/0/28624/coverorgin.jpg?v=fed94a2e5fc1377317852acfd51dc459&imageMogr2/format/webp)
Prakas masih terlelap di atas kasur, berselimut setengah dada, tiba-tiba membuka matanya. Dia heran melihat langit-langit di kamar itu berbeda dengan langit-langit di kamar rumahnya. Prakas mencoba bangkit namun sakit di kepalanya mendadak datang hingga memaksa tangannya untuk memijiti keningnya sendiri. Sekarang dia tidak memakai pakaian sama sekali.
“Apa yang aku lakukan semalam dan kenapa aku berada di sini?” pikirnya dalam hati.
Saat Prakas menoleh ke samping, dia terperanjat ketika mendapati seorang gadis sedang tertidur lelap tanpa busana diselimuti selimut putih. Prakas mengangkat selimut yang masih menyelimuti setengah tubuhnya. Dia semakin terkejut saat mendapati bagian bawah tubuhnya tidak mengenakan pakaian sama sekali. Prakas membangunkan gadis itu dengan heran dan penuh pertanyaan.
“Bangun! Bangun!” ucap Prakas setengah berteriak sambil menggerak-gerakkan tubuh perempuan itu.
Gadis itu menggeliat lalu membuka matanya dengan berat.
“Apaan? Kalo mau pergi pergi aja, gue udah dibayar kok,” ucap gadis itu sedikit kesal.
Prakas terbelalak mendengarnya. Bagaimana pun dia tidak ingat apa-apa kenapa dia bisa berada di sana.
“Dibayar sama siapa? Emangnya kita ngapain semalam?” tanya Prakas heran.
Perempuan itu akhirnya duduk sambil menutupi bagian dadanya dengan selimut dan melihat ke arah Prakas dengan kesal.
“Lo nggak inget apa-apa?” tanya perempuan itu dengan heran.
“Nggak! Jelasin ke gue ada apa semalam dan kenapa gue bisa sama elo di sini?” tanya Prakas dengan bingung bercampur kesal.
Perempuan itu menghela napas sejenak lalu menatap Prakas dengan marah.
“Elo udah merawanin gue! Elo sendiri yang pesen gue sama mami, kenapa elo nggak tau? Jangan pura-pura nggak tau deh!” ucap perempuan itu dengan marah.
Prakas mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Iya, semalam dia hadir di pesta ulang tahun sahabatnya si Niko. Teman kuliahnya dulu. Di sana juga ada Doni dan Marli, teman satu kuliahnya juga. Prakas datang dengan memakai setelan jas karena tak sempat berganti pakaian sepulang dari kantor. Niko menyewa satu club malam dan menyediakan berbagai macam minuman keras untuk tamu yang diundangnya. Saat Prakas mabuk, Niko dan teman-teman satu genk anak-anak konglomerat itu menantangnya untuk melepas keperjakaannya. Prakas yang dalam kondisi mabuk akhirnya tertantang. Saat pesta ulang tahun usai, Niko membawa Prakas ke sebuah hotel dan mendorongnya ke sebuah kamar. Lalu Niko menutup kamar hotel dari luar dan pergi begitu saja meninggalkannya.
Prakas mengernyit mengingat itu. Dia menatap perempuan itu dengan marah.
“Sekarang kamu pergi dari sini!” teriak Prakas.
“Biasa aja dong, udah enak-enak merawanin gue pake ngusir lagi! Gue bisa pergi sendiri!” ucap perempuan itu yang juga marah padanya.
“Pergi!” teriak Prakas lagi.
Perempuan itu buru-buru memakai pakaiannya. Prakas melihat ada bekas darah di tempat tidurnya. Sekilas perempuan itu memang sangat cantik. Kulitnya putih, rambutnya panjang dan sangat sempurna. Saat perempuan itu hendak keluar, Prakas menahannya.
“Tunggu!”
“Apaan?”
“Mana KTP kamu,” pinta Prakas.
Perempuan itu heran, “Buat apaan?”
“Gue pengen lihat! Kalau ada apa-apa gue tahu nama kamu dan alamat rumah kamu!” jawab Prakas yang masih kesal.
Perempuan itu langsung membuka tas kecilnya dan mengeluarkan KTP di dalamnya, kemudian dia langsung memberikannya pada Prakas dengan kesal.
“Nih, buruan!”
Prakas langsung memeriksa KTP perempuan itu. Sekarang dia tahu kalau perempuan itu memiliki nama Miona Salsabila, dia tinggal di kawasan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Prakas meraih handphonenya lalu memfoto KTP perempuan itu dengan buru-buru. Setelah selesai memfoto Prakas langsung memberikan KTP itu kepadanya lagi.
Perempuan itu langsung mengambil KTP-nya lagi dan menyimpannya ke dalam tas kecilnya, kemudian dia keluar sambil menutup pintu kamar hotel itu dengan kencang.
/0/4346/coverorgin.jpg?v=e99ad841c1d7ed14fd14bd07f0817b0f&imageMogr2/format/webp)
/0/2351/coverorgin.jpg?v=33bc23e32df7f5ac3937c4479d10eeea&imageMogr2/format/webp)
/0/23788/coverorgin.jpg?v=49b7e99d293c396a41c9a16456321089&imageMogr2/format/webp)
/0/2562/coverorgin.jpg?v=1c0bc876cf31e2917d8e16ad7eb33bc5&imageMogr2/format/webp)
/0/12466/coverorgin.jpg?v=9708eb3a96ea70a88003a6546546066e&imageMogr2/format/webp)
/0/7674/coverorgin.jpg?v=e866ee1b29c1e01e154519c8586ac548&imageMogr2/format/webp)
/0/9744/coverorgin.jpg?v=b7d6a75c2d1107be485a1e0e207ba64f&imageMogr2/format/webp)
/0/7242/coverorgin.jpg?v=9dd27e4d10822b34509e52f3feb4289f&imageMogr2/format/webp)
/0/17322/coverorgin.jpg?v=42ab220d18228ed2cbfbbe34b318616c&imageMogr2/format/webp)
/0/6480/coverorgin.jpg?v=7b42e334b6b42ad5c0d3092eaacb4684&imageMogr2/format/webp)
/0/5817/coverorgin.jpg?v=5ef438976c051573a4e21b55f5f410c1&imageMogr2/format/webp)
/0/7027/coverorgin.jpg?v=75220ee91a5a06d65d76a3fd76c4fce3&imageMogr2/format/webp)
/0/15065/coverorgin.jpg?v=28936aea89b55535db921173a459096c&imageMogr2/format/webp)
/0/15780/coverorgin.jpg?v=4dceae18cd8653a26ddcb313f48d3eec&imageMogr2/format/webp)
/0/13100/coverorgin.jpg?v=afe254af17e871e6088cf43bee5fc044&imageMogr2/format/webp)
/0/17365/coverorgin.jpg?v=6db8622c3069ac6f74d1e2e5fb155f63&imageMogr2/format/webp)
/0/16463/coverorgin.jpg?v=83f6dd3af71ea3068b6d2868bc1debf9&imageMogr2/format/webp)
/0/5715/coverorgin.jpg?v=a434b913e9c44fad1ab8c1500c38b6d6&imageMogr2/format/webp)
/0/4247/coverorgin.jpg?v=084a3a9b57319d8195e2577f605c01bc&imageMogr2/format/webp)
/0/19255/coverorgin.jpg?v=bf25a176b00c418376355bc8252f0915&imageMogr2/format/webp)