Foto Suamiku Diruang Tamunya (Aku Istri Kedua Suamiku)
"Hari ini aku pulang telat ya sayang, ada kerjaan penting yang harus aku kerjakan," ujar Mas farel.
kami sudah menikah selama hampir dua tahun dan walaupun belum memiliki anak tapi kehidupan kami bahagia.
Aku bersyukur mengenal lelaki seperti Mas Farel.
"Ya mas gak papa kok," jawabku.
"Ini ATM Mas, kamu pegang aja kalau kamu ada apa-apa."
Mas Farel kemudian memberikan benda pipih berlogo sebuah bank itu padaku.
"Makasih ya Mas."
Kulayangkan sebuah sentuhan lembut dipipinya dan Diapun membalas dengan tatapan mata elangnya padaku.
Tatapan inilah yang membuatku langsung jatuh cinta saat Arin memperkenalkan Mas Farel dua tahun yang lalu.
Kami hanya kenal beberapa bulan, lalu menikah.
"Mas berangkat dulu ya," ujar Mas Farel setelah beberapa saat menatapku.
Akupun bergelayut manja sambil mengiringinya berjalan ke ruang depan.
Sesampainya di depan segera kuraih tangan suamiku lalu kucium tanganya sebagai tazim.
"Hati-hati dirumah ya sayang."
"Aku ngajar hari ini Mas."
Untuk mengisi waktu luang aku mengajar disebuah bimba pada sore hari.
Aku mengajar untuk anak-anak SD yang rentang usianya antara tujuh sampai
sembilan tahun.
"kamu saja mobilnya Mas naik motor."
Begitulah Mas Farel jika mobil kami salah satu ada masalah, dia rela naik motor dan kepanasan dari pada aku yang kepananasan.
Sungguh Mas farel adalah lelaki terbaik yang aku miliki.
Mas Farell melambaikan tanganya setelah motor matiknya selesai distarter.
"Hati-hati di jalan, ingat di sini istrimu menunggu di rumah," pesanku yang dibalas cubitan pipi oleh Mas Farel.
Setelah Mas Farel hilang dari pandangan aku kembali masuk ke dalam rumah untuk bersiap mengajar di sebuah Bimba.
Aku sengaja memilih mengajar anak-anak karena aku suka dan merasa terhibur oleh mereka.
Lagipula kata orang-orang tua jika ingin cepat punya anak maka kita harus dekat sama anak kecil.
Siapa tahu dengan seringnya aku bergaul dengan anak-anak itu dapat memancing benih di rahimku hingga aku bisa punya anak.
Selesai mandi aku segera berdandan, aku sengaja memakai make up yang gak terlalu tebal namun cukup menunjang penampilanku.
Dari rumahku ke Bimba tempatku mengajar memakan waktu sekitar 30 menit naik mobil.
-
-
-
Begitu sampai bimba, aku langsung disambut beberapa orang muridku.
"Bu Ane," ujar mereka begitu bahagia saat aku datang. .
Kukeluarkan beberapa minuman dan makanan.
"Ni ambil satu-satu ya, makanya nanti kalau habis belajar!"
Anak-anak itu kemudian mengambil jajan yang aku berikan hingga aku menyadari sesuatu, salah satu muridku bahkan yang paling dekat dengaku gak hadir.
"Anak-anak, Tasya kemana?"
"Tasya gak masuk Bu, dari kemarin," jawab
salah seorang siswa.
"Ada yang tahu gak Tasya kemana?"
"Gak Bu." Jawab mereka serentak.
Segera ku ambil ponselku untu menghubungi orang tua Tasya karena memang jika ada salah satu muridku yang gak masuk aku akan menghubungi orang tuanya namun sudah beberapa kali calling dan chat tak ada respon.
Dalam hati aku berpikir keras ada apa dengan Tasya, apa Dia sakit?
Sepanjang mengajar aku tak bisa konsentrasi penuh, pikiranku terus teringat akan Tasya.
"maap Bu, apa Ibu tahu alamat rumah Tasya,"
tanyaku pada salah satu wali murid saat mereka menjemput anaknya.
"memang kenapa Bu?"
"Sudah tiga hari ini Tasya gak masuk Bu, saya sudah hubungi nomor orang tuanya juga gak direspon," ujarku memaparkan.
"Setahu saya kemarin Ibu Tasya masuk Rumah Sakit Bu, mungkin Tasya ikut ke Rumah Sakit," jawab Ibu itu.
"Boleh saya tahu di Rumah Sakit mana?"
/0/3755/coverorgin.jpg?v=e558c3fcb8aebec096bd5823ea51b0ff&imageMogr2/format/webp)
/0/12406/coverorgin.jpg?v=6aec4cfef6fe700646935b90f70aead3&imageMogr2/format/webp)
/0/16993/coverorgin.jpg?v=8f6691abba9009e4c672ce3ff44120fb&imageMogr2/format/webp)
/0/2751/coverorgin.jpg?v=afedef2cb9c91e39201ce746d637e369&imageMogr2/format/webp)
/0/29113/coverorgin.jpg?v=e50b422645d85f7a15991cf29ef36b5d&imageMogr2/format/webp)
/0/29051/coverorgin.jpg?v=20251205185343&imageMogr2/format/webp)
/0/29463/coverorgin.jpg?v=47dae4f4b79f01a3af52cf788c3df977&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=e2071e6c7a02478e542e0f7ba23df599&imageMogr2/format/webp)
/0/3853/coverorgin.jpg?v=b9640e1bc4332274459607b536ffc0db&imageMogr2/format/webp)
/0/23705/coverorgin.jpg?v=6209c31bca2b5f0db9b5e010ebeac781&imageMogr2/format/webp)
/0/2850/coverorgin.jpg?v=97f0192d4a1aae7e692969c4bbac8de6&imageMogr2/format/webp)
/0/2853/coverorgin.jpg?v=fd51cd88155fa6cc34f6b48d0336aed3&imageMogr2/format/webp)
/0/20413/coverorgin.jpg?v=ec86fab74cc2046f1ea680264dba5204&imageMogr2/format/webp)
/0/3629/coverorgin.jpg?v=7b79e3e2cfce30a72d9676681fbc5809&imageMogr2/format/webp)
/0/13745/coverorgin.jpg?v=561446b6eee65e8cba6b86ec5d98b026&imageMogr2/format/webp)
/0/13674/coverorgin.jpg?v=20250123145540&imageMogr2/format/webp)
/0/13203/coverorgin.jpg?v=dce661cc3a9f7d83e9b09db4a9dfd537&imageMogr2/format/webp)
/0/17930/coverorgin.jpg?v=39fb4a11b317d421a36643706182c671&imageMogr2/format/webp)