Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Malam ini adalah malam yang terindah untuk pasangan pengantin baru, Claudia dan Rayhan sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Mereka mengadakan pesta pernikahan di sebuah hotel berbintang, bahkan pesta mereka terbilang sangat mewah.
Kamar pengantin sudah disiapkan dengan nuansa yang begitu romantis, banyak bunga bertaburan di atas ranjang itu.
"Claudia, sebenarnya saya tidak setuju anak saya menikah dengan kamu. Sudah miskin, memalukan lagi," ujar Eva sang mertua menatap Claudia sinis.
Deg ... deg ...
Sebelum pernikahan ini terjadi, Eva mengatakan sudah merestui putranya menikah dengannya. Namun, ia tidak menyangka sikap mertuanya berubah begitu saja.
Eva memberikan sebutir obat untuk mencegah kehamilannya, ia memperbolehkan Claudia melayani putranya selayaknya seorang istri tapi tidak memperbolehkan untuk hamil.
"Ingat Claudia, jangan sampai rahim kamu mengandung benih cucuku! Aku tidak sudi mempunyai keturunan miskin," kata Eva dengan keras.
"Baik, Mah," ucap Claudia menundukkan kepalanya.
Di dalam kamar ia duduk termenung, membayangkan ucapan mertuanya tadi. Bahkan saat suaminya duduk di sampingnya Claudia tidak mengetahuinya.
"Sayang, kamu kenapa? kamu tidak bahagia dengan pernikahan kita?" tanya Rayhan sambil memeluk istrinya.
"Aku sangat bahagia sekali, Mas. Akhirnya setelah kita berpacaran tiga tahun, kita menikah juga," balas Claudia tersenyum untuk menutupi kesedihannya.
Tanpa aba-apa Rayhan langsung mengecup bibir istrinya, tangannya pun mulai melepaskan pengait gaun istrinya.
"Mas, sebentar. Aku ingin ke toilet," kata Claudia. Ia menatap cermin yang ada di toilet itu, lalu membuka genggaman tangannya. Sebutir obat dari Mamah mertua yang belum sempat ia minum, dengan terpaksa ia menelannya dan minum air kran di toilet.
Rayhan sudah tidak sabar menunggu sang istri, bahkan ia saat ini sudah melepaskan semua pakaiannya. Ia sudah menunggu Claudia di atas ranjang dengan keadaan tanpa sehelai benang, hanya menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Sayang, cepetan!" teriak Rayhan sudah tidak sabar untuk menanamkan benih di rahim kekasih halalnya.
Claudia keluar dari dalam kamar mandi, ia langsung menuju ke arah suaminya. Dia juga sudah tidak sabar, untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk suami tercinta.
Ini adalah pengalaman pertama bagi keduanya, sebenarnya masih malu untuk melakukan. Namun, mereka juga ingin segera mencoba.
"Mas, kenapa teriak gitu. Sudah tidak sabar ya," ujar Claudia membuat Rayhan tersenyum malu.
Claudia lalu mengambil baju tidurnya, ia hendak ke kamar mandi lagi untuk berganti pakaian. Namun, Rayhan melarangnya dan meminta Claudia berganti pakaian di depannya.
"Sayang, kenapa malu? kita sudah menikah lho," kata Rayhan.
"Tapi Mas, tutup mata ya," ucap Claudia.
"Sayang, nanti Mas juga bakal memegangnya tidak hanya melihat," ujar Rayhan menutup matanya dengan bantal.
Dengan cepat Claudia mengganti pakainya, lalu merebahkan badan di sebelah Rayhan. Saat hendak memakai selimut, ia terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Awww ... !" teriak Claudia. Melihat Rayhan yang sudah telanjang bulat, senjatanya sudah mengeras dan terlihat menakutkan untuk Claudia.
Rayhan langsung menutup mulut istrinya dengan telapak tangan, dan langsung memeluknya.
"Mas, aku takut," ucap Claudia.
"Kita lakukan dengan pelan, Sayang. Percayalah gak bakalan sakit," ujar Rayhan meyakinkan istrinya.
Claudia percaya dengan ucapan laki-laki yang baru menghalalkannya beberapa jam yang lalu, bahkan ia menikmati sentuhan demi sentuhan itu.
"Sayang, kamu sudah siapkan," bisik Rayhan.
"Hum .... " sahut Claudia.
Akhirnya kedua insan itu merasakan kenikmatan dunia, hingga tak terasa mereka melakukan berkali-kali sepanjang malam. Sungguh malam yang sangat indah untuk keduanya, pengalaman pertama yang tidak akan pernah terlupakan.
"Terimakasih, Sayang," ungkap Rayhan mengecup kening istrinya yang masih tertidur pulas.
Karena sudah pagi Rayhan bangkit dari ranjangnya, lalu membersihkan tubuhnya. Ada rasa tidak tega untuk membangunkan istrinya, sambil menunggu Claudia terbangun ia memainkan ponselnya.
Claudia terlihat menggeliatkan badannya, dan mulai membuka mata. "Mas, sudah bagun? kenapa tidak membangunkan ku dulu," ucapnya.
"Mas tidak tega, Sayang. Terimakasih buat semalam," ucap Rayhan mendekati istrinya lalu memberikan morning kiss.
Claudia hendak pergi ke kamar mandi, ia kesulitan karena bagian bawahnya masih sakit. Kemudian Rayhan membantu istrinya, yang terlihat kesulitan berjalan. Selesai mandi semua keluarga berkumpul di restoran hotel, Mamah Eva, Aruna, dan Papah Andi sudah menunggu.
"Maaf semua, kita terlambat," ujar Rayhan dengan senyum bahagia.
"Kita nungguin dari tadi lho, Ray," sahut Eva menatap sengit Claudia.
"Gak papa, Mah. Maklum mereka pengantin baru, ayo kita mulai makan," ajak Papah Andi.
"Aruna sudah kelaparan dari tadi, enak aja maklum. Kakak ipar harusnya yang bangunin kita, bukannya telat datang," kata Aruna dengan ketus.
Rayhan mengacak-acak rambut adiknya, ia gemas kalau melihat Aruna marah-marah.