/0/30351/coverorgin.jpg?v=1a70ca6c85bd2d369dece791687b8226&imageMogr2/format/webp)
Hanya terdengar suara detakan jam di tengah malam yang begitu sunyi. Jarum jam masih menunjukkan angka satu dini hari, di mana sebagian besar orang-orang sedang lelap-lelapnya di dalam dunia mimpi.
Hal itu tak terkecuali dengan salah satu pemilik kamar di sebuah kediaman. Ia tampak masih tertidur lelap dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya, melindungi pori-pori kulitnya dari udara malam yang semakin dingin walau jendela kamar dan juga pintu balkon sudah ditutup rapat.
Kedua matanya perlahan mengerjap pelan saat merasa ada sesuatu yang membuat tempat tidurnya bergerak. Sebelum ia benar-benar membuka mata, sebuah tangan terasa melingkari perutnya.
Key seketika membuka matanya lebar saat ia mendapati seorang pria yang entah sejak kapan sudah tertidur bersamanya di sana. Dadanya terasa bergemuruh, bersamaan dengan hembusan napas yang menerpa permukaan wajahnya dengan lembut.
"Ra-Rav .... " Gadis itu mendadak gugup, sementara pria di depannya malah semakin mengeratkan tangannya di pinggang milik Key, menarik tubuh gadis itu agar semakin menempel dengannya. Tak peduli bagaimana reaksi Key saat ini yang mati-matian menahan napasnya karena terlalu gugup. Ravano selalu bergerak tiba-tiba, seperti biasanya.
"Tidur, Key," lirih Ravano dengan suara yang serak. Bahkan kedua matanya tak terbuka sama sekali, tapi pria itu seolah menyadari kalau dirinya memang sedang ditatap oleh seseorang.
"Sejak kapan lo di sini, Rav? Kalo sampe ketahuan mama sama papa." Key merengek, setengah berbisik seraya berusaha melepaskan diri dari kungkungan Ravano tapi yang selanjutnya terjadi semakin membuatnya kehilangan akal sehat.
Ravano secara tiba-tiba membuka kedua matanya dan pria itu semakin mendekatkan wajahnya pada Key. "Gue bilang tidur, Key," tegasnya dengan kedua mata yang menatap dalam ke arah mata milik gadis di depannya.
"Tapi, lo—"
Ravano tak membiarkan Key melanjutkan kalimatnya dan pria itu mengecup pelan bibir yang terus menyita perhatiannya.
"Mama sama papa kan lagi tidur. Jadi, semuanya aman. Irina juga lagi tidur kok." Ravano menunjukkan seulas senyuman tipis dan semakin mendekap Key erat, tanpa tahu kalau gadis itu sedang berusaha mengatur degup jantungnya yang semakin menjadi-jadi.
"Dingin, Key." Setelah menaikkan selimut, Ravano berangsur bergerak ke ceruk leher Key dan membiarkan wajahnya di sana seraya menikmati bau feromon khas milik gadis itu.
Key menelan ludahnya berkali-kali. Walau sudah sering begini, tapi sikap Ravano tetap saja selalu membuatnya sukses tak bisa berpikir dengan jernih. Pada akhirnya, Key menyerah dan ia memilih balas mendekap Ravano.
Berkali-kali ia berpikir kalau semua yang mereka berdua lakukan itu adalah salah, tapi ia juga tak bisa mengalah begitu saja hingga kembali jatuh ke dalam perangkap yang sama, apalagi Ravano yang berkata padanya secara terang-terangan kalau ia tak akan menyerah apapun yang terjadi dan tak peduli keadaannya seperti apa.
Di siang hari, mereka bersikap biasa layaknya saudara terutama saat di sekolah dan juga di rumah tepatnya ketika orang tua mereka ada. Namun akan berbeda jika semua orang sudah tertidur, berpetualang di dalam mimpi.
*
Seorang gadis menengadahkan kepalanya menatap tulisan besar yang terpampang jelas di depan kedua matanya. Mengabaikan rambutnya yang mulai basah karena jutaan rintik hujan.
SMA PELITA
"Mau sampe kapan lo natap tulisan di gerbang?" Seseorang berujar.
Sesuatu menghalangi pandangan gadis itu. Dia menoleh.
"Lo murid baru?" Seorang siswa laki-laki yang tubuhnya lebih tinggi darinya itu berucap lagi. Dengan kedua tangannya yang masih memegang sesuatu, menutupi kepala gadis itu dari hujan, mengabaikan dirinya sendiri.
"Kenapa lo natap gue begitu? Ini bukan pertemuan pertama lo sama gue, 'kan?" Lelaki itu berujar kembali dengan salah satu
Gadis itu masih terdiam menatapnya.
Namanya Leandre Keanna Eirene. Sering dipanggil Key oleh teman-temannya.
/0/6079/coverorgin.jpg?v=00a1f6c0c468fd46d51c37e5460a9c74&imageMogr2/format/webp)
/0/21526/coverorgin.jpg?v=909ff4acedc1052686c7baa41fc7d76b&imageMogr2/format/webp)
/0/13462/coverorgin.jpg?v=0c616a1344722e20590590b6ebde98df&imageMogr2/format/webp)
/0/27012/coverorgin.jpg?v=9f2a2d98d2622241d650f65922e1e2aa&imageMogr2/format/webp)
/0/12582/coverorgin.jpg?v=e2c8b63100f6ad00f1948e208eb42dea&imageMogr2/format/webp)
/0/12929/coverorgin.jpg?v=8fc930e08fa8208b7abe919f831ece4a&imageMogr2/format/webp)
/0/19904/coverorgin.jpg?v=71b4823e6464f0a53b75e59966fb04bc&imageMogr2/format/webp)
/0/16616/coverorgin.jpg?v=53a146eba0114a71857447c93a130608&imageMogr2/format/webp)
/0/4769/coverorgin.jpg?v=9fccc50e758603cff30640f79b5a6911&imageMogr2/format/webp)
/0/17676/coverorgin.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c&imageMogr2/format/webp)
/0/18176/coverorgin.jpg?v=67041a54d93c0750526aba15bed2656d&imageMogr2/format/webp)
/0/6822/coverorgin.jpg?v=545b0051c1d38b83b80a962229807050&imageMogr2/format/webp)
/0/16922/coverorgin.jpg?v=898ded81e9ef68399a8ca6b2245fad0c&imageMogr2/format/webp)
/0/28796/coverorgin.jpg?v=d9cb979c3729e32d51506eb1a5a6ab82&imageMogr2/format/webp)
/0/29133/coverorgin.jpg?v=0869251bed929d24213432294bd85f08&imageMogr2/format/webp)
/0/22438/coverorgin.jpg?v=b720023cdad6b864ab6eade86bda3767&imageMogr2/format/webp)
/0/28635/coverorgin.jpg?v=30f8fa40a5e2ba29ac46d1345b7be8cd&imageMogr2/format/webp)
/0/21577/coverorgin.jpg?v=da321b9ac11899017356ceffa91ee88a&imageMogr2/format/webp)