Anak Yang Terbuang
lah sosok nyata sebagai Ibu dan Ayah untuk ku, sebab Aku tidak mengenal ke dua orang tua ku. Menurut cerita alm Nenek ku sebelum dia meninggal, Ibu ku
u juga tidak tau. Yang ku tau Sekarang ini Aku hanya seorang d
ai Ibu dan Ayah, mempunyai saudara dan juga kerabat, dan bisa sekolah dan dapat kasih sayang, sementara Aku? Bagai An
mampuan Nenek yang tak sanggup lagi menyekolahkan ku karna Nenek ku Waktu itu sudah sakit sakitan. Sekarang ini Aku harus bertanggung jawab akan diri ku sendiri, aku harus bisa mencari penghidupan ku.
ikan mu, Aku berjanji Nek, suatu saat nanti Akan ku buat pertanda untuk Makam mu. Ya Allah, lindungi lah hamba mu ini, kemanap
ayi bersama Ibu dan Ayah, ku tinggalkan tanah kelahiran ku. Aku akan mengadu nasib di Kota, Aku akan memulai lembaran baru, Aku hanya berserah kep
kaki, Aku tidak peduli akan panggilan orang orang terhadap ku karna tekad ku sudah bulat! Kemudian Terli
ikut menump
Dek, ayo naik,
meran
nya, masa merantau? Kena marah Ibu mu
yah ku juga aku gak tau kemana, Ak
ujuan m
kemana Kaki ku
nama mu s
rha
sebaik mungkin nanti, cuman ini yang bisa Om k
asih
u tidak tau di mana, ku perhatikan air matanya jadi menetes mendengar cerita ku. Makasih Om, Aku akan inga
Kisah Ibu yang melahirkan Ku. Waktu itu di malam hari, Aku dan Nenek sedang membuat adonan Kue untuk bekal jualan
itain dong. Aku pun seolah memohon sama Ne
han, dulu waktu mudanya Can
lah bercanda sih, F
enek pun mu
u menikah, dia pernah merantau ke Kota, trus kerja di pabrik, Ibu mu selalu ngirim uang buat Nenek. Set
us
nya pacar di kota, Nenek gak dikasih tau
Nek? Emang di
a, trus Ibu mu itu cium tangannya Laki itu, dari situlah Nenek tau. Pas Ibu mu masuk ke dalam kosan, Nenek Nanya, Laki laki itu siapa? Eh... Ibu mu malah malu dan senyum senyum, trus
bu aja, gak usah ceritain orang yang gak j
da gara ada Ayah mu Cu!
mau
di kota, tapi ga berselang lama, Ibu mu di
iya Nek, memang Farhan gak ad
au dari alm Ibu mu kalau orang tua dari Ayah mu itu gak setuju dengan Ibu mu jadi menantunya, dan waktu mereka Nikah kan di kampung ini, jadi
ain lagi deh keluarga dari Ayah, gak pentin
pulang dia sudah hamil, sudah ada Kamu Cu di perutnya, trus akhirnya Ibu kamu kerja jadi buruh tani deh di sini, Ay
ngga lihat Aku
Kota, besoknya baru Ayah mu lihat kamu! Dia i
us
ernyata Ibu mu itu ada penyakit Kanker, dan itu sudah lama tapi tak pernah di kasih tau ke Nenek atau Ayah mu, gak lama Ibu mu malah meningal pas di
ku Nek
a apan
ilang harusnya Ak
liin kamu susu, dia masih ngirimin uang buat keperluan mu, tapi
alu ker
uang nenek juga engga ada, akhirnya kamu keseringan Nenek kasih air tajin deh, eh... Kamunya m
emang ada wakt
penting kamunya jadi d
n ketawa mendengar Ne
an gima
uat mu, buat keperluan kita. Ayah mu juga satu kali dalam dua bulan selalu pulang, tapi setelah satu tahun merantau
dah mati
a boleh ngomon
i tinggalin, Aku ju
ng gitu sama Ayah mu, bagaim
a gimana Nek? Oh iya Nek, F
i alm Kakek mu. Jadi Nenek sendirilah yang merawat kamu, Nenek jualan kue keliling sambil menggendong kamu Cu, biar kita bisa beli beras, biar bi
kek, eh... emang Nenek engga Capek wakt
ta engga keliling kampung, gak laku kue jua
Kemudian ku katakan Maksih ya Nek, dah merawat Farhan sampai sebesar sekarang. Ucap ku kepada Nenek, dan dia juga langsung memeluk ku, dan mencium ke
pung dengan berjalan kaki, dan malamnya Aku selalu membantu nenek membuatkan adonan Kue, dari hasil jualan Kue ini lah Aku dapat di sekolahkan Nenek sampai lulus SD, Semua kebutuha
uga ada teman kelas ku yang sengaja menjatuh kan kue jualan ku! akhirnya Aku hanya bisa memb
si bajunya semuanya basah kehujanan, dan yang paling membuat ku sedih, waktu itu Nenek terpincang pinc
ang itu semua hanya kenangan akan kebaikan alm N
ruk mengagetkan k
u turun
, ini sudah
a sudah di ko
isini aja Pak, sud
ek mau ke
, mau nyari ker
g kamu tidur di sini di Pull
g bol
las kemana! apalagi ini sudah jam 1
a p
ak pesan Ind
k makas
kemudian pergi tidur di Musholah yang ada di pull dari mobil truk itu, paginya harinya Aku kemudian pamit ke Si Bapak Sopir, dia lalu menasihati Aku ag
makas