Asisten Terkekang Oleh Majikan
egangan di hatinya. Setiap pertemuan dengan Niko kini seperti sebuah benturan antara apa yang ia inginkan
diran Niko sebelum ia bahkan melihatnya. Suara langkah kaki yang terlalu r
ia inginkan. Ia menoleh, wajahnya merah, berusaha
Dian dengan intens, membuat jantungnya berdegup lebih cepat. "Aku ingin kamu tah
Namun, setiap kali ia bergerak, ia merasakan tatapan Niko yang seakan menembus dirinya. Tanpa
ai. "Kamu tidak perlu terus menghindariku, Dian. Aku tahu kamu me
. "Tuan Niko, saya tidak ingin menjadi bagian dari ini. Anda sudah memiliki kehidupan Anda send
ya. "Kenapa kamu tetap tinggal di tempat ini, jika kamu tidak ingin menjadi bagian
sih ada di sini? Karena hidupnya terasa aman? Karena ia merasa seperti tak ada pilihan lain? Atau kar
imu lebih dari ini. Tidak ada yang akan menghalangi kita. Tidak ada yang bisa melihat kita. Han
aan terjebak antara keinginan dan kebenaran yang menyakitkan, membuatnya semakin bingung. Apa
kah yang tak bisa dihindari. "Kamu ingin merasakan kebebasan, bukan? Maka terimal
ng satu sama lain. Ia ingin berteriak, ingin lari, tetapi jiwan
epastian, tangan terjulur, menyentuh wajah Dian dengan lembut, namun penuh ancaman
dah lama ia pendam, kini muncul begitu saja, tak bisa lagi ia tahan. Ia menatap Niko deng
isa ia berada di tengah-tengah dua dunia yang begitu berbed
tu yang meledak di dalam dadanya. Sebuah perasaan yang sangat ku
kali tidak bisa ia hindari. Ia tahu, di titik ini, hidupnya sudah tidak bisa kembali seperti sem
bagian dari kegelapan yan
sudah terjebak, dan tak ada ya