Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Lepas Kak! Aku mau turun!" Anna merengek meminta turun dari pangkuan sang kakak. Matanya sedikit berkaca dengan dada berdegup kencang seolah berada di balapan motor Mandalika.
Sedangkan lelaki yang bernama Keymal tersebut enggan untuk melepaskan adiknya dari pangkuan dia. Tangan lelaki dua puluh tujuh tahun tersebut melingkar erat pada perut rata Anna.
Gairahnya semakin menjadi ketika Anna terus mengeluarkan suara-suara aneh dengan sentuhannya.
Anna ketakutan bukan main bila berdekatan sebegitu intimnya dengan sang kakak. Ia khawatir papa dan mamanya memergoki mereka berdua.
"Kak aku mohon lepaskan!" Lagi-lagi Anna merengek sambil berontak. Namun, gerakan gadis tersebut malah membuat Keymal semakin tidak karuan dibuatnya.
Lelaki bertubuh jangkung itu dengan kasar menyentak tubuh Anna dalam gendongannya hingga mau tidak mau Anna melingkarkan kedua tangannya di leher Keymal. Kemudian membawa gadis tersebut menuju ranjang king size empuk miliknya. Lalu melempar tubuh sang adik di atas kasur tersebut.
Dengan gerakan cepat kini tubuh Anna telah tertindih oleh Keymal. Merasa tidak ada balasan dari sang gadis, Keymal mengigitnya sedikit hingga membuat Anna berteriak sakit. Dengan rakus lelaki tersebut terus menjelajahi setiap sudut mulut Anna dengan tangan yang tidak mau tinggal diam juga berlanglangbuana menyentuh kedua benda kenyal milik adik tirinya tersebut.
Anna melenguh dengan sentuhan itu. Dia juga tidak mau kalah dengan sekuat tenaga melawan, akan tetapi semuanya hanya sia-sia belaka saja. Harapan untuk melepaskan diri semakin tiada ketika Keymal yang entah sejak kapan sudah menanggalkan baju Anna.
Anna mencium bau alkohol dari mulut Keymal ketika lelaki itu kembali mendekatkan wajahnya pada wajah sang adik. Sedangkan lelaki itu semakin tidak karuan ketika tubuhnya bertabrakan dengan kulit halus Anna.
Gadis itu menangis emosi menyadari tubuhnya dan tubuh sang kakak kini sama-sama polos.
"Kamu akan menjadi milikku!"
Suara serak keymal tersebut semakin membuat Anna sesenggukan dengan perlawanan sia-sia. Percuma dia melawan karena sekarang pertahanannya telah tiada. Keymal benar-benar merebut kesucian Anna yang berstatus sebagai adik tirinya.
"Argghh!" Anna berteriak kesakitan kala lelaki itu merebut segalanya dari Anna. Hilang sudah harapan Anna untuk menjaga kegadisannya. Rasa sakit semakin terasa dalam kala menyadari siapa yang telah merenggut segala harapan hidupnya.
Anna menyesali sikap baiknya terhadap Keymal, yang mendapat balasan tidak pantas dari lelaki tersebut. Dia melihat dengan sangat jelas bagaimana kakak tirinya itu menikmati tubuhnya.
Pikiran Anna berkecamuk, ia ingat betul bahwa Keymal sangat cuek terhadapnya, bahkan dia tahu jika Keymal amat membeci kehadiran dirinya di rumah ini. Namun, malam ini dengan tega dia merenggut segalanya dari Anna. Kesadaran Anna sedikit demi sedikit mulai sirna, badan dan hati yang remuk menyebabkan dia hilang kesadaran.
Lantas, mengapa Keymal melakukan ini semua? Mengapa dia melakukan hal ke ji tersebut pada Anna yang jelas-jelas adalah adik tiri yang tidak pernah ia harapkan kehadirannya?!
Anna terbangun dan mendapati semuanya telah hilang, ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang terasa dingin namun rasa sakit di bagian intinya membuat dia kembali meneteskan air mata. Pipi mulusnya basah, gadis itu meratapi nasibnya yang begitu malang dan sangat menyesal karena telah hadir di rumah yang berlatar neraka tersebut.
Anna ingin bangkit, dan berniat membersihkan tubuh kotornya yang meskipun ia mandi seribu kalipun semua yang telah hilang tidak akan kembali lagi. Dengan selimut tebal tersebut Anna menutupi tubuh mungilnya dan membiarkan Keymal kedinginan. Anna merasa Keymal pantas mendapatkan pembalasan buruk atas perbuatan lelaki itu terhadapnya.
"Arghh," Anna meringis kesakitan ketika kakinya menyentuh lantai dan hendak bangun. Dia melempar kembali bokongnya dengan kasar, sambil memegangi perut bagian bawah Anna kembali menangis. Tangannya bergetar hebat menghimpit selimut yang dia kenakan.
"Kenapa sakit banget," rengeknya lemas. Wajah Anna memerah menahan rasa sakit di bagian bawahnya yang terasa perih dan sangat menyakitkan ....
Dengan sekuat tenaga gadis berambut sebahu itu terus berusaha bangkit, berjalan tertatih memungut satu persatu pakaiannya yang berserakan di lantai. Kemudian menuju kamar mandi yang terletak tidak jauh dari ranjang tempat berdosa mereka. Namun, saat Anna telah sampai di depan pintu dia merenggut lemas menyadari jika itu bukanlah kamar mandi miliknya.
"Sial! Ini bukan kamarku," rutuk Anna geram, dia berbalik hendak pergi meninggalkan tempat jaha nam tersebut namun saat membalikkan badannya dia menatap ke arah ranjang dimana Keymal tengah terbaring telungkup. Gadis itu menatap nanar, ingatan tadi malam kembali menari memenuhi seisi kepalanya membuat mata gadis itu kembali basah kemudian mengalir buliran bening di pipinya.
"Sekarang aku harus apa? Tidak akan ada yang menerimaku setelah ini, dan semua kehancuran akan dimulai dari sekarang, hikss," batin Anna mengeluh, penderitaan hidupnya akan segera dimulai dan bagaimana jika ibunya mengetahui hal tersebut? Membayangkan bagaimana kecewanya sang ibu membuat Anna ingin ma ti saja, dia takut mengecewakan ibunya yang selama ini rela pontang panting demi menghidupinya.
Setelah sampai di kamarnya sendiri Anna dengan cepat memasuki kamar mandi kemudian membersihkan badannya, ia menggosok tubuhnya dengan kuat hingga menimbulkan kemerahan. Kulit putihnya memerah akibat dari perbuatannya akan tetapi hal tersebut tidak akan mampu menghilangkan ingatannya tentang perbuatan Keymal tadi malam kepadanya. Bahkan jika kulitnya mengelupas pun tidak akan mengembalikan apa yang telah terenggut.
"Argghhh! Tidakkk! Aku benci hidupku!" Tangis Anna kembali pecah, air mata yang awalnya telah mengering kini kembali membasahi pipi mulusnya. Dengan suara serak Anna terus merutuki dirinya dan sumpah serapah ia lontarkan untuk Keymal yang tanpa rasa berdosa menodai hidupnya. Dia berharap lelaki itu segera enyah dari dunia ini untuk selamanya ....
Setelah mandi Anna meringkuk lemah dengan mata sembab, rasa kantuk kembali menyerang mengingat betapa kejamnya dunia ini. Lemah letih dan tidak ada semangat hidup kini tercampur menjadi satu dalam tubuh Anna, mungkinkah dia akan memberi tahukan hal tersebut pada sang ibu? Ataukah malah menyimpannya seorang diri hingga waktu yang menentukan?!
Pagi harinya Keymal terbangun dengan setengah sadar, dan betapa kagetnya dia setelah melihat tubuhnya yang telan jang bulat. Benar, Anna memang meninggalkan Keymal tanpa sehelai benangpun dan hal itu pantas di dapatkan olehnya. Bahkan perbuatan Anna tersebut belum sebanding dengan apa yang dibuat olehnya tadi malam terhadap Anna.
"Kenapa aku bisa begini?" gumamnya heran.
Lelaki itu bangkit lalu menuju kamar mandi hendak membersihkan badannya yang terasa lengket. Di dalam sana kesadaran Keymal sedikit demi sedikit mulai muncul, dan perlahan mengingat akan kejadian tadi malam bersama dengan Anna. Dia ingat betul jika dirinya dengan kasar memaksa gadis tersebut untuk melayaninya dan dia sedikit merasa aneh setelah melakukan hal tersebut.
Dia menyunggingkan bibirnya merasa bangga atas perbuatan tadi malam terhadap Anna, akan tetapi dalam waktu sekejap wajah sumringah tersebut hilang dan berganti takut. Dia khawatir Anna akan hamil, dan bagaimana jika gadis itu memberi tahukan semuanya pada Johan? Ayah kandung Keymal. Ia tahu betul jika ayahnya itu tidak akan tinggal diam apabila Anna menderita olehnya.
Beberapa menit kemudian Keymal telah siap untuk berangkat kerja, dia keluar dari kamarnya menuju meja makan namun saat sampai di sana dia tidak mendapati apa-apa, itu berarti kedua orang tuanya belum pulang sedari tadi malam. Keymal merasa sedikit lega menyadari mereka belum kembali, itu artinya masih belum ada yang mengetahui perbuatannya pada Anna.
Cklekk
Mendengar suara pintu terbuka Keymal menoleh ke arah sumber suara, dia melihat Anna keluar dari kamarnya dengan wajah pucat dan dengan cara jalannya yang tidak normal. Jujur Keymal ada sedikit rasa bersalah apalagi melihat Anna kesakitan seperti itu.
Anna berjalan tertatih menahan rasa sakit, gadis dua puluh satu tahun tersebut terus berjalan tanpa menghiraukan keberadaan Keymal di meja makan. Niat hati ingin mengisi perut, tetapi setelah melihat lelaki itu membuat Anna mengurungkan niatnya. Kembali menuju kamar dan membanting pintu dengan keras berharap kekesalannya tertuntaskan dengan melakukan hal itu ....
Melihat Anna yang seperti itu membuat hati Keymal mencelus, rasa kasihan dan menyesal membuatnya sadar jika apa yang ia perbuat adalah salah, bahkan dirinya tidak meminta maaf pada Anna karena telah menyakiti sang gadis. Namun, sedetik kemudian pikirannya berubah lagi, dia merasa jika Anna pantas mendapatkan pelajaran itu karena telah berani masuk dan mengusik kehidupannya.
Pikiran dan hatinya sering berubah-ubah membuat dirinya dirundung kebingungan. Otaknya berkata cukup namun hatinya menuntut kurang.
Sedangkan di dalam kamar Anna kembali menangis, rasa lelah dihati dan badannya membuat ia ingin mati, Anna menangis tanpa suara dia sambil memukul-mukul dadanya dengan kuat. Ia ingin mengakhiri hidupnya dengan cepat dan dengan cara apapun.
Menarik-narik rambut sendiri kemudian menggosok-gosok badannya dengan kuat berharap dengan terkelupas kulit tersebut dapat menghilangkan masalahnya. Tanpa perempuan itu kulitnya semakin merah akibat cakaran dari kuku panjangnya. Namun, Anna segera tersadar ketika wajah ibunya muncul dalam benak. Dia tidak boleh menyerah, masih ada ibunya untuk ia lindungi dan bahagia ....
"Aku tidak boleh menyerah, aku harus bangkit dan melupakan ini semua biar pun tidak akan ada lekaki yang mau wanita kotor dan hina sepertiku," tukas Anna menyemangati dirinya sendiri.
Ia bertekat akan melupakan semuanya meskipun hal itu sangat sulit, dan bahkan tidak mungkin. Semakin ia berusaha melupakan maka semakin melekat pula hal tersebut di kepala Anna. Karena sebaik-baiknya cara melupakan adalah mengingat.
***
Satu Minggu Kemudian
"Aishhhh, ini bukan otakku yang kurang pintar, tapi tugasnya aja yang super ribet dan menyusahkan," keluh Anna kesal karena tugasnya tak kunjung selesai. Kini ia harus menumbalkan satu episode drama Korea demi menyelesaikan tugasnya tersebut.