Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mertuaku perusak hidupku

Mertuaku perusak hidupku

arabella author

5.0
Komentar
1.6K
Penayangan
19
Bab

Pernikahan yang seharusnya aku impikan menjadi hal yang paling membahagiakan, ternyata semua tidak semanis yang ada dalam impianku. Memiliki ibu mertua yang masih muda,ternyata membuat aku lupa,kalau ternyata dia sungguh sangat menarik dan itu membuat aku terbuai dengan rayuan yang selalu dia berikan. Bisakah aku mempertahankan pernikahan ku?

Bab 1 Pandangan pertama

" Aduh," barang-barang yang sudah dibeli oleh Heni dan Sofia berserakan akibat tabrakan dengan seseorang.

" Ups.. Maaf, Aku gak sengaja" ucap Bagas! Sambil menolong membereskan semua barang belanjaan Heni dan Sofia.

Heni langsung menatap ke arah Bagas,dan bertepatan dengan itu. Bagas juga sedang melihat ke arahnya.

Mereka pun saling pandang, dan tertegun sampai beberapa saat, Sofia yang melihat mamanya sedang menatap ke arah Bagas dan tidak berkedip sama sekali, Sofia juga langsung melihat juga ke arah Bagas.

Mereka sangat kagum dengan ketampanan seorang Bagas.

Bagas memang memiliki wajah yang tampan,kulit putih tinggi dan juga badan yang kekar. Heni langsung mengalihkan pandangan ke arah Sofia yang masih tidak berkedip menatap Bagas.

*

Setelah barang yang berserakan berhasil dikumpulkan Bagas langsung berdiri dan memberikan barang tersebut kepada Heni.

" Ini kak barangnya,sekali lagi maaf ya! Aku lagi buru-buru soalnya aku sudah terlambat" ujar Bagas sambil tersenyum ke arah kedua wanita itu. Kemudian Bagas kembali melanjutkan perjalanan nya karena dia sudah terlambat karena hari ini adalah hari pertama dia bekerja di salah satu perusahaan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Heni dan Sofia juga melanjutkan perjalanan nya dengan barang belanjaan yang cukup banyak. Mereka belanja mingguan setiap satu Minggu sekali. Jadi lumayan banyak barang-barang keperluan yang mereka beli setiap minggunya.

Sofia memang senang menemani mamanya untuk berbelanja keperluan rumah karena bagi Heni tidak ada lagi orang yang bisa dia andalkan untuk membantu pekerjaan nya kecuali Sofia anak semata wayangnya itu.

Tidak seperti biasanya Heni hanya pergi belanja sendirian karena Sofia kuliah di luar negri.

Belum lama ini Sofia sudah menyelesaikan kuliah nya dan dia ingin menghabiskan masa liburan nya bersama dengan Heni mamanya Yang sudah lama tidak bertemu.

Sofia memang sangat dekat dengan Heni karena sejak kecil Heni selalu memanjakannya karena dia anak satu-satunya di keluarga Heni.

Sejak kecil Sofia sangat jarang sekali bertemu dengan papanya karena papa nya itu adalah orang sangat sibuk sehingga jarang sekali berkumpul dengan keluarga.

Pertama kali heni mendengar kalau Sofia ingin sekali untuk melanjutkan sekolah ke luar negri Heni awalnya sudah tidak setuju karena dia takut dan khawatir dengan putrinya itu. Tetapi karena keinginannya sendiri akhirnya Heni memperbolehkan Sofia untuk kuliah di luar negri.

Saat ditinggal sendirian Heni begitu merasa kesepian. Karena ditinggal anak dan juga suami yang jarang di rumah.

Tetapi setelah Sofia wisuda Heni tidak akan merasa kesepian lagi karena kemanapun dia pergi Sofia selalu ikut bersamanya bahkan tidur pun mereka juga bersama.

Heni memang terlihat awet muda setiap orang yang baru melihatnya banyak yang mengira kalau mereka adik kakak. Karena wajah Heni dan Sofia sama-sama cantik.

***

Sesampai di rumah Sofia begitu lelah. Sofia langsung menghempaskan badan kecilnya itu ke atas sofa ruang tamu. Heni yang juga sangat lelah terpaksa harus kuat di depan Sofia karena hal itu sudah menjadi rutinitas bagi dirinya.

Sejak dahulu dia sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah yang dilakoni sendiri oleh nya. Entah mengapa dari dulu Heni tidak menerima tawaran suaminya untuk menggaji pembantu di rumahnya. Padahal mereka termasuk keluarga berada.

" Udah lah ma,jangan di rapikan dulu memangnya mama tidak capek?" Tanya Sovia yang melihat Heni sedang merapikan belanjaan yang lumayan banyak itu.

" Mama sudah biasa kok setiap Minggu kayak gini, jadi yahh gak kerasa capeknya" ujar Heni yang terus melakukan pekerjaan nya.

Melihat Heni yang tidak mau disuruh istirahat itu Sofia langsung bangkit dan menghampiri Heni dan membantu mamanya itu merapikan barang-barang yang begitu banyak.

Karena kasihan melihat Sofia Heni menyuruhnya untuk istirahat saja karena dia tau bagaimana yang dirasakan saat ini.

" Udah kamu gak usah bantuin mama,kamu istirahat aja, biar mama yang merapikan semuanya. Kamu pasti capek" ujar Heni melihat tubuh Sofia yang sudah mandi keringat.

" Gak apa-apa kok ma, kan tinggal dikit lagi" jawab Sofia yang terus membantu sebisanya.

Sofia memang sangat dekat dengan Heni mereka seperti kakak beradik, mereka selalu bercanda dan sering bercerita seperti layaknya kakak beradik. Apapun yang dirasakan dan yang dia pendam kepada orang lain, tetapi lain halnya dengan Heni. Mereka selalu terbuka soal apapun.

Tetapi semenjak Sofia kuliah di luar negri Heni mereda kesepian dan kini Sofia sudah selesai kuliah dan mereka belum banyak cerita tentang apa saja yang dialami selama di luar negri. Begitupun dengan Heni hal apa saja yang dialami selama Sofia tidak ada di rumah.

Setelah selesai merapikan barang belanjaan itu Sofia langsung membuka topik pembicaraan tentang pria yang tadi menabraknya di pasar sehingga membuat barang bawaan nya berserakan.

" Ma, mama ingat gak orang yang tadi menabrak kita di pasar?" Tanya Sofia.

" Iya ingat, memangnya kenapa?" Tanya Heni.

" Tadi mama perhatiin gak? Orangnya ganteng banget ma" ujar Sofia sambil tersenyum.

" Gak tuh, mama gak perhatiin memangnya kamu suka? Tanya Heni.

" Ihh mama apaan sih, kenal juga nggak kok langsung suka aja" jawab Sofia jutek .

" Siapa tau, kamu langsung cinta pandang pertama" ledek Heni sambil mengernyitkan kening nya.

***

Bagas yang masih belum lupa dengan wajah kedua wanita yang dia tabrak tadi pagi masih terbayang bayang di ingatannya.

Sampai-sampai Bagas ditegur oleh atasan nya karena banyak melamun saat bekerja, padahal ini hari pertama dia bekerja. Entah mengapa wajah wanita itu selalu terbayang di ingatan nya sehingga sulit untuk dilupakan. Bagas berharap bisa bertemu lagi dengan wanita yang ditabraknya di jalan itu.

Baru satu hari bekerja Bagas sudah di tegur berulang kali oleh atasan nya entah mengapa Bagas tidak fokus dalam bekerja, mungkin karena dia baru pertama kali terjun ke dunia kerja karena Bagas belum ada pengalaman kerja sebelumnya dan ini adalah pertama kali dalam hidupnya setelah dia tamat kuliah.

Bagas memang berasal dari keluarga sederhana yang dia kuliah hanya melalui jalur beasiswa karena prestasi yang dia dapat.

Semenjak kecil Bagas memang anak yang pintar dan berbakat, Bagas selalu juara umum di sekolahnya dan juga di waktu kuliah dia juga lulusan terbaik di perguruan tinggi tempat dia menyelesaikan gelar sarjana.

Orang tua nya hanya petani biasa yang bekerja di sawah dan berkebun. Di dalam keluarga nya hanya Bagas seorang yang mengenyam bangku pendidikan berbeda dengan kakak nya yang tidak tamat SD dan harus bekerja membantu orang tuanya berkebun dan kesawah. Andre dan Bagas memang terlihat berbeda dan Andre terlihat sangat lusuh karena sejak kecil dia sudah kerja keras membantu kedua orang tuanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh arabella author

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku