/0/22438/coverbig.jpg?v=20250317180544&imageMogr2/format/webp)
Dian telah bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga Firdaus sejak usia 15 tahun. Sekarang, di usianya yang menginjak 18 tahun, ia merasa kehidupannya mulai stabil. Namun, semua itu berubah ketika putra pertama keluarga Firdaus, Tuan Niko, kembali untuk mengambil alih perusahaan keluarga. Alih-alih menyambut kedatangannya dengan sukacita, hidup Dian justru berubah menjadi neraka. Bagaimana mungkin Tuan Niko, yang sudah menikahi wanita pilihannya, malah terang-terangan mengejar Dian? Di saat dirinya berusaha menjaga jarak, Tuan Niko justru semakin menggila. Dia bahkan memutuskan untuk tinggal bersama di rumah tersebut, menjadikan Dian sebagai obyek obsesi yang semakin tak terkendali. Tuan Niko menginginkan Dian sebagai kekasih tersembunyi, tanpa peduli dengan statusnya yang sudah menikah. Dian mencoba melawan, namun upayanya hanya sia-sia. Bagaimana Dian bisa keluar dari cengkeraman Niko yang semakin mengekang?
Dian berdiri di sudut dapur, mengamati jarum jam yang bergerak perlahan. Pagi itu, seperti biasa, dia sudah memulai tugas-tugas rutinnya sejak fajar menyingsing. Dapur keluarga Firdaus selalu dipenuhi dengan suara-suara riuh, mulai dari percakapan ringan hingga perintah-perintah yang diberikan oleh sang majikan. Dia sudah terbiasa dengan semuanya-berada di balik bayang-bayang keluarga kaya raya yang tak pernah benar-benar memperhatikannya.
Selama tiga tahun, dia telah melayani keluarga Firdaus dengan sepenuh hati. Dulu, ketika pertama kali datang, semua terasa seperti mimpi buruk yang tak terbayangkan. Namun seiring berjalannya waktu, Dian mulai merasa nyaman dalam keterbatasannya. Pekerjaan di rumah itu tidak terlalu berat, dan meskipun ia hanya seorang asisten rumah tangga, ia merasa dihargai. Semua berjalan lancar, tanpa drama. Sampai hari itu datang.
Tuan Niko, anak pertama keluarga Firdaus yang sudah lama bekerja di luar negeri, kembali ke rumah. Kehadirannya tidak hanya membawa perubahan bagi seluruh keluarga, tetapi juga bagi Dian.
"Dian!" Suara keras milik Izabella, istri Tuan Niko, terdengar dari ruang tamu. "Bawa kopi ini ke ruang tamu, cepat!"
Dian mengangguk, lalu dengan cepat menyusuri lorong besar rumah yang megah itu. Ruang tamu rumah Firdaus selalu tampak mewah, dengan furnitur mahal yang membuatnya merasa tak layak berada di sana. Ketika masuk ke ruangan itu, matanya bertemu dengan sepasang mata tajam milik Tuan Niko, yang baru saja duduk di kursi sofa mewah.
Dian mengalihkan pandangannya, takut jika Niko menangkap ketegangan di matanya. Tuan Niko duduk dengan posisi yang sangat santai, seperti sudah menjadi bagian dari rumah itu. Wajahnya yang tampan dan postur tubuhnya yang tegap membuatnya terlihat seperti seorang penguasa. Tidak ada yang bisa menandingi pesonanya, bahkan Izabella, yang saat itu duduk di sampingnya dengan wajah yang agak cemberut, tampak sedikit terlindung oleh aura Niko.
"Terima kasih, Dian," kata Niko sambil menerima kopi yang dibawakan Dian, suaranya dalam dan tenang. Namun, ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Dian merasa tidak nyaman. Mata itu terlalu tajam, terlalu penuh dengan makna yang tidak bisa ia pahami.
Dian membungkuk sedikit, berusaha menghindari pandangan Niko yang terasa mengganggu. "Tidak masalah, Tuan," jawabnya dengan suara pelan, berusaha untuk menjaga jarak dan tidak menunjukkan rasa canggung.
Namun, di sinilah masalahnya mulai muncul-di balik senyum ramah Niko yang menawan, ada ketertarikan yang jelas-jelas lebih dari sekadar rasa hormat kepada seorang asisten rumah tangga.
