Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Anak Yang Terbuang

Anak Yang Terbuang

EBS

5.0
Komentar
2.4K
Penayangan
23
Bab

21 + Bijaklah dalam memilih bacaan Mengisahkan Sorang yang tak mengenal kedua orang tuanya, dimana Farhan hanya di asuh oleh Neneknya. Ibunya sudah meninggal sementara Ayahnya sendiri tak tau keberadaannya entah di mana. Farhan pun harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri sejak Neneknya Meninggal, dan dengan terpaksa harus pergi merantau. Dia berharap suatu saat dia akan bisa bertemu dengan Ayahnya. Hal ini pun jadi kenyataan Saat Farhan merantau ke Kota Jakarta dan menjadi Sopir buat Seorang Wanita Cantik yang ternyata adalah Ibu tirinya, Istri dari Ayahnya Sendiri, Tapi sesuatu telah terjadi diantara Farhan dan Sang Ibu Tiri, yang saat itu mereka sama sekali tak saling tau. Sebab kelak akan terlahir seorang Bayi dari sana.

Bab 1 Terimakasih Nek

Perkenalkan nama ku Farhan, sekarang usia ku sendiri sudah Tiga belas Tahun, tepat seminggu yang lalu Nenek ku meninggal, dialah yang mengasuh ku, dialah sosok nyata sebagai Ibu dan Ayah untuk ku, sebab Aku tidak mengenal ke dua orang tua ku. Menurut cerita alm Nenek ku sebelum dia meninggal, Ibu ku yang melahirkan ku meninggal saat usia ku delapan bulan, dan Ayah ku sendiri meninggalkan ku pergi entah kemana saat Aku di usia satu setengah tahun.

Entahlah! Apa kah Ayah ku masih hidup atau sudah meninggal, Aku juga tidak tau. Yang ku tau Sekarang ini Aku hanya seorang diri, setelah Nenek ku Meninggal satu minggu yang lalu. Hem....

Kadang Aku berpikir, kenapa Aku harus terlahir di dunia ini! Melihat orang lain yang seumuran dengan ku masih mempunyai Ibu dan Ayah, mempunyai saudara dan juga kerabat, dan bisa sekolah dan dapat kasih sayang, sementara Aku? Bagai Anak Ayam yang kehilangan Induk-nya. Aku memang sama sekali tak mengenal kerabat ku baik dari Ibu apalagi dari Ayah ku.

Sejak kecil Aku sudah harus membantu Nenek ku untuk menghasilkan uang, untuk memenuhi kebutuhan hidup kami sehari hari. Aku juga sekolah hanya Sampai lulus SD, Karna memang keadaan kami yang miskin, kemampuan Nenek yang tak sanggup lagi menyekolahkan ku karna Nenek ku Waktu itu sudah sakit sakitan. Sekarang ini Aku harus bertanggung jawab akan diri ku sendiri, aku harus bisa mencari penghidupan ku. Hari ini di pusaran Makam alm Nenek dan alm Ibu ku, ku bulatkan tekad ku untuk melangkahkan kaki sejauh mungkin Merantau ke Kota besar, meninggalkan Tempat dimana Aku di lahirkan, dimana Aku di besarkan.

Terimakasih Nek Sudah menjaga ku, sudah merawat ku sejak bayi, sudah membesarkan ku, Aku tidak akan pernah Lupa Nek akan kebaikan mu, Aku berjanji Nek, suatu saat nanti Akan ku buat pertanda untuk Makam mu. Ya Allah, lindungi lah hamba mu ini, kemanapun kaki ku melangkah, lindungi lah hamba mu ini dari orang orang jahat, mudahkan lah hamba mu ini agar bisa dapat kerjaan, Amin.

Berbekal tas ku yang sudah buruk ini, yang sudah banyak tambalan jahitannya yang berisi baju baju ku, dan Photo indah, Photo diri Ku waktu masih bayi bersama Ibu dan Ayah, ku tinggalkan tanah kelahiran ku. Aku akan mengadu nasib di Kota, Aku akan memulai lembaran baru, Aku hanya berserah kepada Tuhan saja. Jika Tuhan berkehendak, mungkin suatu saat nanti! Aku akan mengetahui akan keberadaan Ayah ku, apa masih hidup atau sudah meninggal.

