Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Penjara Cinta Sang Taipan

Penjara Cinta Sang Taipan

Richan25

4.4
Komentar
98.9K
Penayangan
112
Bab

Bagi Bening hidup sederhana dengan limpahan kasih sayang dari kedua orang tua saja sudah begitu cukup baginya. Tetapi apa jadinya jika ia tidak pernah mendapat itu semua dari Ibu kandungnya sendiri? Bahkan Bening tidak pernah menyangkah hidupnya akan berakhir di tangan seorang germo dan membuatnya terlibat pernikahan kontrak dengan seorang pewaris tunggal keluarga terkaya di negeri ini yang bernama Jaasir Arga Ramiro. Sebuah pernikahan atas dasar paksaan yang bisa membuat hidup Bening berubah total seketika. Apalagi setelah ia mengetahui rahasia besar yang selama ini disembunyikan oleh Ibu kandungnya sendiri. Rahasia apakah itu? Segera temukan jawabannya dengan membaca cerita ini.

Bab 1 Kontrak pernikahan

"Apa! Bagaimana bisa? Tidak! Itu pasti tidak benar. Anda berbohong 'kan, Nyonya?!" Bening menggeleng tak percaya mendengar fakta bahwa ia telah dijual oleh Juwita. Wanita cantik yang beberapa waktu lalu telah menolongnya.

'Tidak! Mami Juwita tidak mungkin melakukan hal itu. Dia adalah wanita yang sangat baik, tidak mungkin!'

Air mata Bening seketika menetes setelah mengetahui kenyataan yang menurutnya sangat menyakitkan. Tidak! Ia pasti salah dengar. Bagaimana mungkin seorang manusia sepertinya bisa disamakan dengan sebuah barang. Dijual dengan begitu mudahnya bahkan tanpa persetujuan darinya.

Diana hanya tersenyum mengejek melihat reaksi yang ditunjukan gadis di depannya itu. Yang dikatakan Juwita waktu itu ternyata benar, bahwa gadis yang telah dibelinya itu sangat polos dan terlalu naif.

"Percaya atau pun tidak, hal itu tidak bisa merubah kenyataan bahwa kau adalah budak belian ku!" ucap Diana angkuh. Seakan mengatakan bahwa sebanyak apapun air mata yang gadis itu keluarkan tidak bisa merubah keadaan.

"Apa yang anda inginkan dari saya?!"

"Membelimu dari seorang germo seperti Juwita dengan harga fantastis tidak akan aku lakukan jika tidak memberiku keuntungan. Wanita seperti ku tidak menginginkan kerugian sekecil apapun dalam hal berbisnis. Apa kau mengerti?!"

'Ternyata Mami Juwita adalah seorang germo. Jadi selama ini dia telah menipuku dengan memakai topeng kebaikan!'

"Keuntungan?" Raut bingung sangat terlihat jelas dari mimik wajah Bening saat ini. Sebelum ia kembali bertanya-

"Maksud anda, keuntungan apa yang akan anda dapatkan dari gadis miskin seperti saya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Bening. Diana justru memanggil nama sang asisten. "Grace!"

Perempuan berambut cepak yang merasa namanya disebut itu pun maju ke depan karena ia tahu apa yang harus ia lakukan. Beberapa lembar kertas Grace letakan di atas meja tepat di depan Bening yang masih kebingungan dengan situasi yang menurutnya membingungkan itu.

Bola mata Bening membulat sempurna saat ia membaca isi kertas di hadapannya yang tertulis 'Surat Perjanjian' di bagian atas tulisan bertinta hitam itu.

"Baca dan pelajari surat perjanjian itu sebelum menandatangani-nya!" titah sang Nyonya.

"Tapi ini untuk apa? Apa maksud dari semua ini?" tanya Bening semakin tak mengerti.

"Kau bisa membaca 'kan?!" sentak Grace yang dijawab Bening dengan anggukan kepala.

"Jadi tunggu apalagi. Baca sekarang juga!" seru Grace dengan tidak sabar.

"Grace! Jangan membuatnya takut," sela Nyonya Diana.

"Maafkan saya Nyonya." Grace menunduk hormat.

"Baca lah! Akan aku jelaskan nanti setelah kau membacanya!" ucap Nyonya Diana kepada Bening.

Suasana kembali hening saat Bening sudah fokus dengan kertas-kertas di depannya. Namun saat kata demi kata sudah menjadi kalimat yang berhasil ia baca, membuat Bening gemetar ketakutan. Itu terlihat jelas dari keringat yang membasahi keningnya. Walaupun ia kini berada di taman yang memiliki udara sejuk karena hembusan angin dari pepohonan rindang yang menghiasi areal taman.

"Apa kau sudah selesai membaca semuanya?" tanya Nyonya Diana saat melihat Bening sudah mengangkat kepalanya dari berkas-berkas itu.

"Saya masih tidak mengerti dengan isi surat ini, Nyonya!"

"Itu adalah kontrak pernikahan antara kau dengan putra semata wayangku Jaasir Arga Ramiro dalam jangka waktu satu tahun!"

JEDER!

Jantung Bening seakan jatuh ke dasar perut saat mendengar penuturan wanita di hadapannya itu. Hatinya bagai dihantam batu hingga menimbulkan rasa sesak yang tak terkira. Mengapa takdir mempermainkan hidupnya sekejam ini!

"Lakukan saja tugasmu dengan baik. Aku jamin hidupmu akan baik-baik saja dan kau bisa menikmati kemewahan selama menjadi bagian dari keluarga Ramiro sesuai dengan isi perjanjian itu!"

"Bagaimana jika saya menolak?!" lirih Bening.

"Bukan kau yang membuat keputusan disini karena kau tidak punya hak untuk itu!" tegas Nyonya Diana.

Bening ingin sekali menjerit sekerasnya agar bisa meluapkan rasa sakit tak terperih yang telah hinggap di hatinya. Kenapa orang-orang selalu memaksakan kehendak terhadap dirinya. Kenapa ia tidak pernah memiliki hak untuk bisa menolak apapun. Bukan kah ia berhak menentukan pilihannya sendiri. Dimana hak asasi yang selalu diagung-agungkan di negara ini. Apakah kebebasan itu hanya milik orang yang berada dan berkuasa seperti mereka.

"Tapi saya seorang manusia yang merdeka Nyonya. Saya punya hak seperti kebanyakan orang di luar sana. Saya berhak menentukan hidup saya sendiri!" bantah Bening dengan lantang.

"Ha ... ha ... ha ...!" tawa mengejek keluar dari bibir wanita anggun itu hingga membuat bulu kuduk Bening merinding.

"Kebebasan! Merdeka! Ya, mungkin dulu kau memilikinya tapi tidak untuk saat ini. Karena uang yang aku keluarkan untuk menukar kebebasanmu juga tidak sedikit jumlahnya!"

"Berapa? Berapa jumlah uang yang bisa menukar kebebasan saya itu?" Bening sudah tidak bisa lagi menahan air matanya agar tidak tumpah.

"10 milyar!"

Mulut Bening mengangah tak percaya bahwa kebebasan-nya sebagai seorang manusia yang merdeka bisa ditukar dengan nominal uang sebesar 10 milyar rupiah. Angkah yang fantastis memang tetapi apakah itu sepadan?

Kenapa orang kaya seperti mereka mengukur segalanya hanya dengan uang. Kenapa mereka tidak memikirkan tentang perasaannya dan hak-nya sebagai sesama manusia.

Bening memejamkan mata menahan perih. Hingga ia tak bisa lagi untuk berkata-kata.

"Kenapa Bening? Apa 10 milyar masih terlalu sedikit untuk membeli kebebasan manusia merdeka seperti katamu itu?" tanya Nyonya Diana meremehkan.

"Kenapa harus saya?" lirih Bening pasrah.

"Karena aku telah memilihmu! Kau sudah membaca seluruh isi surat perjanjian itu, Bukan? Jadi kau sudah tau konsekuensi apa yang akan kau dapatkan jika berani melanggar perjanjian! Sekarang cepat tanda tangani surat itu jangan terlalu banyak membuang waktu ku!"

Grace bergerak cepat untuk membantu Bening agar segera menandatangani surat perjanjian yang ada di depan gadis itu.

"Jangan buang-buang waktu, cepat tanda tangan! Jangan buat Nyonya marah!" desis Grace tepat di telinga Bening.

Bening yang merasa terintimidasi pun memenuhi permintaan wanita itu, untuk segera membubuhkan tanda tangannya di atas materai dengan tangan yang bergetar.

"Bismillah!" Hanya itulah kata yang mampu Bening ucapkan agar tetap mendapat kekuatan untuk menahan berbagai tekanan yang ia dapatkan.

"Bagus!" Nyonya Diana tersenyum puas melihat Bening akhirnya mau menandatangani surat perjanjian itu.

"Kau akan tetap tinggal di rumah ini sampai hari pernikahan nanti. Jadi bersabar lah!" ucap Nyonya Diana sebelum meninggalkan tempat itu.

Langkah Nyonya Diana tiba-tiba terhenti dan berkata. "Satu lagi, kau tidak diizinkan mengandung keturunan Ramiro group karena kau tidak berhak melakukannya. Ingat itu baik-baik Bening!"

Bening menangis terguguh setelah kepergian Diana beserta antek-anteknya. Gadis itu merasa hancur karena tidak mampu memperjuangkan harga diri dan juga kebebasannya.

Dari kejauhan tampak seorang pria tengah memperhatikan kejadian yang baru saja terjadi antara Nyonya besar Ramiro dengan gadis yang bernama Bening itu. Dengan mengukir senyum misteriusnya pria itu pun pergi meninggalkan tempatnya berdiri dengan mengendarai super car-nya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Richan25

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku