Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
GADIS PENURUT TUAN MAFIA

GADIS PENURUT TUAN MAFIA

Penulis_senja

5.0
Komentar
13.5K
Penayangan
42
Bab

Calvin seorang mafia yang ditakuti karena keluarganya yang juga tak kalah kejam darinya, bahkan salah satu keluarganya adalah seorang kanibal yang memakan mayat dari musuhnya. Dengan kekuasaan tanah yang ribuan hektar,kebun ganja, hasil rampokan, gudang senjata yang tersebar dimana-mana, serta jual beli obat terlarang sudah menjadi keseharian Calvin, tapi walau begitu polisi selalu sulit melacaknya karena mereka sering berpindah-pindah tempat. mempunyai banyak tempat rahasia adalah keuntungan bagi mereka. Tapi kekejamannya perlahan luluh saat ia bertemu dengan seorang gadis yang begitu patuh seakan robot, dia juga jujur, cantik, dan selalu tersenyum terhadapnya, tapi kehidupan semasa kecilnya benar-benar buruk membuat dia menjadi seperti sekarang, apakah yang akan terjadi pada mereka?

Bab 1 MAIN-MAIN DENGANKU

Anting berbentuk kupu-kupu begitu indah menghiasi kupingnya, kulitnya seputih salju dan wajahnya cantik bagai rembulan malam, dia berjalan dengan kaki jenjangnya.

Suara langkah kakinya itu bagai alunan musik merdu yang menghiasi orang yang melihatnya, sedangkan pria di sebrang sana sedang memandangnya dengan senyuman lebar.

Wanita itu menunduk kepalanya sebagai tanda hormat. "Salam, Tuan."

"Kau habis dari mana saja?" tanya pria itu sambil melihat tangannya.

"Hanya buang air kecil, Tuan."

"Kenapa tak bilang? Aku akan menemanimu tadi," ucap pria itu, umurnya masih 28 tahun tapi janggut tebal memenuhi bagian bawah wajahnya, membuat dia terlihat seperti daddy sugar saat pertama kali melihat.

Gadis itu tersenyum. "Tidak perlu, saya hanya sebentar Tuan."

Tak lama sekertaris Rafael mendekat. "Presdir, Tuan Calvin akan datang malam nanti, tapi---"

Wanita itu mendekat kearah kuping Rafael, yang membuat banyak orang ingin tau, tapi Shofia hanya terdiam bagaikan patung tapi bernafas. "Dia meminta seorang wanita, sebagai hadiah untuknya."

Setelah mendengar hal itu Rafael terdiam, dia cukup bingung dengan wanita mana yang akan dia jadikan sebagai persembahan wanita itu.

"Baiklah! Bawa semua jalang yang kita punya, jangan sisakan satu pun!" ujar Rafael yang membuat sekertarisnya tak paham.

"Anda mau memberikan semua?" tanya wanita itu heran.

"Tidak bodoh, aku nanti akan menyuruhnya memilih," ucap Rafael yang kesal, membuat sekertarisnya langsung pergi setelah pria itu mengatakannya.

Banyak orang disekitar mereka, lalu musik menggema dimana-mana, ini adalah bisnis ilegal miliknya.

Tangan Rafael mengalung di pinggang ramping milik Shofia. Pertemuannya di tempat ia biasa membeli para gadis, membuat dia tertarik padanya. Saat semua orang menangis tak mau, hanya Shofia yang diam, tenang dengan tatapan tegas, seperti tak ada ketakutan pada gadis ini.

Sudah lebih 3 tahun wanita itu bersama tapi kepribadiannya tetap tak berubah, dia tetap patuh bagai anjing sang majikan.

"Tuan! Bukankah anda ada perkerjaan tambahan?" tanya Shofia, dia mendengar sedikit ocehan dari sekertaris wanita itu.

"Lupakan buku berlembar-lembar itu!" ujar Rafael yang sudah membuka beberapa kancingnya, membuat sesuatu tapak tercetak jelas disana. "Aku hanya ingin bersenang-senang, sayang."

Shofia hanya menunduk. "Kalau begitu mari kita ke kamar, Tuan!" ujar gadis itu, bersama dengannya membuat dia selalu paham. Walau wajah dan bentuk tubuh Rafael sangat menggoda tapi Shofia sama sekali tidak tertarik, baginya dia adalah majikan dan dia hanya wanita pemuas, suatu saat ia pasti tak akan butuhkan lagi.

.

.

Malamnya sekelompok orang datang dengan pakaian yang sama, tapi yang paling depan begitu mencolok. Saat tangan itu membuka kaca mata hitam yang dikenakannya, mata berwarna silver itu terlihat.

Kulitnya berwarna kuning langsat, alis tebal, bermata tajam dan memiliki wajah yang sedikit sangar, agak berbeda dengan Tuannya Rafael, ya walaupun kejam tapi wajahnya cukup ramah.

Shofia berada dibelakang Rafael dengan wajah lurus kedepan, tanpa ekspresi itulah yang dia lakukan. Tapi tak ayal dia terus memperhatikan wajah pria itu dari kejauhan dan mengaguminya.

Sekarang kedua pria itu duduk di kursi yang saling berhadapan. Banyak wanita yang juga berbaris rapih di sana membuat pria bernama Calvin itu tersenyum singkat.

Tak lama salah satu orang datang kerahasiaan Calvin dan memberikan koper hitam yang setelah dibuka berisikan uang yang banyak, Shofia tak tau betapa jumlahnya tapi itu lebih dari banyak, sejak dulu Rafael seperti tak pernah bangkrut untuk memberikan uang yang begitu banyak pada orang lain.

"Ini uang yang aku janjikan, Tuan. Dan permintaan anda tentang wanita, aku sudah membawa semua yang menurutku terbaik, sepuluh diantaranya masih perawan," ucap Rafael dengan senyuman yang lebar.

Jari Calvin bergerak beriringan, dia menatap semua wanita yang ada di sana. Tapi jarinya tiba-tiba menunjuk kearah Shofia membuat Rafael terkejut. "Berikan gadis itu, maka transaksi kita selesai."

"Ta-tapi Tuan, bukankah banyak wanita yang lebih cantik dari pada dia, gadis ini adalah bekas saya. Anda yang terhormat tidak akan mungkin menggunakannya bukan?" tanya Rafael yang menolak hal itu.

"Bukankah mereka juga bekas? Walau ada yang perawan tapi mereka pasti tidak berpengalaman bukan?" tanya Calvin sambil melipat tangannya, wajahnya arogan dan sombong.

Ada seseorang yang mengatakan kalau Rafael memiliki wanita yang begitu terlihat spesial 3 tahun ini, padahal dia tipikal yang sering berganti-ganti wanita, tapi sejak memiliki gadis itu dia tidak suka kali membawa wanita ke markasnya, bahkan seperti anda pada gadis lain, karena itu Carvin itu Lihat wanita seperti apa yang membuat Rafael sang Casanova tingkat atas bisa berubah menjadi anti wanita seperti itu hanya karena gadis di sampingnya.

"Aku menolak hal ini!" ucap Rafael dengan spontan membuat Calvin semakin serius.

"Kau yakin ingin membatalkan transaksi kita? Padahal aku tidak sebaik ini pada orang lain, apa salahnya menukarkan gadis itu dengan 100 truk ganja? Pikirkanlah tentang untungnya, Rafael?" tanya Calvin yang membuat hati Rafael bimbang, pria itu mengepalkan tangannya tak lama ia melihat Shofia yang tak berkutik sama sekali.

"Shofia!" panggil Rafael.

"Ya, Tuan!"

"Apa kau ingin mengorbankan dirimu demi aku?"

"Semua keputusan anda ditangan anda Tuan, saya akan mengikuti semua yang anda katakan," ucap Shofia yang membuat Rafael menghela nafas, padahal jawaban yang ia inginkan adalah tidak.

Calvin tersenyum singkat, gadis ini cukup menarik. "Jadi bagaimana, Rafael? Jika mau aku akan membawa lebih dari itu, cukup mudah untuk menyelusup ibu kota."

"Tuan Calvin, bisakah saya pikirkan dulu?" tanya Rafael.

"Tidak ada waktu, aku hanya butuh jawabanmu. Iya atau tidak?" tanya Calvin yang senang mempermainkan lawannya.

Tidak mungkin bagi Rafael memberikan Shofia, gadis itu masih cukup labil untuk bersama Calvin yang memiliki latar belakang yang sangat kejam, bahkan ada yang berkata bahwa salah satu keluarganya adalah kanibal, cukup susah bagi polisi untuk melacak tempat mereka. Markas keluarga terkenal memiliki tempat dimana-mana, jika suka ketahuan, maka mereka akan menjual tempatnya dan membeli markas baru, seperti hantu pada malam hari.

"Baiklah! Aku akan membantu Shofia membereskan barang-barangnya," ucap Rafael yang langsung pergi menarik Shofia ikut.

Setelah cukup jauh, Rafael menguncinya di tembok. "Tuan, ada apa? Bukankah kita akan merapihkan barang-barang?"

"Aku bertanya padamu? Apa kau sungguh akan pergi bersamanya jika aku menyuruhmu!" tanya Rafael yang berharap sekali lagi, Shofia tetap ingin bersamanya.

"Jika anda yang menyuruhku, maka aku akan melakukan hal itu Tuan, bahkan jika anda menyuruhku mati. Aku akan lompat dari atap sekarang juga," ucap Shofia dengan wajah bersungguh-sungguh, membuat Rafael sadar gadis ini seperti tak memiliki perasaan sama sekali, dia memang seperti robot yang bergerak sesuai perintah.

"Kalau begitu jangan pergi! Kita kabur sekarang!" ujar Rafael, yang membuat Shofia mengangguk.

Saat hendak berlari, mereka tiba-tiba terkepung. Suara tepukan terdengar disana, ternyata Calvin yang melakukan hal itu. "Kau tidak perlu kabur, Rafael. Jika memang tak mau, aku juga tak akan memaksamu, tapi---"

Sebuah todong pistol mengarah tepat di kepala, Rafael. "--aku akan membunuhmu, karena sudah main-main denganku."

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Penulis_senja

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku