RASA CINTA UNTUK OMKU

RASA CINTA UNTUK OMKU

Penulis_senja

5.0
Komentar
4.1K
Penayangan
50
Bab

Seorang gadis memendam perasaannya sejak kecil pada majikan muda, yang ia memanggil om. Apakah pria itu juga memendam perasaan yang sama? Biasakan dia menghiburnya dengan segala kerumitan kehidupan yang pria itu jalani? Ini adalah kisah Nicky, anak yang ada di novel Tak selamanya Selingkuh itu indah. Kalian bisa membacanya tanpa harus melihat novel sebelumnya, jadi selamat membaca!

Bab 1 MIE PANJANG

"Om jaga kesehatan ya di sana, aku bakal nunggu om pulang, makasih udah kasih aku baju, mainan dan yang lainnya.

Tapi sekarang om sudah mau pergi lagi, aku harap om gak lupain aku! Jangan lupain aku ya om, please! Kalau pulang kabarin juga! Dadah Om Nicky! Aku tunggu <3"

Sebuah tulisan di kertas yang hampir robek sebagian, ia tutup kembali lalu menggantungkannya, surat kecil itu sudah usang dimakan usia.

Sudah bertahun-tahun berlalu, waktu terasa begitu lambat sangat lambat. Ia beharap bisa pulang lebih cepat, namun ia mengurungkan niatnya agar bisa lebih lama tinggal di kampung halaman.

Setelah lulus ini, pria bernama Nicky itu akan pergi lagi untuk melanjutkan S2, ia ingin menjadi dokter spesialis bedah dan itu akan memakan waktu yang lama lagi.

Jadi dia akhirnya sampai di titik ini, dimana dia pulang membawa prestasi besar tak lupa dia juga mempersiapkan beberapa hadiah untuk semua orang, termasuk ibunya.

Dan yang lebih membahagiakannya sekarang, ibunya sedang hamil. Ia tak sabar memiliki adik.

Sekarang Nicky masih berada di pesawat, mungkin sebentar lagi akan mendarat, dia berharap anak itu ikut menjemput seperti di mana dia ikut mengantarnya, kabarnya setelah mengantar anak itu jatuh sakit.

Pasti anak itu sudah besar, ia ingin tau setinggi apa dia sekarang. Namun saat sampai wajahnya yang semulanya senang saat turun dari pesawat mendadak kecewa, padahal ia sudah berharap anak itu ikut.

Tak apa, selama ia di sini ia akan mengunjungi anak itu kapan pun. Gadis kecil yang membuat dia merasa bahagia dalam waktu singkat, anak itu bernama Puspita.

.

.

Sebuah suara memotong dari dapur, begitu cepat seakan mereka akan mati bila mana, potongan itu tak kunjung siap. "Buruan doang Puspita! Acaranya mau mulai sore ini."

"Iya ini juga mah, emang ada apa sih?" tanya seorang gadis yang di kuncir kuda pada bagian rambutnya, tahun ini dia memasuki dunia putih abu-abu, yang mana orang bilang paling banyak kenangan di sana.

Baru beberapa saat yang lalu dia pulang sekolah, dan di suruh sang nyonya besar untuk memasak pesanan, majikan mereka yang ingin berbagi pada sesama.

Hampir 800 nasi kotak wanita itu siapkan sendiri dan gilanya itu selesai dalam waktu 2 Hari, dengan dia yang tidak tidur bersama ibunya.

Setelah dia lulus SD, ibunya membuka bisnis nasi kota dan pesanan untuk acara lainnya, hingga sekarang dan sialnya dia ke timpaan capeknya karena harus membantu wanita itu jika ada pesanan.

Ya walau sering di kasih uang lebih besar, tetap saja capek yang ia rasakan.

Ia sekarang memotong timun dan wortel untuk acar, setelah di atas sudah dia memberikan baskom berisi irisan kedua bawah itu pada ibunya. "Nih!"

"Nah pinter, sekarang bungkusin sounnya ya!" ujar sang ibunda yang membuat gadis bernama Puspita menghembuskan nafas kasar sambil memasang wajah masam. Mau di tolak takut di kutuk, gak di tolak dia yang capek, nasibnya memang.

"Mah!" panggil Puspita kala tengah memasukan mie putih yang sudah di beri bumbu itu, tak lupa kasih kecap yang lumayan banyak sehingga menghasilkan warna coklat pekat yang menggiurkan.

"Hhhmm, apa?" tanya ibunya yang kini sedang membumbui acar itu.

"Nyonya ada apa sih, pesan segini banyak? Buat acara 3 bulanannya ya?" tanya Puspita, ya wanita yang duduk di kursi roda itu sekarang tengah mengandung 2 bulan lebih, dengar-dengar kembar juga.

Ayah gadis itu bekerja sebagai tukang kebun di rumah wanita yang mereka sebut "Nyonya" itu.

"Ngacok kamu, 2 bulan aja belum genap," ucap ibunya yang membuat Puspita nampak berpikir lagi.

Sekarang sudah ada 10 buah soun yang ia bungkus, karena sudah terbiasa sejak dulu, bergerak cepat pun tak masalah.

"Lah terus? Buat apa dong? Ah aku tau sekarang tuan bos dapet bisnis baru, ya kan?" tanya Puspita kembali menebak dan terlihat senang karena jawabannya kali ini pasti benar.

"Sok tau kamu, emang kamu gak tau hubungan suami istri kayak gimana?" tanya ibunya yang kini menaruh acar yang sudah ada cabe rawit hijau utuh bercampur bersama timun dan wortel itu.

"Enggak, emang kenapa?" tanya Puspita polos, padahal ayahnya kerap kali bercerita pada ibunya soal kedua majikan itu, tapi seperti Puspita yang rangking 1 dari bawah itu memang benar-benar bodoh untuk mencerna sesuatu.

"Mereka tuh gak pernah akur, bahkan sering berantem, masa kamu gak tau? Ayah kamu sering cerita juga kalau ada kejadian pertengkaran mereka."

"Hahaha." Tawa Puspita yang tiba-tiba membuat ibunya menatap sang putri heran, sekarang ia lihat sudah ada 30 bungkus yang gadis berumur 16 tahun itu buat.

"Kenapa kamu ketawa?"

"Mama, mama, mana ada suami isteri yang bertengkar tiap hari, tiap malam punya anak, bahkan anaknya mau 3 lagi, gak masuk akal banget."

Pletak! Sebuah centong kayu berbentuk sedikit kotak di atasnya, mendarat tepat di kepala Puspita dan tentu saja biang keroknya sang ibunda tercinta.

"Kamu tuh ya, tentu aja karena tuan bos itu pemaksa, tapi mama juga heran sih kata orang tuan bos itu mandul, tapi kok anaknya jadi banyak ya?"

Puspita mengangguk setuju, pikiran ibunya walau yang baru saja terkena pukulan dia, rupanya yang berpikir lebih normal itu ibunya.

"Ah mama tau, pasti bayi tabung, iya itu pasti."

Puspita sekarang berpikir juga, mungkin saja sih, tapi ia tak mau ambil pusing yang penting bagaimana caranya agar ini selesai dalam waktu singkat. Sekarang saja sudah jam 1 siang dan bungkusan mereka masih banyak.

"Oh iya, mama lupa kasih tau kamu. Kalau sebenarnya pesanan makanan sebanyak ini, untuk menyambut tuan muda yang pulang."

Prang! Sendok di tangan Puspita jatuh. "Tuan muda mau pulang mah?"

"Iya, kamu tuh kenapa sih? Bikin mama kaget aja?" tanya ibunya yang heran, tak lama wajah anaknya yang semula syok mendadak tersenyum lebar.

Dengan cepat dia memasukan soun itu, dengan kekuatan penuh membuat ibunya heran. Tak lama ia ingat tentang kejadian masa lalu dimana mereka berdua bersama dalam waktu singkat lalu berpisah dengan rasa sedih yang membekas.

Setelah pulang anak itu sakit selama 2 hari, itupun jika tidak di infus mungkin nyawanya sudah tak tau lagi, dengar-dengar anak itu telah menyelesaikan sarjana kedokteran nilai kelulusan yang tinggi.

Entah wanita beruntung mana yang akan menikahinya, padahal kalau di ingat-ingat melanjutkan pekerjaan ayahnya saja, dia bisa begitu banyak uang, kenapa harus menjadi dokter?

"Pita!" panggil ibunya yang membuat gadis yang sudah membuat hampir 70 bungkus itu menatap ibunya heran.

"Mama harap kamu jangan terlalu dekat dengan Tuan muda! Bagaimana pun kita ini berbeda, nak!"

Mendengar hal itu, entah kenapa hati Puspita sakit, dia pun mengangguk sambil menunduk, memasukkan mie panjang itu lebih lambat dari pada sebelumnya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Penulis_senja

Selebihnya

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku