/0/15466/coverorgin.jpg?v=61f388f015d702f5b62256a150c5e2a8&imageMogr2/format/webp)
"Karena hutang Ibumu, kau sebagai putrinya harus menjadi pemuas nafsuku. Ayo, sekarang telanjang, Hahahah."
Sebuah dorongan yang cukup kencang dari dua penjaga laki-laki bertubuh besar membuat tubuh Bianca hampir terjungkal ke depan. Dia lalu seret paksa menuju sebuah kamar, bajunya dirobek kasar, hingga mengekspose bra dan celana dalam yang ia kenakan. Menampakkan kulit putih bersih hasil perawatan salon mahal.
Air mata Bianca bercucuran. Gadis itu mencoba menyelamatkan diri dan memberontak, dia ingin kabur kemana saja, terserah. Asalkan bukan di sini dan menjadi pelampiasan nafsu.
Namun semua itu sudah terlambat, tubuhnya digerayangi, menghasilkan suara desahan napas yang memenuhi udara. Laki-laki di atasnya membuka celana, mengeluarkan rudal besar panjang yang tampang mengerikan, lalu memasukkan ke inti tubuh Bianca. Mencinptakan gerakan maju mundur yang membuat intinya terasa penuh.
“Mpphh, ahh, sakithhh, tolong berhenti.”
Kepala Bianca pening bukan main, ternyata begini rasanya dipaksa bercinta. Sangat tidak menyenangkan dan benar-benar buruk. Bagaimana bisa novel-novel romansa setengah porno menggambarkan percintaan yang paksa begitu indah dan candu.
Semua itu bohong. Nol besar! Buktinya sekarang, Bianca mau mati berdiri karena inti tubuhnya dijejali paksa oleh benda tumpul panjang yang mengerikan.
"Sedang memikirkan apa, Manis?” kata sosok di atasnya. “Bagaimana rudalku? Apa kau menikmatinya? Enak tidak?" sambil tubuhnya terus bergoyang dengan wajah belingsatan. “Ahh, shhh, ahh. Nikmathh sekalihh.”
"Ini mimpi atau bukan?"
"Mimpi? Huahaha, Ini adalah kenyataan, Cantik. Ini takdirmu, kau menjadi pemuas nafsu sebagai ganti rugi uang yang digelapkan ibumu. Selamat datang di neraka. Kau setiap hari akan kuperkosa tanpa ampun. Sekarang jangan banyak bicara dan nikmati saja percintaan panas ini."
"Tidaaaak!!!!" Bianca menjerit tertahan.
Bianca segera ia tersentak dari lamunan yang diciptakan oleh kepalanya sendiri. Tubuhnya bergidik ngeri.
"Aku tidak mau jadi budak seks, aku mau hidup bebas jadi tante-tante hot yang nyewa berondong krisis duit kuliah," katanya. Sambil mengibas-ngibaskan tangan ke udara. Membuang semua imajinasi cabul dan liar tentang nasibnya yang menunggu untuk dijemput.
Daritadi dia hanya berkhayal saja, bukan kenyataan. Itu adalah imajinasi yang timbul karena rasa khawatir berlebihan.
Semua belum terjadi dan tidak akan mungkin benar terjadi? Bianca mana mau menjadi pemuas nafsu dari laki-laki bangkotan dengan kepala botak yang berbau tanah. Mustahil baginya untuk orgasme kalau berada di bawah kukungan pria semacam itu.
Bianca masih perawan, apemnya tersegel rapat dan itu adalah harga mahal yang dia jaga selama ini.
Lalu diberikan pada laki-laki udzur yang sebentar lagi masuh neraka? Yang benar saja. Big no!
Bianca menggeleng. Dia bertekad untuk merubah takdir buruk dalam bayangannya. Maka dari itulah alasan kenapa sekarang gadis bertubuh seksi itu meringkuk bersembunyi seperti maling di bawah meja CEO Dvalton grup.
Dia menyusup diam-diam karena butuh bicara dan bernegosiasi. Berharap pemimpin utama perusahaan yang menyeretnya pada kasus ini mau berbaik hati mencabut tuntutan.
Awalnya, kehidupan Bianca baik dan makmur. Dia adalah gadis manis dengan dada besar dan bokong yang kencang. Wajahnya cantik dan kulitnya putih. Kemanapun Bianca pergi selalu menjadi sorotan bagi kaum laki-laki.
Hidup yang benar-benar mulus betul sepuluh, memiliki gaji, tempat tinggal, dan juga lingkungan pertemanan yang suportif.
Sampai sebuah surat dari bank swasta memberitahukan bahwa aset rumah, tanah, dan semua kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Bianca di sita tanpa ampun.
Bianca yang tidak siap terkejut bukan main saat sebuah kenyataan pahit yang tentu saja mengubah segalanya membuat gadis itu harus memutar otak untuk membereskan kekacauan yang ada.
Kenapa di usianya yang sangat muda dia harus terlilit hutang yang bahkan bukan dia penyebabnya, melainkan Ibunya sendiri. Seharusnya, diusianya sekarang tugas Bianca hanya perlu bersenang-senang. Menyewa brondong kekurangan uang seperti yang tadi dia khayalkan tadi dan memperkosa mereka.
Oh, Tuhan. Andai waktu bisa diputar, Bianca akan sekuat tenaga melarang sang ibu untuk bersikap ceroboh dengan meminjam kucuran dana dari perusahaan tempatnya bekerja.
Tahun-tahun di masa kejayaan sang ibu membuat perempuan itu sangat yakin bisa membayar semua pinjaman yang diajukan.
Namun takdir siapa yang tahu, sesuatu terjadi. Tidak ada angin dan tidak ada hujan, ibunya yang seorang single parent tersandung kasus korupsi, lalu dinyatakan bangkrut.
Ibu baik hatinya yang sangat ramah mendapatkan panggilan dari pengacara Dvalton group, sebuah perusahaan dibidang berlian asal italia karena kasus penggelapan uang.
Hal ini tentu saja menjadi pukulan yang sangat berat, baik bagi dirinya maupun ibunya sendiri. Bianca yang tidak tega melihat ibunya menderita akhirnya memutuskan untuk menemui CEO dari perusahaan itu. Barangkali dia bisa membuat kesepakatan yang bisa meringankan penderitaan Bianca sebagai gadis seksi baik hati dan tidak jadi pelakor.
Sebelumnya, Bianca sudah banyak mendengar kalau para CEO hanya memiliki dua sifat jahanam, antara brengsek atau cabul, atau keduanya. Sudah brengsek, cabul pula. Bianca berharap CEO yang akan dia temui kali ini setidaknya paham agama dan baik.
Dan setelah semua perencanaan matang itu, di sini lah dia. Duduk meringkuk bersembunyi di bawah kolong meja kerja pemimpin perusahaan Dvalton.
Iya, ya. Bianca tahu ini memang diluar akal sehat manusia. Tindakannya yang membuat posisi wanita itu perlu menekukkan kaki jenjangnya supaya menghemat tempat adalah illegal. Kalau dia ketahuan, mungkin dia akan diseret keluar oleh satpam dan dimaki-maki di depan gedung kantor.
Sebelumnya, dua hari yang lalu dia datang ke Singapura. Saat baru tiba yang mana itu kemarin, dia gagal meyakinkan resepsionis yang berada di lantai paling bawah bangunan untuk mengizinkannya bertemu pemimpin perusahaan. Hari ini dia kembali datang dan lagi-lagi harus kembali menelan kecewa.
CEO bajingan itu—yang entah siapa namanya—menolak untuk menerima tamu tanpa janji terlebih dahulu. Kenapa orang-orang penting selalu saja menyebalkan? Lagi pula membuat janji membutuhkan prosedur yang rumit dan memakan waktu. Bianca tak punya cukup banyak uang untuk bertahan di kota yang bukan asalnya. Dia harus bertemu dengan CEO sialan itu bagaimana pun caranya.
Makanya Bianca nekat menyusup dan bersembunyi di bawah meja kantor CEO itu. Dia hanya mau bernegosiasi. Itu saja. Tolong jangan menyalahkan Bianca.
/0/12681/coverorgin.jpg?v=82e13e34d23f6bdc66deca59281e533c&imageMogr2/format/webp)
/0/18134/coverorgin.jpg?v=e404494d1c135083c85708e4ff3d918e&imageMogr2/format/webp)
/0/16204/coverorgin.jpg?v=fd817143ccf5117c121c4285e7c3d270&imageMogr2/format/webp)
/0/7036/coverorgin.jpg?v=3768f1a05ad69c5323f0572622993a69&imageMogr2/format/webp)
/0/8634/coverorgin.jpg?v=96e62c6023987ebca54dcacc23e4e80a&imageMogr2/format/webp)
/0/15101/coverorgin.jpg?v=7cb231ffef2bcc94d883fe91eb496ece&imageMogr2/format/webp)
/0/18744/coverorgin.jpg?v=80fadf347cc81c364fa3ac91215c8e85&imageMogr2/format/webp)
/0/4771/coverorgin.jpg?v=8ec0d29754a1f5159cce6c56379d94fc&imageMogr2/format/webp)
/0/3163/coverorgin.jpg?v=d1017b5fca450bb6d309b0068faa215d&imageMogr2/format/webp)
/0/4700/coverorgin.jpg?v=8e204fb0ca9f9e6f9f9e11ff6d15da84&imageMogr2/format/webp)
/0/11020/coverorgin.jpg?v=080fff4af68b2b59158d942512354e53&imageMogr2/format/webp)
/0/6564/coverorgin.jpg?v=c72b177e278c9e6af24fd98df77dff73&imageMogr2/format/webp)
/0/3719/coverorgin.jpg?v=658e612e83569f1166a3808a0631c493&imageMogr2/format/webp)
/0/10098/coverorgin.jpg?v=76fa2e4069af95af0652da326c5a578a&imageMogr2/format/webp)
/0/8164/coverorgin.jpg?v=f4aa42100d8a061d880270e14b5d538e&imageMogr2/format/webp)
/0/14455/coverorgin.jpg?v=ec5b9cf76dfb7bacb04f26fc116693e2&imageMogr2/format/webp)
/0/17276/coverorgin.jpg?v=f48421a3957cf0d2753dcda12edfd578&imageMogr2/format/webp)
/0/16861/coverorgin.jpg?v=1d79d5c8d1067177e47366859cdb07d3&imageMogr2/format/webp)
/0/18075/coverorgin.jpg?v=22197f456e123d64a5ab781d0f0a5bb5&imageMogr2/format/webp)