''Jadi..dia adik kamu..?'' tanya Amel dengan raut wajah yang malu, Alek langsung menganggukan kepala.
Amel tampak meringis dan merutuki dirinya yang sangat bodoh sekali, bisa-bisanya dia tidak mengenali Ayu, padahal sudah jelas dia sering melihat gadis itu di layar ponselnya Alek.
( Mampus gue, belum apa-apa udah ngasih kesan buruk, bisa-bisa langsung tereliminasi deh gue jadi kakak ipar.) batin Amel yang merasa sangat bodoh.
''Udah jangan di pikirin, Ayu orangnya baik kok, nanti sore kita ke rumah mamah ya, biar kamu bisa lebih dekat dengan Ayu.'' Kata Alek yang seakan mengerti apa yang sedang di pikirkan oleh Amel.
Setelah itu lalu mereka masuk ke dalam kantor dan mulai beraktifitas seperti biasa, begitu juga dengan Hera dan yang lainnya mulai sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Sore harinya, Alek benar-benar membawa Amel menuju ke rumahnya, begitu turun dari mobil seketika mata Amel terbelalak lebar dan mulut yang menganga.
Amel tak menyangka rumah orang tuanya Alek sangat besar tak sebanding dengan rumah orang tuanya.
''Lek, kita gak salah alamat kan? Ini benar-benar rumah kamu..?'' tanya Amel yang masih tak menyangka.
''Bukan lah, aku cuma numpang di sini..'' balas Alek dan seketika Amel langsung melirik kepada kekasihnya itu.
''Ini rumahnya papa sama mama sayang, bukan punya aku. malu dong kalau aku langsung mengaku ini rumahku, kan aku baru ketemu mereka.'' Jelas Alek sambil cengengesan.
''Ih..nyebelinn..!'' ucap Amel sambil mencebikan bibirnya, membuat Alek sontak tertawa.
''Udah jangan cemberut, ayo masuk..'' kata Alek lalu menggandeng tangan Amel.
Amel tak menyangka kalau orang tuanya Alek sangat kaya raya tak sebanding dengan kekayaan orang tuanya. Amel mendadak gugup tapi dia terus mengikuti langkah Alek menuju ke pintu depan rumah mewah tersebut.
Baru saja Alek hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu itu terbuka sendiri dan dari dalam muncul bu Anisa dengan senyum yang lebar di wajahnya.
''Amell..duh mantu mama cantik banget.'' Sapa bu Anisa dengan antusiasnya.
''Sore tante.'' Balas Amel dengan gugup.
''Loh kok manggilnya masih tante..?, panggil mama dong sayang, kan kamu udah jadi mantu mama..'' kata bu Anisa sambil tersenyum lebar dan hangat.
''Loh..loh kok cuma Amel mah, yang di sambut..anaknya gak nih..?'' protes Alek.
Alih-alih menjawab, bu Anisa hanya melirik sekilas pada anaknya lalu kembali menoleh kepada Amel sambil tersenyum.
''Ayo masuk sayang.'' Ucap bu Anisa lalu merangkul Amel dan membawanya masuk kedalam rumah.
Anda mungkin suka
Kisahku dalam Pelukan Gigolo dan Brondong
WHS Production Di tengah kesehariannya yang monoton sebagai seorang wanita paruh baya bernama Amanda, dia merasa terperangkap dalam kebosanan dan kekecewaan dalam pernikahannya. Merasa tidak puas dengan hubungan yang sedang dia jalani, Amanda mulai mencari kesenangan di luar pernikahannya.
Dengan pertolongan teman-temannya yang lebih muda, Amanda memutuskan untuk mencoba menjalin hubungan dengan seorang gigolo. Namun, meskipun awalnya memberinya sensasi baru, Amanda masih merasa kekosongan dalam hatinya yang tidak terpenuhi.
Tak lama kemudian, Amanda bertemu dengan seorang pria muda yang misterius bernama Alex. Alex, seorang brondong yang cerdas dan berwawasan luas, menarik perhatian Amanda dengan kepribadiannya yang penuh pesona. Mereka mulai menjalin hubungan yang intens, di mana Amanda menemukan kepuasan yang selama ini dia cari.
Namun, hubungan terlarang mereka tidak luput dari konsekuensi. Amanda harus menghadapi pertentangan dari lingkungannya, termasuk keluarga dan teman-temannya. Selain itu, Alex juga memiliki ambisi dan cita-cita pribadi yang mungkin tidak selaras dengan keinginan Amanda.
Saat Amanda mulai mempertimbangkan apakah hubungan dengan Alex layak untuk diperjuangkan, dia menyadari bahwa apa yang dia butuhkan sebenarnya bukanlah pengganti dari kebosanan, tetapi sebuah pemahaman diri yang lebih dalam dan hubungan yang benar-benar memenuhi kebutuhannya sebagai individu.
Melalui perjalanan emosional yang penuh liku-liku ini, Amanda belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa ditemukan di luar, melainkan di dalam dirinya sendiri. Dia harus menemukan kedamaian dan kepuasan dalam kehidupannya yang sekarang, tanpa tergantung pada hubungan yang mungkin hanya membawa kehampaan dan ketidakpuasan.
Dengan itu, Amanda memutuskan untuk menemukan kebahagiaan dalam dirinya sendiri, mengambil kendali atas hidupnya, dan membangun hubungan yang lebih sehat dan bermakna dengan orang-orang di sekitarnya.