Aku pun melangkah kan kaki ku, meninggalkan Makam Nenek dan Ibu ku, Aku menyusuri jalanan dengan berjalan kaki, Aku tidak peduli akan panggilan orang orang terhadap ku karna tekad ku sudah bulat! Kemudian Terlihat oleh mata ku sebuah Mobil Truk, Aku lalu memberanikan diri untuk menghentikannya, untuk ikut menumpang.

"Om, boleh ikut menumpang ke kota?

"Oh..boleh boleh Dek, ayo naik, Adek mau ke mana?

"Mau merantau Om"

"Hahaha.... Adek ini bisa aja bercandanya, masa merantau? Kena marah Ibu mu atau Ayah mu kali! Makanya mau minggat!

"engga Om, Ibu ku dah meninggal, Ayah ku juga aku gak tau kemana, Aku benar benar mau merantau kok Om"

"Trus tujuan mu kemana?

"Kemana saja Om, kemana Kaki ku melangkah nanti"

"Oh iya, nama mu siapa dek?

"Farhan Om"

"Dek Farhan, ini ada uang 50 ribu, gunakanlah sebaik mungkin nanti, cuman ini yang bisa Om kasih, baik baiklah nanti dimana pun tujuan mu"

"Makasih Om"

Kulihat ketulusan hati dari Om Supir truk itu, saat Aku mengatakan kalau Ibu ku sudah meninggal dan Ayah ku tidak tau di mana, ku perhatikan air matanya jadi menetes mendengar cerita ku. Makasih Om, Aku akan ingat kebaikan mu. Ku lanjutkan perjalanan ku kembali, dengan menumpang Truk yang lain, yang akan ke kota besar.

Di perjalanan menuju ke Kota, Aku merenung akan semua yang pernah di ceritakan oleh Nenek Ku akan kisah Hidup ku, Kisah Ibu yang melahirkan Ku. Waktu itu di malam hari, Aku dan Nenek sedang membuat adonan Kue untuk bekal jualan Ku dan Nenek besok hari, saat itu Aku bertanya tentang sosok alm Ibu ku yang tak ku kenal sama sekali kepada Nenek.

"Nek, Ibu ku itu kayak gimana sih Nek, ceritain dong. Aku pun seolah memohon sama Nenek ku saat itu agar Nenek menceritakannya"

"Ibu mu itu sangat baik Farhan, dulu waktu mudanya Cantik kayak Nenek, hehehe....

"Ih...Nenek, kok malah bercanda sih, Farhan kan serius Nek"

"Hemm.... Nenek pun mulai Cerita"

"Dulu, alm Ibu mu sangat baik Farhan, dia itu sangat peduli sama Nenek mu ini. jadi dulu, sebelum Ibu mu menikah, dia pernah merantau ke Kota, trus kerja di pabrik, Ibu mu selalu ngirim uang buat Nenek. Setiap Lebaran, Ibu mu akan selalu pulang bawa Roti yang banyak, trus beliin baju lebaran buat Nenek mu ini"

"Trus Nek?

"Jadi, Ibu mu waktu itu ternyata sudah punya pacar di kota, Nenek gak dikasih tau loh! Tapi lama kelamaan akhirnya Nenek tau"

"Kok bisa tau Nek? Emang di kasih tau Ibu?

"Engga' kan waktu itu Nenek ikut ke Kota diajak Ibu mu, dan tinggal di sana seminggu di kosan Ibu mu, jadi pernah suatu saat Nenek lihat ada Laki Laki yang ngantar Ibu mu pulang kerja, trus Ibu mu itu cium tangannya Laki itu, dari situlah Nenek tau. Pas Ibu mu masuk ke dalam kosan, Nenek Nanya, Laki laki itu siapa? Eh... Ibu mu malah malu dan senyum senyum, trus Nenek langsung bilang ke Ibu mu, itu pacar mu? Kenapa engga kenalin ke Ibu? Akhirnyakan Cu, besoknya Ibu kamu ngenalinya ke Nenek, Namanya lelaki itu Ramdan, dan itulah nama Ayah mu"

"Ah... Nenek, Aku kan pengen dengar soal Ibu aja, gak usah ceritain orang yang gak jelas! Toh juga Farhan gak kenal sama sekali"

"Yee.... Kan kamu itu ada gara ada Ayah mu Cu! Masih mau dengar engga?

"Ya mau Nek"

"Jadi mereka akhirnya menikah, trus tinggal di kota, tapi ga berselang lama, Ibu mu di PHK dari kerja pabriknya, tau ga di PHK Cu?

