Prakas dijebak teman-temannya untuk melepas keperjakaannya saat menghadiri ulang tahun temannya dulu di sebuah Club. Dia ditantang untuk melepas keperjakaannya pada malam itu juga. Dalam kondisi mabuk akhirnya dia menerima tantangan itu. Temannya menyewa seorang perempuan yang masih perawan untuk menemani Prakas. Miona yang terpaksa menjual dirinya untuk melunasi hutang ibunya pada Rentenir, akhirnya menemui Prakas yang tengah mabuk berat di sebuah kamar hotel. Saat Prakas terbangun, dia kaget melihat Miona ada bersamanya. Dia pun mengusir gadis itu dengan paksa. Prakas memarahi teman-temannya yang tega melakukan itu disaat dia mabuk. Suatu hari, Pak Imam, seorang OB di kantornya yang sangat dekat dengan Prakas, dikabarkan masuk rumah sakit. Pak Imam sudah dianggapnya seperti orang tuanya sendiri. Pengganti ayahnya yang meninggal dua tahun lalu. Saat Pak Imam meninggal, Prakas terkejut ketika mengetahui Miona yang sudah tidur bersamanya ternyata anak gadis Pak Imam. Kini Prakas mencoba mendekati Miona. Dia tak ingin gadis itu bekerja di dunia hitam. Dia tak mau Pak Imam kecewa dan sedih di alam sana melihat anak gadisnya ternyata seorang PSK. Prakas diam-diam membantu melunasi hutang ibu Miona dan meminta gadis itu berhenti di dunia hitamnya. Ternyata itu membuat Miona tersinggung. Dia tidak mau dikasihani dan berjanji akan membayar kembali uang itu. Dia lebih baik mencari uang sendiri meskipun dengan jalan itu daripada harus dikasihani. Sanggupkah Prakas mengembalikan kehidupannya yang dulu dan berhenti menjadi PSK?
Prakas masih terlelap di atas kasur, berselimut setengah dada, tiba-tiba membuka matanya. Dia heran melihat langit-langit di kamar itu berbeda dengan langit-langit di kamar rumahnya. Prakas mencoba bangkit namun sakit di kepalanya mendadak datang hingga memaksa tangannya untuk memijiti keningnya sendiri. Sekarang dia tidak memakai pakaian sama sekali.
"Apa yang aku lakukan semalam dan kenapa aku berada di sini?" pikirnya dalam hati.
Saat Prakas menoleh ke samping, dia terperanjat ketika mendapati seorang gadis sedang tertidur lelap tanpa busana diselimuti selimut putih. Prakas mengangkat selimut yang masih menyelimuti setengah tubuhnya. Dia semakin terkejut saat mendapati bagian bawah tubuhnya tidak mengenakan pakaian sama sekali. Prakas membangunkan gadis itu dengan heran dan penuh pertanyaan.
"Bangun! Bangun!" ucap Prakas setengah berteriak sambil menggerak-gerakkan tubuh perempuan itu.
Gadis itu menggeliat lalu membuka matanya dengan berat.
"Apaan? Kalo mau pergi pergi aja, gue udah dibayar kok," ucap gadis itu sedikit kesal.
Prakas terbelalak mendengarnya. Bagaimana pun dia tidak ingat apa-apa kenapa dia bisa berada di sana.
"Dibayar sama siapa? Emangnya kita ngapain semalam?" tanya Prakas heran.
Perempuan itu akhirnya duduk sambil menutupi bagian dadanya dengan selimut dan melihat ke arah Prakas dengan kesal.
"Lo nggak inget apa-apa?" tanya perempuan itu dengan heran.
"Nggak! Jelasin ke gue ada apa semalam dan kenapa gue bisa sama elo di sini?" tanya Prakas dengan bingung bercampur kesal.
Perempuan itu menghela napas sejenak lalu menatap Prakas dengan marah.
"Elo udah merawanin gue! Elo sendiri yang pesen gue sama mami, kenapa elo nggak tau? Jangan pura-pura nggak tau deh!" ucap perempuan itu dengan marah.
Prakas mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Iya, semalam dia hadir di pesta ulang tahun sahabatnya si Niko. Teman kuliahnya dulu. Di sana juga ada Doni dan Marli, teman satu kuliahnya juga. Prakas datang dengan memakai setelan jas karena tak sempat berganti pakaian sepulang dari kantor. Niko menyewa satu club malam dan menyediakan berbagai macam minuman keras untuk tamu yang diundangnya. Saat Prakas mabuk, Niko dan teman-teman satu genk anak-anak konglomerat itu menantangnya untuk melepas keperjakaannya. Prakas yang dalam kondisi mabuk akhirnya tertantang. Saat pesta ulang tahun usai, Niko membawa Prakas ke sebuah hotel dan mendorongnya ke sebuah kamar. Lalu Niko menutup kamar hotel dari luar dan pergi begitu saja meninggalkannya.
Prakas mengernyit mengingat itu. Dia menatap perempuan itu dengan marah.
"Sekarang kamu pergi dari sini!" teriak Prakas.
"Biasa aja dong, udah enak-enak merawanin gue pake ngusir lagi! Gue bisa pergi sendiri!" ucap perempuan itu yang juga marah padanya.
"Pergi!" teriak Prakas lagi.
Perempuan itu buru-buru memakai pakaiannya. Prakas melihat ada bekas darah di tempat tidurnya. Sekilas perempuan itu memang sangat cantik. Kulitnya putih, rambutnya panjang dan sangat sempurna. Saat perempuan itu hendak keluar, Prakas menahannya.
"Tunggu!"
"Apaan?"
"Mana KTP kamu," pinta Prakas.
Perempuan itu heran, "Buat apaan?"
"Gue pengen lihat! Kalau ada apa-apa gue tahu nama kamu dan alamat rumah kamu!" jawab Prakas yang masih kesal.
Perempuan itu langsung membuka tas kecilnya dan mengeluarkan KTP di dalamnya, kemudian dia langsung memberikannya pada Prakas dengan kesal.
"Nih, buruan!"
Prakas langsung memeriksa KTP perempuan itu. Sekarang dia tahu kalau perempuan itu memiliki nama Miona Salsabila, dia tinggal di kawasan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Prakas meraih handphonenya lalu memfoto KTP perempuan itu dengan buru-buru. Setelah selesai memfoto Prakas langsung memberikan KTP itu kepadanya lagi.
Perempuan itu langsung mengambil KTP-nya lagi dan menyimpannya ke dalam tas kecilnya, kemudian dia keluar sambil menutup pintu kamar hotel itu dengan kencang.
"Sial!" keluh Prakas.
Prakas langsung buru-buru meraih handphonenya lagi dan langsung menghubungi Niko.
"Halo!" jawab Niko di seberang sana.
Prakas langsung marah mendengar suaranya, "Lo apa-apaan sih pake nyewa perempuan nggak bener buat gue? Lo tahu kan kalo gue mabuk gimana?"
Niko terdengar tertawa di seberang sana.
"Bukannya elo sendiri yang nerima tantangan kita-kita?! Lagian juga yang nyewa perempuan itu bukan gue, si Doni noh," jawab Niko dan langsung mematikan handphonenya.
Prakas kesal lalu segera menelpon Doni. Namun nomor Doni tidak aktif. Akhirnya Prakas langsung menelpon Supirnya untuk menjemputnya di hotel dan mengantarkannya ke kantor.
Setiba di kantor, Prakas duduk di meja kerjanya yang besar itu dengan kesal. Lelaki tampan itu adalah seorang CEO di perusahaan itu. Prakas terpaksa mengurus perusahaan peninggalan ayahnya itu karena dia anak tertua dari dua bersaudara. Adiknya yang bernama Alek sedang kuliah di Inggris. Prakas mencoba kembali mengingat-ingat kejadian semalam. Dia memukul kepalanya sendiri saat berhasil mengingat kejadian semalam bersama gadis itu. Gadis itu menangis kesakitan, namun dia tak peduli. Terus saja melakukan hal gila yang seharusnya dia tidak lakukan. Ini semua gara-gara mabuk, pikirnya. Sekarang yang muncul di pikirannya adalah merasa bersalah pada gadis itu dan kasihan padanya. Sesaat kemudian Prakas mengangkat gagang telepon di atas meja kerjanya lalu menelpon sekretarisnya.
"Tolong panggilin Pak, Imam. Suruh ke ruangan saya," pinta Prakas pada sekretarisnya di telepon.
"Baik, Pak," jawab sekretarisnya di telepon.
Tak lama kemudian Pak Imam datang. Lelaki tua itu memakai pakaian seragam OB lengkap dengan kopiahnya. Dia sudah lama bekerja di sana, sejak almarhum ayahnya dulu memimpin perusahaannya. Sekarang, lelaki tua itulah yang menjadi pengganti ayahnya. Mereka sangat dekat dan akrab. Jika ada masalah, pada Pak Tua lah Prakas mengadu. Sebenarnya Prakas sudah lama ingin menaikkan jabatan Pak Imam, namun Pak Imam tidak mau, dia tetap ingin menjadi OB di kantornya itu. Lelaki Tua yang memiliki prinsip hidup yang kuat. Prakas juga menawarkan rumah dan mobil untuknya, namun Lelaki Tua itu menolak, baginya harta dari keringat sendiri lebih berguna dibanding dari pemberian. Dia tak ingin memiliki hutang budi pada Prakas meskipun Prakas sangat berhutang budi pada lelaki Tua itu. Karena diam-diam lelaki Tua itu telah mengubahnya menjadi lebih dewasa.
"Ada apa?" tanya Pak Imam dengan santai.
Prakas terdiam, dia mendadak mengurungkan niatnya untuk curhat tentang kejadian semalam. Prakas malu kalau sampai cerita itu di dengar oleh orang yang sangat dihormatinya.
"Nggak apa-apa," jawab Prakas dengan bingung.
Pak Imam heran, "Loh, tadi manggil saya mau apa?"
"Mau minta bikinin kopi sama Bapak," jawab Prakas tiba-tiba.
Pak Imam tersenyum, "Kalo gitu kenapa nggak tadi aja? Yaudah, bapak bikinin kopi terenak buat kamu ya, tapi..."
Prakas heran melihat Pak Imam berhenti bicara. "Tapi apa, Pak?"
"Kamu kok hari ini kusut banget? Nggak seger kayak biasanya? Ada masalah?"
Deg. Prakas langsung tersenyum dan menyembunyikan kebingungannya pada Pak Imam.
"Nggak ada apa-apa kok, semalem begadang aja gara-gara ke acara ulang tahun temen," jawab Prakas.
Pak Imam mengangguk lalu langsung pergi dari sana. Saat Pak Imam keluar, Prakas langsung mengambil handphonenya dan membuka foto KTP perempuan tadi.
"Miona Salsabila?" tanyanya dalam hati.
***
Miona menangis sesenggukan di bawah pancuran air di kamar mandinya. Dia merasa menjadi perempuan yang paling hina karena sudah melakukan hal bodoh demi membayar hutang ibunya pada Rentenir. Kalau bukan karena rentenir ingin menyita rumah mereka, Miona tak akan menjual keperawanannya pada lelaki hidung belang. Apalagi saat mengingat dia di usir dari kamar hotel oleh lelaki muda yang menyewanya semalam, Miona merasa seperti sampah.
Miona berteriak histeris. Pintu kamar mandi digedor-gedor ibunya.
"Miona! Miona!"
Miona tak peduli. Dia masih kesal dengan ibunya dan dirinya sendiri. Hasil dari menjual keperawanannya hanya cukup untuk membayar sedikit dari total hutang ibunya yang berjumlah 500 juta. Kemana dia harus mencarinya lagi? Menghubungi mucikarinya lagi kah dan terjun menjadi PSK?
Bab 1 Terjebak di Kamar Hotel
18/02/2022
Bab 2 Miona Salsabila
18/02/2022
Bab 3 Ingatan yang Terus Mengganggu
18/02/2022
Bab 4 Sebuah Balasan
18/02/2022
Bab 5 Undangan Makan Malam
18/02/2022
Bab 6 Restoran Malam
18/02/2022
Bab 7 Hanya Sekali
18/02/2022
Bab 8 Pertemuan Tak disengaja
18/02/2022
Bab 9 Aku Pasti Menemukannya
18/02/2022
Bab 10 Kabar Mengejutkan
18/02/2022
Bab 11 Siapa Lelaki Tua Itu
22/02/2022
Bab 12 Pemburu Perawan
22/02/2022
Bab 13 Surat Lamaran
22/02/2022
Bab 14 Degup Kedua
22/02/2022
Bab 15 Rival
22/02/2022
Bab 16 Apakah Ini Cinta
22/02/2022
Bab 17 Pasrah
22/02/2022
Bab 18 Malam Cinta
22/02/2022
Bab 19 Mendadak Cemburu
22/02/2022
Bab 20 Dia Berbohong
22/02/2022
Bab 21 Mengenal Mahendra
23/02/2022
Bab 22 Apa Arti Cemburu
24/02/2022
Bab 23 Seperti Mimpi
25/02/2022
Bab 24 Kabar Bahagia
26/02/2022
Bab 25 Dia Sudah Punya Bintang
27/02/2022
Bab 26 Sebuah Permintaan
28/02/2022
Bab 27 Pilu
28/02/2022
Bab 28 Untuk Kedua Kalinya
28/02/2022
Bab 29 Terlanjur Terjadi
28/02/2022
Bab 30 Ratu Sehari
28/02/2022
Bab 31 Kencan Pertama
01/03/2022
Bab 32 Air Mata
02/03/2022
Bab 33 Perjanjian Rahasia
03/03/2022
Bab 34 Akan Selalu Setia
04/03/2022
Bab 35 Aku Percaya Kamu
05/03/2022
Bab 36 Menangislah
06/03/2022
Bab 37 Andai
07/03/2022
Bab 38 Keputusan Berat
08/03/2022
Bab 39 Sebuah Rencana
10/03/2022
Bab 40 Something in Tears
11/03/2022