Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Hari menjelang malam, rasa lelah mendera wanita cantik yang memiliki rambut panjang ikal berwarna coklat. Bulu matanya lentik dengan pulasan lipstik merah muda di bibirnya. Rasanya enggan untuk kembali ke rumahnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di tempatnya berkerja dari pada harus di rumah. Rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk berteduh dan menghilangkan segala kepenatan malah bagaikan neraka.
Bekerja sebagai salah satu editor di salah satu majalah fashion memang tidak mengenal waktu. Namun, hanya di tempat kerjanya lah dia bisa tenang dari pada di rumahnya sendiri. Hubungannya dengan Indra, suaminya tidak harmonis. Indra selalu saja menyalahkannya. Suami yang seharusnya menjadi pelindung malah seperti malaikat maut.
Dengan mengendarai mobil city car berwarna putih dia melajukan mobilnya. Secara perlahan dia mengendarai mobilnya dan memang sengaja menyetir perlahan agar tidak cepat sampai di rumahnya. Namun, dia tiba-tiba menginjak pedal rem mobil. Dia merasa telah menabrak sesuatu. Jantungnya berdebar dengan begitu cepat dan secara perlahan membuka pintu mobil.
Betapa terkejutnya, Rosa saat melihat ada anjing tergelat di depan mobilnya. Tangannya bergetar, dia benar-benar tidak sengaja menabrak anjing tersebut. Dia berjongkong memegang anjing berwarna coklat itu.
"Doggy, ma–maafkan aku. Aku ga sengaja," ucapnya dengan sorot mata sedih.
Rosa merasa ada seseorang di dekatnya. Dia pun menengadahkan kepalanya melihat pria yang berdiri tegak di sampingnya. Mata Rosa terpanah saat melihat pria tampan tersebut.
"Chester..." Pria itu memegang anjingnya.
"Aku ga sengaja menabrak anjingmu," ucap Rosa merasa bersalah. "Aku bawa ke rumah sakit hewan yaa."
Pria itu menggendong anjing jenis Bullodg dan langsung pergi meninggalkan Rosa yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Rosa jadi kebingungan sendiri kenapa pria itu tidak meminta pertanggung jawabannya malah pergi begitu saja. Rosa dengan kebingungan masuk ke dalam mobilnya.
"Yaa udahlah. Mending aku pulang aja," ucapnya kembali mengendarai mobilnya.
Tak terasa Rosa sudah masuk ke dalam gerbang perumahan. Perumahan mewah yang memiliki berbagai macam fasilitas tak kalah mewahnya. Entah dia harus bersyukur atau malah menyesal telah tinggal dilingkungan rumah tersebut.
Rosa membuka pintu rumahnya di sambut dengan wajah Indra yang tak menyenangkan. Dia tidak hiraukan lagi sudah lelah baginya untuk berinteraksi dengan Indra. Indra sangat kesal Rosa malah tidak memperdulikannya.
"Rosa! Ada suami bukannya kamu tersenyum malah wajahmu kayak begitu," teriak Indra.
"Apa lagi sih! Sudahlah diam aja. Aku males ngomong sama kamu," ucap Rosa kesal.
Plak! Indra menampar pipi Rosa. Rosa memegang pipinya sambil menyunggingkan bibirnya. Sudah terbiasa dia diperlakukan kasar oleh suaminya sendiri.
"Aku mau tidur." Rosa tidak memperdulikan Indra dan berlalu pergi ke kamarnya.
Indra sangat kesal menggedor-gedor pintu kamar Rosa. Sudah 1 tahun dia dan istrinya tidur terpisah. Pernikahan mereka sudah hambar tak ada lagi kemesraan di antara mereka.
"Hei! Rosa. Aku mau bilang kalau besok Mami mau ke rumah." Indra berteriak dengan kencang di balik pintu.
Mendengar teriakan Indra tentang Ibunya yang mau datang ke rumah mereka membuat Rosa bertambah kesal.
"Kenapa lagi tuh Mami mau datang ke rumah sih. Bikin males aja," ucap Rosa kesal di dalam kamarnya.
"Yaa sudahlah. Besok aja di pikirin mending aku tidur." Rosa memilih tidur dan tidak memikirkan apapun lagi.
***