Setiap kali Niko berbicara, ada perasaan yang sulit untuk Dian jelaskan-sebuah ketegangan yang terbangun di antara mereka. Ketegangan yang semakin hari semakin menggelisahkan hati Dian.
Saat makan malam, Niko duduk berhadap-hadapan dengan Dian. Keluarga Firdaus tampak biasa saja, tetapi Dian bisa merasakan matanya yang tak pernah lepas dari dirinya. Setiap kali mereka berbicara, pandangannya teralihkan, seolah-olah Niko sedang mencari-cari sesuatu yang tersembunyi dalam dirinya. Dian merasa terjebak. Tidak hanya dalam rutinitas yang tak pernah berubah, tetapi kini juga dalam perhatian yang berlebihan dari seorang pria yang sudah memiliki istri.
Izabella, yang duduk di samping Niko, sesekali menatap Dian dengan pandangan tajam, seolah-olah ia sudah mencium ketegangan yang mulai tumbuh antara suaminya dan asisten rumah tangganya. Namun, Dian tidak tahu bagaimana cara menghindar atau bahkan menjelaskan perasaannya. Ia merasa seolah-olah rumah ini bukan lagi tempat yang aman baginya.
Niko tidak hanya kembali untuk mengambil alih perusahaan keluarga Firdaus, dia juga kembali untuk mengguncang hidup Dian. Hari-hari yang sebelumnya berjalan dengan tenang kini dipenuhi dengan kecanggungan dan ketegangan yang tak bisa Dian elakkan.
Dian tahu bahwa hidupnya akan segera berubah. Hanya saja, dia tidak tahu apakah perubahan itu akan membawa kebahagiaan atau justru mengubah dirinya menjadi sesuatu yang lebih buruk dari sebelumnya. Bagaimana mungkin seseorang yang sudah menikah bisa bersikap seperti ini? Apa yang sebenarnya diinginkan Niko darinya?
Satu hal yang pasti-Dian harus segera menemukan cara untuk menghindari Niko, sebelum semuanya menjadi lebih buruk.
Bab 1 Awal yang Buruk
01/02/2025
Bab 2 Niko yang seolah tak mengenal batas
01/02/2025
Bab 3 Setiap kali Dian menghadap Niko
01/02/2025
Bab 4 benturan antara apa yang ia inginkan
01/02/2025
Bab 5 menciptakan bayangan panjang
01/02/2025
Bab 6 Dian tak tahu lagi bagaimana waktu berlalu
01/02/2025
Bab 7 setiap insting dalam dirinya berteriak
01/02/2025
Bab 8 membuatmu semakin terjebak
01/02/2025
Bab 9 Dian berdiri di sana
01/02/2025
Bab 10 seperti ia telah kehilangan
01/02/2025
Bab 11 tak ada rasa segar yang datang dari udara
01/02/2025
Bab 12 kembali dipaksa untuk menghadapinya
01/02/2025
Bab 13 Suasana di dalam rumah
01/02/2025
Bab 14 Dian merasa seolah ia berada di persimpangan jalan
01/02/2025
Bab 15 Taktik Licik
01/02/2025
Bab 16 Dian tidak segera menjawab
01/02/2025
Bab 17 Jangan sampai Niko menangkapmu
01/02/2025
Bab 18 Dian berusaha menenangkan
01/02/2025
Bab 19 terus dipantau
01/02/2025
Bab 20 mencerna kata-kata Niko
01/02/2025
Bab 21 setelah Niko meninggalkan kamarnya
01/02/2025
Bab 22 semakin jauh dari rumah besar itu
01/02/2025
Bab 23 Dian naik kereta dengan hati yang berdebar kencang
01/02/2025
Bab 24 Kereta akhirnya berhenti di stasiun
01/02/2025
Bab 25 namun hatinya tetap teguh
01/02/2025
Bab 26 Ada sesuatu dalam cara pria itu
01/02/2025
Bab 27 gerbang besi tinggi
01/02/2025
Bab 28 tak pernah ia tunjukkan sebelumnya
01/02/2025
Bab 29 Ucapan Niko masih menggema di telinganya
01/02/2025
Bab 30 Garis yang Berbahaya
01/02/2025
Bab 31 koper itu kosong
01/02/2025
Bab 32 bermain cerdas
01/02/2025
Bab 33 kemarahan yang tak tertahankan
01/02/2025
Buku lain oleh Wahyu Purnomo Aji
Selebihnya