Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU

TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU

Evie Yuzuma

5.0
Komentar
42.2K
Penayangan
71
Bab

Sukma hanyalah gadis sebatang kara yang menumpang hidup di keluarga Ambu dan Abah. Sukma terpaksa harus mengubur harapan indah hidup bersama Ahsan---lelaki yang dicintainya. Ambu meminta Sukma menggantikan Prisilia untuk menikahi anak sahabat lama Abah yang cacat dan sudah duda. Sukma berusaha sekuatnya percaya pada takdir dan jodoh. Demi membalas hutang budi itu, akhirnya dia melepas Ahsan dari hatinya. Namun tanpa disangka, ternyata sosok calon suaminya yang bernama Raga pada akhirnya membuatnya menjadi wanita paling bahagia karena dicintai, diistimewakan dan dihargai. Akankah cinta sejati Sukma dan Raga akan abadi? Atau luluh lantah karena hadirnya orang ketiga?

Bab 1 Satu

LELAKI YANG KAU TOLAK JADI SUAMI TERNYATA SEORANG MILYARDER TAMPAN

#Terima_Kasih_Telah_Mencintaiku (1)

"Sukma, kamu itu sudah numpang di rumah ini! Pendidikan kamu juga cuma SMP! Kamu sudah ngerepotin Abah sama Ambu bertahun-tahun. Nih denger, ya! Harusnya kamu balas budi. Kamu jadi orang jangan gak tahu diri gitu, dong! Harusnya kamu bela aku di depan Abah, harusnya kamu bilang biar kamu saja yang nikah sama pria cacat yang sudah duda itu!" Prisilia melempar satu buah gelas yang tadi dipakainya untuk minum tepat di depan sukma yang sedang mencuci pakaian.

Gelas itu seketika pecah berserakan. Sukma menatap Prisilia dengan nanar.

"Sisil, yang sudah dijodohkan itu kamu kata Abah. Jadi seperti sudah ada kesepakatan gitu waktu Abah dulu susah dan ditolong mereka!" Sukma menjawab.

Selama ini dia diam bukan takut. Namun lebih pada mawas diri karena semenjak dia menjadi yatim piatu, dia diurus oleh keluarga Abah. Hanya keluarga Abah yang bukan siapa-siapa yang mau menampungnya. Karena kemiskinan keluarga Sukma, bahkan sanak saudara pun tak ada yang mau menerimanya.

Ambu dan Abah yang baru saja datang menghampiri keduanya di dapur. Abah menatap Prisilia.

"Sisil! Maafin Abah, tetapi Abah memang sudah berjanji menikahkan putri Abah dengan Putra keluarga mereka. Maafin Abah, tapi kamu memang harus menikah dengannya!"

"Gak mau! Abah kenapa gak nikahin Sukma saja! Dia selama ini cuma ngerepotin kita doang! Numpang makan, numpang tidur, gak ada guna juga Abah sama Ambu merawat dia dari kecil! Pokoknya aku mending mati dari pada nikah sama pria cacat itu! Aku ini cantik, berpendidikan, Bah! Aku ini calon orang sukses di masa depan! Gak mau aku menggadaikan kebahagiaan aku dengan menikah sama pria itu, mana cacat, duda lagi!" Prisilia berbicara panjang lebar.

Abah hanya menggeleng kepala. Watak Sisil memang keras.

"Ambu, tolong! Nikahin saja si Sukma, Bu! Ambu juga akan bahagia kalau dia udah gak numpang di sini lagi!" Sisil meraih tangan Ambu.

Ambu menoleh pada Abah. Benar mungkin yang dikatakan oleh putri semata wayangnya. Jika mereka harus mencoba.

"Abah coba bilang sama mereka, bagaimana kalau yang dinikahkan itu Sukma. Abah bisa bilang kalau Sukma ini putri angkat kita! Kasihan Sisil juga, Bah! Ambu juga gak setuju sih sebetulnya. Masa putri cantik kita harus punya suami orang lumpuh udah gitu duda lagi. Anggap saja Sukma membayar hutang budi sama kita, Bah! Toh hanya kita yang selama ini peduli." Ambu menatap harap pada Abah.

Lalu Ambu melirik pada Sukma.

"Sukma, kamu sudah kami rawat selama ini! Numpang makan, numpang tidur di sini! Sudah saatnya kamu balas budi. Ingat hutang budi itu bisa dibawa mati, Sukma! Kamu mau, ya menikah dengan anak Pak Bagas gantiin Sisil?" Ambu menatap Sukma dengan tatapan tajam.

Sukma terdiam. Hatinya berontak tapi bisa apa. Sebetulnya dia sudah berjanji akan menerima lamaran Ahsan---putra dari Pak Camat. Lelaki itu sudah beberapa bulan ini menjalin hubungan dengannya.

"T-tapi aku sudah terlanjur menyanggupi kalau akan menerima lamaran Mas Ahsan, Ambu!" Sukma menunduk. Ucapannya lirih hampir tak terdengar.

Ahsan berjanji setelah wisuda S1 nya digelar, dia akan datang melamarnya. Lelaki itu sering ketemu ketika Sukma diminta Ambu membantu acara-acara di kecamatan. Ambu ini salah satu pegawai PKK juga dan dia selalu melibatkan Sukma untuk meringankan pekerjaannya. Dari saat itulah hubungan keduanya semakin dekat.

"Ahsan biar nanti Ambu yang urus. Lagian Sisil juga baru saja putus. Mungkin nanti kalau Sisil mau, biar dia yang menggantikan kamu menikah sama Ahsan, kamu menggantikan Sisil menikah sama anak Pak Bagaskoro itu." Ambu memutuskan.

"Ambu!" Abah hendak menyahut. Namun kedua netra Ambu membulat mengisyaratkan Abah untuk diam.

"Ambu nanti yang urus sama Nak Ahsan. Kalau dia ke sini kamu gak usah temui dia. Kamu bersiap saja untuk merawat diri agar nanti anaknya Pak Bagas suka sama kamu. Biar Sisil nanti anter kamu ke salon kalau keluarga mereka mau datang!" Ambu bertitah.

"Baik Ambu kalau dengan menikahinya bisa membalas hutang Budi. Aku bersedia!"

Sukma akhirnya menyerah. Toh selama tinggal bersama keluarga Ambu dirinya hanya seperti pembantu saja. Setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah dari shubuh sampai malam lagi. Jika sudah selesai, tak ada waktu juga untuknya bersantai. Ambu akan menyuruhnya menunggui toko sembako miliknya yang ramai dan memang kekurangan pegawai.

Selama ini, Sukma hanya menumpang hidup dan dimanfaatkan tenaganya. Awalnya dia sudah bahagia ketika Ahsan hendak melamar. Berharap memiliki kehidupan masa depan yang bahagia. Namun semuanya buyar, ketika ternyata dia hanya harus menikahi seorang duda lumpuh yang bahkan dia belum tahu mukanya.

Abah tidak banyak bisa melawan Ambu. Dia juga takut akan ancaman Sisil yang mengancam akan bunuh diri jika tetap dipaksa menikahi anaknya Pak Bagas---teman Abah masa muda dulu. Akhirnya hari itu, Abah mengurus kartu keluarga dan memasukkan Sukma menjadi anak angkatnya.

Setelahnya Abah mengirimkan foto Sukma yang sudah didandani. Gadis berlesung pipit itu tampak sangat cantik sekali bahkan melebihi kecantikan Sisil. Tidak berapa lama, Pak Bagas membalas dan menyetujuinya. Selama perempuan itu anak dari Abah, baginya tak apa.

Sisil tersenyum senang. Ambu yang menemui Ahsan ketika pria itu datang. Dia meminta Ahsan melupakan Sukma. Sebagai gantinya, Ambu mengenalkan Sisil pada Ahsan.

"Nak Ahsan, Sisil ini juga lagi kuliah S1 Cuma baru semester dua! Kalau Sukma itu malah gak ada pendidikan apa-apa, dia cuma SMP. Ambu sering ajak dia kalau ada kegiatan karena emang di sini gak ada kerjaan! Mungkin mulai hari ini, Nak Ahsan mulai lupakan Sukma, ya! Dia sendiri yang meminta untuk menikah dengan anak Pak Bagas. Mungkin sudah bosan hidup alakadarnya bersama kami di sini. Dia ingin hidup serba kecukupan di kota nanti!" Ambu menjelaskan panjang lebar.

"Saya gak nyangka pikiran Sukma sesempit itu! Baik Bu kalau begitu saya permisi!"

Ahsan berpamitan meninggalkan kediaman Ambu. Dia hanya melirik sekilas pada Sisil yang tersenyum malu-malu. Sukma yang mendengarkan dari balik kamarnya mengigit bibir. Menahan rasa yang tiba-tiba menyesak.

"Ya Allah, semoga aku bisa benar-benar hidup bahagia bersama anaknya Pak Bagas itu. Entah dia cacat, entah dia duda, jika Engkau sudah menentukan dia berjodoh denganku semoga semuanya yang terbaik." Sukma menyeka air matanya sambil menatap punggung Ahsan yang sudah mulai menjauh dari jendela kamar.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Evie Yuzuma

Selebihnya
ULANG TAHUN IBU MERTUA

ULANG TAHUN IBU MERTUA

Romantis

5.0

“Aku tidak mengirim istriku untuk menjadi pembantu di sini, Ma. Kenapa dia sibuk mengambil piring dan gelas kotor, sementara kalian enak-enakan makan?” Alka melempar protes ketika sang istri yang dicintainya diperlakukan semena-mena. Menjadi orang tidak berpendidikan tinggi dan tidak berpunya membuat Madina dibeda-bedakan di keluarga suaminya. Terlebih Alka---sang suami, memiliki pendidikan paling rendah juga disbanding ketiga kakaknya. Tuti---ibu mertua Madina terasa sangat pilih kasih. Sering kali dia memperlakukan Madina seperti pembantu dan bukan menantu. Pada acara ulang tahunnya, Madina dicibir dan direndahkan. Bahkan dia disuruh membantu membereskan piring dan gelas kotor. Mereka mengira Madina datang hanya untuk menumpang makan, karena sepertinya tidak mungkin dia membelikan hadiah yang mewah. Semua anggota keluarga tahu jika Madina dan Alka hidupnya hanya rata-rata. Semua hinaan, kepedihan dan rongrongan dari keluarga sang suami membuat rumah tangganya kerap kali diterpa badai. Terlebih Tuti---sang ibu berharap memiliki besan dengan seorang yang terpandang. Dia mencoba memasukkan Ratna dalam kehidupan sang putra. Para Ipar dan Mertua Madina berusaha keras agar Ratna bisa menjadi istri kedua dari Alka. Bagaimanapun mereka diiming-imingi kehidupan mewah dan menyenangkan oleh Ratna. Hingga akhirnya persekongkolan itu membuat sebuah kesalah fahaman besar terjadi antara Madina dan Alka sehingga membuat mereka terpisah jarak dan antara. Dalam kesendirian itu, Madina yang memang sudah merintis karir dalam dunia literasi menemukan jalan rejekinya. Salah satu novel yang ditulisnya viral dan dirinya mendadak terkenal dengan nama pena yang tidak diketahui oleh keluarga suaminya. Begitu pun dengan Alka yang merasa ditinggalkan dan mengira jika Madina lebih memilih lelaki dari masa lalunya, dia sibuk memperbaiki kehidupan ekonominya. Akankah keduanya kembali dipertemukan dan bisa menjalani hidup penuh kebahagiaan? Ataukah semuanya berakhir, Madina dan Alka berjalan masing-masing dengan pilihan hidupnya?

MENIKAH DENGAN SULTAN

MENIKAH DENGAN SULTAN

Romantis

5.0

“Nay! rempeyek kacang apaan kayak gini? Aku ‘kan bilang mau pakai kacang tanah, bukan kacang hijau!” pekik Natasya. Dia membanting bungkusan rempeyek yang sudah Rinai siapkan untuknya. Natasya berniat membawanya ke rumah calon mertuanya dan mengatakan jika itu adalah rempeyek buatannya. “Maaf, Sya! Bahan-bahannya habis kemarin. Aku uangnya kurang, Sya! Uang yang kamu kasih, sudah aku pakai buat berobat ibu. Ibu lagi sakit,” getar suara Rinai sambil membungkuk hendak memungut plastik yang dilempar kakak tirinya itu. Namun kaki Natasya membuat pergerakannya terhenti. Dia menginjak-injak plastik rempeyek itu hingga hancur. *** “Aku mau beli semuanya!” ucap lelaki itu lagi. “T—tapi, Bang … yang ini pada rusak!” ucap Rinai canggung. “Meskipun bentuknya hancur, rasanya masih sama ‘kan? Jadi aku beli semuanya! Kebetulan lagi ada kelebihan rizki,” ucap lelaki itu kembali meyakinkan. “Makasih, Bang! Maaf aku terima! Soalnya aku lagi butuh banget uang buat biaya Ibu berobat!” ucap Rinai sambil memasukkan rempeyek hancur itu ke dalam plastik juga. “Aku suka perempuan yang menyayangi ibunya! Anggap saja ini rejeki ibumu!” ucap lelaki itu yang bahkan Rinai sendiri belum mengetahui siapa namanya. Wira dan Rinai dipertemukan secara tidak sengaja, ketika lelaki keturunan konglomerat itu tengah memeriksa sendiri ke lapangan tentang kecurigaan kecurangan terhadap project pembangunan property komersil di salah satu daerah kumuh. Tak sengaja dia melihat seoarng gadis manis yang setiap hari berjualan rempeyek, mengais rupiah demi memenuhi kebutuhannya dan sang ibu. Mereka mulai dekat ketika Rinai menghadapi masalah dengan Tasya---saudara tirinya yang seringkali menghina dan membullynya. Masa lalu orang tua mereka, membuat Rinai harus merasakan akibatnya. Harum---ibunda Rinai pernah hadir menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang tua Tasya. Tasya ingin menghancurkan Rinai, dia bahkan meminta Rendi yang menanangani project pembangunan property komersil tersebut, untuk segera menggusur bangunan sederhana tempat tinggal Rinai. Dia tak tahu jika lelaki yang menyamar sebagai pemulung itu adalah bos dari perusahaan tempat kekasihnya bekerja. Wira dan Rinai perlahan dekat. Rinai menerima Wira karena tak tahu latar belakang lelaki itu sebenarnya. Hingga pada saatnya Wira membuka jati diri, Rinai benar-benar gamang dan memilih pergi. Dia merasa tak percaya diri harus bersanding dengan orang sesempurna Wira. Wira sudah frustasi kehilangan jejak kekasih hatinya. Namun tanpa disangka, takdir justru membawanya mendekat. Rinai yang pergi ke kota, rupanya bekerja menjadi ART di rumah Wira. Bagaimanakah kisah keduanya? Akankah Rinai kembali melarikan diri ketika tahu jika majikannya adalah orang tua Wira?

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku