Seorang gadis memendam perasaannya sejak kecil pada majikan muda, yang ia memanggil om. Apakah pria itu juga memendam perasaan yang sama? Biasakan dia menghiburnya dengan segala kerumitan kehidupan yang pria itu jalani? Ini adalah kisah Nicky, anak yang ada di novel Tak selamanya Selingkuh itu indah. Kalian bisa membacanya tanpa harus melihat novel sebelumnya, jadi selamat membaca!
"Om jaga kesehatan ya di sana, aku bakal nunggu om pulang, makasih udah kasih aku baju, mainan dan yang lainnya.
Tapi sekarang om sudah mau pergi lagi, aku harap om gak lupain aku! Jangan lupain aku ya om, please! Kalau pulang kabarin juga! Dadah Om Nicky! Aku tunggu <3"
Sebuah tulisan di kertas yang hampir robek sebagian, ia tutup kembali lalu menggantungkannya, surat kecil itu sudah usang dimakan usia.
Sudah bertahun-tahun berlalu, waktu terasa begitu lambat sangat lambat. Ia beharap bisa pulang lebih cepat, namun ia mengurungkan niatnya agar bisa lebih lama tinggal di kampung halaman.
Setelah lulus ini, pria bernama Nicky itu akan pergi lagi untuk melanjutkan S2, ia ingin menjadi dokter spesialis bedah dan itu akan memakan waktu yang lama lagi.
Jadi dia akhirnya sampai di titik ini, dimana dia pulang membawa prestasi besar tak lupa dia juga mempersiapkan beberapa hadiah untuk semua orang, termasuk ibunya.
Dan yang lebih membahagiakannya sekarang, ibunya sedang hamil. Ia tak sabar memiliki adik.
Sekarang Nicky masih berada di pesawat, mungkin sebentar lagi akan mendarat, dia berharap anak itu ikut menjemput seperti di mana dia ikut mengantarnya, kabarnya setelah mengantar anak itu jatuh sakit.
Pasti anak itu sudah besar, ia ingin tau setinggi apa dia sekarang. Namun saat sampai wajahnya yang semulanya senang saat turun dari pesawat mendadak kecewa, padahal ia sudah berharap anak itu ikut.
Tak apa, selama ia di sini ia akan mengunjungi anak itu kapan pun. Gadis kecil yang membuat dia merasa bahagia dalam waktu singkat, anak itu bernama Puspita.
.
.
Sebuah suara memotong dari dapur, begitu cepat seakan mereka akan mati bila mana, potongan itu tak kunjung siap. "Buruan doang Puspita! Acaranya mau mulai sore ini."
"Iya ini juga mah, emang ada apa sih?" tanya seorang gadis yang di kuncir kuda pada bagian rambutnya, tahun ini dia memasuki dunia putih abu-abu, yang mana orang bilang paling banyak kenangan di sana.
Baru beberapa saat yang lalu dia pulang sekolah, dan di suruh sang nyonya besar untuk memasak pesanan, majikan mereka yang ingin berbagi pada sesama.
Hampir 800 nasi kotak wanita itu siapkan sendiri dan gilanya itu selesai dalam waktu 2 Hari, dengan dia yang tidak tidur bersama ibunya.
Setelah dia lulus SD, ibunya membuka bisnis nasi kota dan pesanan untuk acara lainnya, hingga sekarang dan sialnya dia ke timpaan capeknya karena harus membantu wanita itu jika ada pesanan.
Ya walau sering di kasih uang lebih besar, tetap saja capek yang ia rasakan.
Ia sekarang memotong timun dan wortel untuk acar, setelah di atas sudah dia memberikan baskom berisi irisan kedua bawah itu pada ibunya. "Nih!"
"Nah pinter, sekarang bungkusin sounnya ya!" ujar sang ibunda yang membuat gadis bernama Puspita menghembuskan nafas kasar sambil memasang wajah masam. Mau di tolak takut di kutuk, gak di tolak dia yang capek, nasibnya memang.
"Mah!" panggil Puspita kala tengah memasukan mie putih yang sudah di beri bumbu itu, tak lupa kasih kecap yang lumayan banyak sehingga menghasilkan warna coklat pekat yang menggiurkan.
"Hhhmm, apa?" tanya ibunya yang kini sedang membumbui acar itu.
"Nyonya ada apa sih, pesan segini banyak? Buat acara 3 bulanannya ya?" tanya Puspita, ya wanita yang duduk di kursi roda itu sekarang tengah mengandung 2 bulan lebih, dengar-dengar kembar juga.
Ayah gadis itu bekerja sebagai tukang kebun di rumah wanita yang mereka sebut "Nyonya" itu.
"Ngacok kamu, 2 bulan aja belum genap," ucap ibunya yang membuat Puspita nampak berpikir lagi.
Sekarang sudah ada 10 buah soun yang ia bungkus, karena sudah terbiasa sejak dulu, bergerak cepat pun tak masalah.
"Lah terus? Buat apa dong? Ah aku tau sekarang tuan bos dapet bisnis baru, ya kan?" tanya Puspita kembali menebak dan terlihat senang karena jawabannya kali ini pasti benar.
"Sok tau kamu, emang kamu gak tau hubungan suami istri kayak gimana?" tanya ibunya yang kini menaruh acar yang sudah ada cabe rawit hijau utuh bercampur bersama timun dan wortel itu.
"Enggak, emang kenapa?" tanya Puspita polos, padahal ayahnya kerap kali bercerita pada ibunya soal kedua majikan itu, tapi seperti Puspita yang rangking 1 dari bawah itu memang benar-benar bodoh untuk mencerna sesuatu.
"Mereka tuh gak pernah akur, bahkan sering berantem, masa kamu gak tau? Ayah kamu sering cerita juga kalau ada kejadian pertengkaran mereka."
"Hahaha." Tawa Puspita yang tiba-tiba membuat ibunya menatap sang putri heran, sekarang ia lihat sudah ada 30 bungkus yang gadis berumur 16 tahun itu buat.
"Kenapa kamu ketawa?"
"Mama, mama, mana ada suami isteri yang bertengkar tiap hari, tiap malam punya anak, bahkan anaknya mau 3 lagi, gak masuk akal banget."
Pletak! Sebuah centong kayu berbentuk sedikit kotak di atasnya, mendarat tepat di kepala Puspita dan tentu saja biang keroknya sang ibunda tercinta.
"Kamu tuh ya, tentu aja karena tuan bos itu pemaksa, tapi mama juga heran sih kata orang tuan bos itu mandul, tapi kok anaknya jadi banyak ya?"
Puspita mengangguk setuju, pikiran ibunya walau yang baru saja terkena pukulan dia, rupanya yang berpikir lebih normal itu ibunya.
"Ah mama tau, pasti bayi tabung, iya itu pasti."
Puspita sekarang berpikir juga, mungkin saja sih, tapi ia tak mau ambil pusing yang penting bagaimana caranya agar ini selesai dalam waktu singkat. Sekarang saja sudah jam 1 siang dan bungkusan mereka masih banyak.
"Oh iya, mama lupa kasih tau kamu. Kalau sebenarnya pesanan makanan sebanyak ini, untuk menyambut tuan muda yang pulang."
Prang! Sendok di tangan Puspita jatuh. "Tuan muda mau pulang mah?"
"Iya, kamu tuh kenapa sih? Bikin mama kaget aja?" tanya ibunya yang heran, tak lama wajah anaknya yang semula syok mendadak tersenyum lebar.
Dengan cepat dia memasukan soun itu, dengan kekuatan penuh membuat ibunya heran. Tak lama ia ingat tentang kejadian masa lalu dimana mereka berdua bersama dalam waktu singkat lalu berpisah dengan rasa sedih yang membekas.
Setelah pulang anak itu sakit selama 2 hari, itupun jika tidak di infus mungkin nyawanya sudah tak tau lagi, dengar-dengar anak itu telah menyelesaikan sarjana kedokteran nilai kelulusan yang tinggi.
Entah wanita beruntung mana yang akan menikahinya, padahal kalau di ingat-ingat melanjutkan pekerjaan ayahnya saja, dia bisa begitu banyak uang, kenapa harus menjadi dokter?
"Pita!" panggil ibunya yang membuat gadis yang sudah membuat hampir 70 bungkus itu menatap ibunya heran.
"Mama harap kamu jangan terlalu dekat dengan Tuan muda! Bagaimana pun kita ini berbeda, nak!"
Mendengar hal itu, entah kenapa hati Puspita sakit, dia pun mengangguk sambil menunduk, memasukkan mie panjang itu lebih lambat dari pada sebelumnya.
Bab 1 MIE PANJANG
25/02/2024
Bab 2 MEREKA BERTEMU
25/02/2024
Bab 3 CEPAT SEKALI
25/02/2024
Bab 4 KETIKA DEWASA
25/02/2024
Bab 5 TANGAN AYAHNYA
25/02/2024
Bab 6 AURANYA BERTAMBAH
25/02/2024
Bab 7 SUKA SEKALI
25/02/2024
Bab 8 CEPAT MEMELUK
25/02/2024
Bab 9 SESEORANG KECEWA
25/02/2024
Bab 10 CUKUP KECIL
25/02/2024
Bab 11 PUNYA ALERGI
25/02/2024
Bab 12 IA TERCIDUK
25/02/2024
Bab 13 TERTAWA BEGITU KERAS
25/02/2024
Bab 14 BACOT DOANG
25/02/2024
Bab 15 DI BELAKANG BUKU
25/02/2024
Bab 16 GAK TAU DI UNTUNG
25/02/2024
Bab 17 MENIKMATI ALAM
25/02/2024
Bab 18 ROTI SOBEK
25/02/2024
Bab 19 NICKY RAGU
25/02/2024
Bab 20 BAK BIDADARI
25/02/2024
Bab 21 MEMBUAT MENUNGGU
08/03/2024
Bab 22 JANGAN MENANGIS
09/03/2024
Bab 23 TANPA SADAR
10/03/2024
Bab 24 ADA SURAT KOK
11/03/2024
Bab 25 MENGISI ENERGI
12/03/2024
Bab 26 ADA APA INI
13/03/2024
Bab 27 NGACA SANA!
14/03/2024
Bab 28 BUAT KAMU
15/03/2024
Bab 29 BERTANYA-TANYA
16/03/2024
Bab 30 IKUT BERMAIN
17/03/2024
Bab 31 CALON ISTERI
07/05/2024
Bab 32 MENATAP KEBAWAH
08/05/2024
Bab 33 MEMUKUL-MUKUL
09/05/2024
Bab 34 SEMAKIN BURUK
10/05/2024
Bab 35 TAK BISA BERKATA-KATA
11/05/2024
Bab 36 JIKA PULANG NANTI
12/05/2024
Bab 37 O-OM !
13/05/2024
Bab 38 BLACK CARD
14/05/2024
Bab 39 KAPAN DI PAKAI
15/05/2024
Bab 40 MENURUTMU
16/05/2024
Buku lain oleh Penulis_senja
Selebihnya