"Engga Nek, apa sih di PHK? Oh iya Nek, memang Farhan gak ada Nenek atau Kakek dari Ayah ya?

" Ada Cu, tapi Nenek sendiri gak tau keberadaan mereka di mana, dan belum pernah bertemu dengan keluarga dari Ayah mu. Karna dulu yang Nenek tau dari alm Ibu mu kalau orang tua dari Ayah mu itu gak setuju dengan Ibu mu jadi menantunya, dan waktu mereka Nikah kan di kampung ini, jadi keluarga dari Ayah mu gak ada juga yang datang waktu itu, gitu Cu. Oh iya di PHK itu di berhentiin dari kerjaannya, jadi gak boleh kerja lagi"

"Oh.... Gitu ya Nek, ya udah gak usah ceritain lagi deh keluarga dari Ayah, gak penting juga! trus Nek setelah Ibu di PHK gimana?

"Ya karna Ibu Mu di PHK, akhirnya dia pulang ke kampung, sementara Ayah mu masih tetap kerja di kota, Waktu Ibu mu pulang dia sudah hamil, sudah ada Kamu Cu di perutnya, trus akhirnya Ibu kamu kerja jadi buruh tani deh di sini, Ayah mu pulang ke kampung itu cuman satu kali dalam dua bulan, lalu gak berapa bulan Ibu mu di kampung, kamu pun Lahir"

"Ayah berarti engga lihat Aku lahir dong Nek?

"Ya engga lah, kan Ayah mu saat itu kerja di Kota, besoknya baru Ayah mu lihat kamu! Dia ijin pulang sama bos nya biar bisa lihat kamu"

"Trus Nek?

"Pas kamu Lahir, Ibu mu langsung kasih nama mu Farhan, ehh... Saat Umur mu masih delapan bulan, dan kamu masih harusnya dapat ASI, Ibu mu sakit dan ternyata Ibu mu itu ada penyakit Kanker, dan itu sudah lama tapi tak pernah di kasih tau ke Nenek atau Ayah mu, gak lama Ibu mu malah meningal pas di rawat cuman dua hari di rumah sakit. Ayah mu pun akhirnya pulang dari kota karna ingin melihat istrinya untuk yang terakhir kali sebelum di makam kan"

"Trus Aku Nek gimana?

"Gimana apanya Cu?

"Kan tadi Nenek bilang harusnya Aku masih dapat ASI"

"Oh iya Cu, kan Ayah mu masih kerja waktu itu, jadi dia masih beliin kamu susu, dia masih ngirimin uang buat keperluan mu, tapi akhirnya Ayah mu juga di PHK, akhirnya pulang deh ke kampung ini"

"Ayah lalu kerja apa?

"Ya sama seperti ibu mu dulu, jadi buruh tani di sini, trus karna uang Ayah mu engga ada, dan uang nenek juga engga ada, akhirnya kamu keseringan Nenek kasih air tajin deh, eh... Kamunya malah nangis mulu kalau malam! Sampai sampai akhirnya nenek kasih susu nenek buat kamu, hehehe...

"Ih... Nenek, emang ada waktu itu ASI nenek?

"Engga ada, tapi yang penting kamunya jadi diam, engga rewel lagi"

"Hahahaha.... (Aku pun ketawa mendengar Nenek ku cerita akan itu)

"Kemudian gimana Nek?

"Saat umur mu satu setengah tahun, Ayah mu akhirnya pergi merantau lagi, trus Nenek di kirimi uang buat beli susu buat mu, buat keperluan kita. Ayah mu juga satu kali dalam dua bulan selalu pulang, tapi setelah satu tahun merantau, Ayah mu engga pernah ngirim uang lagi, engga ada kabarnya lagi dan engga pernah pulang lagi sampai sekarang ini Cu"

"Hem! Dia dah mati kali Nek"

"Hus....! engga boleh ngomong gitu Cu! Dosa"

"Habis, Aku malah di tinggalin, Aku juga engga kenal kok"

"Iya, tapi engga boleh ngomong gitu sama Ayah mu, bagaimana pun dia tetap Ayah mu Cu"

"Iya deh! Trus kelanjutannya gimana Nek? Oh iya Nek, Farhan mirip gak dengan Ayah?

