Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
TAK SELAMANYA SELINGKUH ITU UNDAH

TAK SELAMANYA SELINGKUH ITU UNDAH

Penulis_senja

5.0
Komentar
3.1K
Penayangan
41
Bab

Seorang wanita mengalami kecelakaan dan hilang ingatan, semua kenangan yang ada entah ke mana. Rupanya dia memiliki anak juga suami yang sangat baik padanya. Lalu dia bekerja di sebuah perusahaan, semua orang di kantor bilang kalau bos besar mereka adalah selingkuhannya, ia yang tak tau apa-apa mengacuhkan hal itu namun semakin lama pria tampan dengan sejuta pesonanya itu semakin mulai memperlihatkan tingkahnya. Ia tak tau apa yang terjadi di masa lalu hingga dia memiliki selingkuhan padahal suaminya memiliki gaji berkecukupan juga baik, apa yang terjadi sebenarnya? "Kata orang pria akan berselingkuh dengan wanita yang jauh di bawah isterinya, sedangkan wanita akan memiliki lelaki yang lebih segalanya dari pada suaminya dan ucapan itu memang benar."

Bab 1 AMNESIA

Seorang wanita berlari cepat sambil melihat kebelakang beberapa kali, belum sempat mengatur nafas mereka malah semakin dekat saja membuat dia mempercepat gerakannya.

Namun pandangan terhenti melihat tebing tinggi dengan lautan yang siap menenggelamkannya. Mereka yang mengejar wanita itu tersenyum akhirnya wanita yang diinginkan Tuannya tak bisa kabur lagi.

Mata bernama Emery itu membuatnya matanya saat seseorang berjalan ke depan, membuat orang suruhannya menyingkir. Pria itu menatap datar Emery dengan rasa tak minat. "Jangan bermain-main Emery! Cepat pulang!"

Emery menggeleng tak mau, orang yang ingin dia lihat kembali ada di hadapannya, air matanya Sudah mengalir deras dengan wajah memelas pada pria itu. "Aku muak denganmu, aku ingin pergi."

"Apa kamu pikir bisa pergi?"

"Biarkan aku bahagia, Archer!" ucap Emery frustasi.

"Aku adalah kebahagiaan untukmu, selain itu tak ada di dunia ini yang membuatmu bahagia!" ucapnya penuh ambisi juga tekat, satu-satunya yang tidak ingin ia miliki di dunia selanjutnya adalah obsesi dari seorang Archer.

Emery Melihat lautan dalam di belakangnya, lalu tersenyum menyeringai pada Archer. "Kamu salah! Kebahagiaanku sekarang adalah kematian."

Archer berlari hendak menghentikan itu namun Emery sudah terjun dari tebing tinggi, membuat tangannya menggapai di udara.

Melihat hal itu, semua anak buah Archer terjun kelaut untuk menemukan wanita itu, tanpa aba-aba dari sang majikan mereka tau apa yang harus dilakukan, karena jika tidak nyawa mereka taruhannya. "Emery! Aku pastikan kematian pun tidak akan bisa memisahkan kita."

.

.

Mata indah itu terbuka, melihat bagian atas yang asing juga bau obat yang menyengat, rasa pusing lantas menyerang membuat dia memegang kepalanya.

Tubuh itu dia angkat, melihat sekeliling ruangan berwarna putih. Di mana dia?

Creat! Pintu terbuka menampilkan seorang pria yang terkejut, tak lupa seorang anak kecil yang kini tersenyum senang melihatnya.

Gadis kecil itu berlari menghampirinya. "Bunda!"

Wajahnya menatap bingung, siapa yang dia sebut bunda? Dia? Apa dia ibunya? Tak lama pria itu juga berjalan kearahnya. "Kamu ingat siapa kamu?"

Pria itu bertanya seakan tau kalau dia tidak mengingat apapun, merasakan perban di bagian kepalanya membuat dia yakin kalau ia terbentur benda hingga tak mengingat apapun. "Aku gak tau."

Pria itu menghembuskan nafas kasar, ternyata ucapan dokter benar, dia amnesia. "Kamu siapa?"

"Bunda! Ini ayah!" ucap gadis kecil itu yang kini berusaha naik keranjang ibunya, menggunakan kursi yang ada di samping ranjang.

"Ayah?" tanya wanita itu tak bisa mengingat apapun.

"Aku akan panggil dokter," ucapnya yang berbalik guna pergi, membiarkan anak perempuan duduk memeluk ibunya yang baru bangun.

"Bunda, aku takut banget bunda gak ada, bunda jangan sakit lagi ya!" ujar anak polos itu yang membuat wanita tersebut kini mengelus wajahnya yang chubby.

"Iya, bunda janji."

Pintu kembali tertutup, membuat dua wanita yang menunggu di luar terkejut kemudian heran melihat raut pria yang bernama Damien itu sedih.

"Damien ada apa? Emery baik-baik aja kan?" tanya ibu Emery yang belum tau kalau anaknya sudah bangun.

"Dia lupa ingatan, ma," ucap sedih Damien pada mertuanya itu.

"Hhhmm itu namanya karma," ucap wanita satunya yang tak lain adalah ibu Damien.

"Maksudnya kamu apa? Kamu pasti kan yang ngedoain anak saya gak bener?"

"Heh, emang anak kamu aja yang gak bener," balas ibu Damien yang tak mau kalah.

"Mah! Udah doang ini rumah sakit, sekali aja kalian gak ribut bisa gak?" tanya Damien yang pusing, dia pun berjalan pergi untuk menjemput dokter yang akan memeriksa isterinya.

Melihat Damien yang pergi kedua wanita itu masuk ke ruangan Emery membuat wanita yang sedang tak tau apa-apa itu bingung. "Siapa kalian?"

Eira nama gadis kecil itu sekarang kembali melihat wajah ibunya, dia masih terlalu kecil untuk tau apa itu lupa ingatan yang dia tau mungkin memang ibunya lupa karena baru sadar. "Bunda, itu nenek."

Ibu Emery mendekati putrinya lalu memeriksa tubuh anaknya dengan teliti. "Kamu gak apa-apa, sayang? Ada yang sakit?"

Wajah Emery bingung, dia yang bahkan belum tau namanya semakin pusing dengan orang-orang yang tak dia kenal. "Ibu siapa?"

Wanita yang tak jauh dari mereka tersenyum sinis, seperti puas melihat keadaannya sekarang. "Rasakan! Itu akibatnya mempermainkan putraku."

"Cukup! Apa kamu tidak lihat keadaan putriku?" tanya wanita di sebelahnya.

"Aku lihat, dan aku senang melihatnya," ucapnya dengan penuh rasa puas, dengan apa yang dialami Emery.

"Dasar wanita sialan!" ucap ibu Emery yang ingin menghampiri ibu Damien namun di tahan oleh Emery.

"Ibu mau apa?"

"Diam! Ini urusan sesama emak-emak!" ujar ibu Emery yang berusaha melepaskan tangan Emery.

"Mah, tapi ini rumah sakit."

"Iya nek, gak baik nantinya yang pada sakit keganggu," ujar Eira yang sudah tau akan seperti apa, entah kenapa setiap kedua wanita tua itu bersama mereka akan bertengkar entah memperebutkan apa.

"Eira, nenek ayah kamu yang mulai, kalau enggak mana mungkin nenek kayak gini sekarang."

"Sebenarnya ada apa sih? Apa masalah kalian?" tanya Emery yang sama sekali tak paham, arah pembicaraan mereka dan terlebih wanita yang seperti tak Sudi memandangnya itu.

Ia pernah dengar kalau ada mertua yang tidak menyukai menantunya, tapi apa sampai segitunya bahkan sangat senang dengan keadaan sekarang.

"Diam kamu wanita tak tau malu! Bisa-bisa kamu masih mau sama anak saya setelah apa yang terjadi?"

"Hei! Adanya anak kamu yang gak mau ngelepasin anak saya ya! Harusnya kamu malu maki-maki Emery!" bantah ibu Emery yang membuat wanita itu tau namanya, tapi apa yang membuat dia harus malu.

Wanita itu mencoba mengingat-ingat namun tak ada apapun, yang ada kepalanya sakit. Emery memegang kepalanya yang serasa ingin pecah, Eira yang melihat ibunya yang kesakitan segera bertanya.

"Bunda! Bunda sakit kepalanya? Bunda Jangan sakit!" ucap gadis kecil itu yang sekarang menangis melihat ibunya yang kesakitan luar, biasa membuat kedua wanita paruh baya yang sedang bercekcok mulut itu mendengar tangisan cucunya.

Ibu Damien menurunkan cucunya yang menangis, sedangkan ibu Emery memijat kepala anaknya kali saja sakitnya mereda. "Emery! Mana yang sakit?"

"Kepala aku sakit banget ma," ucap Emery yang meremas rambutnya berharap sakitnya menghilang.

"Bentar ya mama jemput dokter, entah kemana suami kamu itu," ucap ibu Emery yang keluar mencari dokter juga Damien yang katanya ingin menjemput dokter tapi sampai saat ini tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya.

Tak lama ibu Emery bertemu dengan keduanya, yang mengobrol entah apa itu. Dengan cepat dia berlari ke arah mereka. "Oh bagus ya! Isteri kamu sedang kesakitan kamu malah memperlambat dokter menuju keruang anak saya?"

Kedua pria itu terkejut, dan segera berlari karena takut terjadi apa-apa. Sedangkan ibu Emery tak percaya kalau dia ditinggal, sebenarnya mereka tadi sedang mengobrol masalah lupa ingatan (amnesia) namun mendengar ke adaan darurat seperti itu siapa yang tidak khawatir.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Penulis_senja

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku