Anak Yang Terbuang
ngi kembali Rumah Makan Padang yang kemarin, berniat menanyakan apakah p
mencari kerjaan ke rumah makan yang lain, Aku pun bertanya ke beberapa rumah makan, tapi semua menolak ku! Sudah 4 rumah makan hari ini yang ku datangi, tapi tak
ari pagar sekolah. Aku sangat antusias melihat mereka bermain bersama di lapangan, seolah berharap Aku lah salah satu dari mereka, Memakai seragam Pu
melangkah-kan kaki ku meninggalkan sekolah tersebut, sekarang perut ku benar benar keroncongan, karna semalam dan tadi
eli Nasi sama
berapa
ja bang, Pake k
Sebent
er
h rib
u kemudian mencari tempat yang nyaman buat ku makan, lalu melahap Nasi Kuah itu sampai habis, tak ter
ma ku, dan sekarang sudah hari ke 4 Aku mencari pekerjaan, tapi tetap tidak dapat. Sekarang sudah sore, Aku pun berjalan di dekat sebuah lap
g, Aku ga a
abisi kau kala
cap salah seorang dari mereka, lalu dom
malah di tendang! mereka pun meninggal kan ku yang merintih kesakitan karna perut ku ditendang sangat kuat! sambil meringkuk di lapangan kupegangi perut ku yang kesakitan, air mata ku membas
enek menghampiri ku yang
kok tiduran di s
ku menangis ter sedu sedu sambil tangan ku memegan
apa
ku diambil semua, trus perut k
ak, Ayo kesana bertedu
eringat akan photo keluarga ku, kuraba kantong ku, lalu kukeluarkan photo itu, sekarang sudah sedikit basah, si Ibu lalu menany
amu sia
rha
Farhan m
pengen nyari kerja di si
h kecil, ya pasti su
mau nerima Farhan ker
han, soalnya sudah tua, kalau
itu sepert
k Nak Farhan, seperti ini" (sambil
us
al ke pengumpul, uangnya bu
rhan ikut nenek
, sambil kamu nan
Nenek, dan akhirnya kata nenek, kita sudah sampai. Kulihat tempat nenek hanya berupa bangunan seperti gubuk, nenek pun menyuruh ku masuk ke dalam, lalu dia memberikan ku sebuah sarung yang sudah kusam untuk kupakai menggantikan pakaian ku yang bas
gun duluan, dan Aku juga akhirnya bangun, lalu Nenek mengatakan agar aku di rumah saja hari ini, tidak usah ikut memulung, sampai perut ku sudah baika
ti sebelum nenek pergi,
Nek? kok Farha
anya pakai sarung itu? Pakaian mu kan masi
Nek, lupa kalau pakai
n dulu buat mu, Nenek pun pe
ya Gubuk. Aku lalu memakan yang dibelikan oleh Nenek, pas aku menyuapkan nasi ke mulut ku, tiba tiba terlintas di benak ku akan alm Nenek Ku yang baik, Aku jadi ter
k belum juga datang, Aku jadi sedikit gelisah! entah kenapa, pikiran ku malah menduga duga kalau Nek Ijah
nyampai, dia sambil memikul karung b
pek
i capek, oh iya, ini nenek beliin k
e... I
isi oleh Nasi, kemudian ku perhatikan Nek Ijah sibuk dengan bot
k di kup
ar lebih mah
Nek, Farha
Nak F
Farhan dah b
ut mu ga s
o Nek, besok F
ya Nak
Nek Ijah pun menyalakan lampu teplok , sementara Aku sibuk memasukkan kembali botol bot
rhan pijatin
ah biasa kok Nenek ber
mang ga
itu jangan dimanjain Nak Farhan, sekarang
a N
dari baju baju yang sudah rusak yang tidak bisa di pakai lagi. Pagi harinya, Nek
antu Nenek ya, ngang
mang mau di
ngumpul, biar ada karung b
a N
ak bertindi tindi karung berisi botol plastik, ada juga banyak kardus, dan rongsokan lainnya. Dari hasil jualan botol itu, Nek Ijah di kasih uang 45 ribu, kemudian kami pun melangkah dan m
rsihin ya, biar besok pagi langsung kita jual
Farhan pake
ganti bajunya, mana tau nanti kamu dapat
h gak ada Nek, sudah
sama uang hasil mulung hari
asih ya Nek, dah
itu, Aku dan Nenek pun langsung berjalan kaki ke pasar, kebetulan disana ada yang jual baju baju bekas, Akhirnya Nek Ijah membelikan ku 1 celana pendek, dan 1 kaos , sementara Nek Ijah tid
nyak uang, agar bisa membawa Nek Ijah berobat, tapi takdir berkata lain, Nek Ijah akhirnya meninggal saat Aku pergi meninggalkannya sebentar untuk meminta tolong sama teman teman pemulung lainnya, saat
u bediri, membongkarnya tampa sepengetahuan ku. Saat itu Aku sedang memulung seperti biasa, sore harinya Aku pulang, dan kudapati Gubuk ku sudah rata dengan tanah, dan barang barang yang ada disana juga katan
lung, hehehe... Kami sudah seperti keluarga bersama, dengan berjalannya waktu, tingkatan ku sebagai pemulung pun sudah
ang berjejer, di sana juga banyak yang 1 keluarga, suami istri dan ada anaknya juga, pernah juga Aku lihat, dan ini pengalaman pertama untuk
h kami ini menyusahkan Pemerintah? Apakah kami ini membebani pemerintah? Sehingga kami selalu di buru oleh Dinas sosial! Entahlah, hanya mereka yang tau, otak kami tidak sampai ke situ! Yang kami tau, kami pemulung tidak pernah menyusahkan siapa pun, bahkan pernah Ada Bapak bapak pemulung bilang gini ke Dinas sosial yang mel
mbuat ku terpukul, dialah penyelamat ku di sini, di Kota ini. selama hampir 2 tahun ku habiskan waktu ku be