" Kalau tinggi badan sih iya, sama rambut juga , tapi kalau wajah mu lebih banyak mirip ke Ibu mu, apalagi dengan alm Kakek mu Cu, Ganteng seperti alm Kakek mu. Jadi Nenek sendirilah yang merawat kamu, Nenek jualan kue keliling sambil menggendong kamu Cu, biar kita bisa beli beras, biar bisa buat keperluan kita sehari hari, Untung kamu gak begitu rewel saat itu kalau Nenek gendong kamu sambil keliling kampung ke kampung jualan Kue"

"Oh syukurlah kalau mirip ke Ibu dan Kakek, eh... emang Nenek engga Capek waktu itu jualan kue sambil gendong Aku Nek?

"Ya capek lah Cu, tapi mau gimana? Kalau kita engga keliling kampung, gak laku kue jualan nenek mu ini, gak bisa kita beli beras"

Mendengar itu, Aku pun langsung memeluk Nenek Ku, dan ku lihat air mata nenek menetes di pipinya, Aku kemudian menghapus air matanya dengan jari ku. Kemudian ku katakan Maksih ya Nek, dah merawat Farhan sampai sebesar sekarang. Ucap ku kepada Nenek, dan dia juga langsung memeluk ku, dan mencium kening ku. Itu lah cerita Nenek tentang ku dan kedua orang tua ku yang sama sekali tak pernah ku rasakan kasih sayang dari mereka sebagai orang tua ku.

Aku pun sekarang tentu sudah bisa mengingat semua kebaikan Nenek kepada ku, sebab Aku sudah besar, sudah masuk SD. Keseharian Nenek, akan berjualan kue keliling dari kampung ke kampung dengan berjalan kaki, dan malamnya Aku selalu membantu nenek membuatkan adonan Kue, dari hasil jualan Kue ini lah Aku dapat di sekolahkan Nenek sampai lulus SD, Semua kebutuhan ku diberikan oleh Nenek ku yang sangat baik ini, seingat ku dulu, waktu Aku sudah kelas empat, Aku juga membantu Nenek jualan, membawa Kue bikinan Nenek ke sekolah untuk ku jual.

Tapi itu hanya sebentar saja, sebab ada guru ku yang melarang ku jualan di sekolah, pernah juga ada teman kelas ku yang sengaja menjatuh kan kue jualan ku! akhirnya Aku hanya bisa membantu Nenek jualan kalau libur sekolah saja, menemaninya berkeliling dari kampung ke kampung.

Pernah juga seingat ku, Nenek pulang jualan Kue sudah larut malam, sekitar jam sepuluh malam dan Kondisi bajunya semuanya basah kehujanan, dan yang paling membuat ku sedih, waktu itu Nenek terpincang pincang jalannya, Nenek waktu itu bilang terpleset di jalan pas mau pulang ke rumah sehabis berjualan kue.

Tak terasa air mata ku membasahi wajah ku, sekarang itu semua hanya kenangan akan kebaikan alm Nenek ku, perjuangan Nenek untuk ku Cucu nya ini.

Tiba tiba supir truk mengagetkan ku dari Lamunan ku

"Dek, Mau turun di mana?

"Ga tau pak, ini sudah dimana Pak?

"Sekarang kita sudah di kota Pekan Baru"

"Oh... Aku turun disini aja Pak, sudah sampai kota ya?

"Emang Adek mau kemana sih?

"Kemana aja Pak, mau nyari kerjaan di Kota ini"

"Ini kan sudah malam, mending kamu tidur di sini di Pull ini, besok pagi baru pergi"

"Emang boleh Pak?

"Ya boleh lah, dari pada kamu ga jelas kemana! apalagi ini sudah jam 11 malam, udah sepi, eh kamu lapar ga?

"Iya pak"

"ya udah Bapak pesan Indomie rebus ya"

"Iya Pak makasih Pak"

Aku pun memakan Indomie rebus yang di belikan si Bapak Supir itu, perut ku pun terasa nyaman jadinya, tidak berbunyi lagi, tidak keroncongan lagi! Aku kemudian pergi tidur di Musholah yang ada di pull dari mobil truk itu, paginya harinya Aku kemudian pamit ke Si Bapak Sopir, dia lalu menasihati Aku agar hati hati dan mendoakan ku agar cepat dapat pekerjaan di sini, lalu aku di kasih uang 50 ribu, seperti tadi Bapak sopir truk yang pertama ku tumpangi.

"Terimakasih Pak"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh EBS

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku