Rumah mewah, halaman sangat luas, terdapat taman bunga yang indah, bisa terlihat setelah melewati pagar dan masuk ke rumah keluarga Anggoro, Satpam yang selalu siaga menjaga pagar di depan rumah kediaman tuan Anggoro.
Anggoro Saputra, memiliki banyak usaha, dari property, pabrik tekstil dan tambang di beberapa daerah, hampir jarang di rumah, karena banyaknya pekerjaan yang harus di urusnya.
Hari itu, Tuan Anggoro hendak berangkat selama dua bulan, dan terpaksa Naldo harus ditinggal, Bi' Onah dan dua pembantu yang selalu cekatan dalam mengurus, menjaga dan memberikan perhatian penuh kepada Naldo saat tuan Anggoro tak dirumah maupun sedang dirumah.
Besar tanpa kasih sayang seorang Ibu, membuat Naldo sedikit bandel, sedikit keras kepala, tetapi anak itu dasarnya baik dan cerdas, hanya butuh perhatian saja.
“Naldo, Papi berangkat ya, baik-baik dirumah ya sayang, kalau ada perlu bisa telpon Papi langsung” Anggoro berpamitan dengan Naldo putra satu-satunya.
“Iya Pi, hati-hati, cepat pulang ya” ucap Naldo, yang sudah biasa ditinggalkan di rumah saat Papinya sibuk bekerja.
Anggoro berjalan menuju mobil, yang sudah siap mengantarnya, Naldo pun masuk kedalam, melanjutkan main game kesukaannya.
Kamar Naldo diatas, bisa melihat kehalaman belakang, yang juga tak kalah luasnya dengan halaman depan.
Setelah selesai dengan Gamenya Naldo duduk di kursi santainya dekat jendela, terlihat mbak Yani, sedang menyiram taman bunga dihalaman belakang rumah, dengan baju yang terlihat belahan dadanya. Naldo memperhatikan dari atas di jendela kamarnya.
tok..tok..tok, suara ketukan pintu terdengar. “Mas Naldo, Bi’ Onah boleh masuk?” terdengar suara Bi’ onah yang meminta ijin masuk ke kamar tuan mudanya.
“Masuk aja Bi’” sahut Naldo dari dalam.
Bi’ Onah masuk, membawa makanan ringan dan beberapa buah-buahan buat Naldo yang jarang turun dari kamarnya.
“Kalau kepengen apa bilang ya Mas, Bi’ Onah turun dulu” ucap wanita yang sudah lama menjaga Naldo, bahkan dari Naldo baru lahir, Bi’ Onah sudah bekerja dengan keluarga Anggoro.
Naldo hanya mengangguk dan kembali melihat keluar jendela, anak pengusaha yang baru mau beranjak remaja itu sudah mulai tertarik dengan wanita.
Menghidupkan PC dikamarnya, searching gambar-gambar wanita seksi, dan tontonan yang membuatnya cepat dewasa sebelum usianya, di usianya yang ke 14 tahun ini, Naldo semakin terobsesi melihat payudara hanya sebatas itu saja, membuat hasratnya ingin terus dan terus menyaksikan gambar-gambar yang tampil di layar monitor PCnya.
‘Bosan gak asli’ ucapnya lalu mematikan PC, lanjut ke jendela kamar, mbak Yani atau Mbak Ana gak terlihat.
Naldo mengambil ponselnya, dan menelpon seseorang yang dia kenal “Erju, kamu lagi dimana?”
“Dirumah, kamu lagi apa, kesini aja” Erju mengundang Naldo kerumahnya.
“Oke, aku kesana” Naldo mengakhiri panggilan telpon, bersiap dan meluncur ke rumah Erju menggunakan sepedanya.
Sebelum keluar rumah, Mbak Ana bertanya, “Mau kemana Mas?, di antarin Pak kusno aja ya,” ucap Mbak Ana yang selalu meng khawatirkan tuan mudanya itu.
“Gak usah, dekat kok, mau main kerumah Erju” jawab Naldo yang segera berlalu.
Mengeluarkan Sepedanya dan mulai mengoes, Satpam yang menjaga pagar telah siaga membukakan pagar untuknya.
Rumah Erju tak Jauh, satu kawasan, tetapi semua dikawasan itu rumah-rumah yang sangat besar dan megah.
Sesampai di Rumah Erju, satpamnya pun sudah membuka, karena mengenal Naldo yang sering main kesitu.
“Eh ada Naldo, naik aja, Erju diatas” ucap Mami tiri Erju yang sangat seksi itu.
“Iya Tante, makasih” Naldo langsung naik ke tangga menuju kamar Erju.
Naldo mengetuk kamar Erju dan terdengar suara dari dalam, “masuk aja”
“Ju, Mami tirimu seksi banget ya” ucap Naldo mengooda temannya.
“Dasar!!!” Erju melempar bantal ke sahabat kecilnya itu.
“Sini Do ikut, aku lihatin yang seru” ajak Erju ke lokasi rahasia nya, dua bocah baru puber ini naik ke satu tangga lagi menuju atap rumah Erju.
Diatas ada ruangan bersih, dengan Ac, dan ada teropong bintang, tapi digunakan oleh dua bocah puber yang pastinya, tidak digunakan untuk melihat bintang.
teropong itu bisa menjangkau banyak tempat, “Ini Do, kalau beruntung, bisa lihat Tante Miya sedang santai di samping kolam renangnya,”
“Coba” Aldo mencoba teropong itu dan memantau sekitar, dan tak terlihat apa-apa.
“Sini, Kalau sudah dapat objek bagus aku lihatin” Erju mengeser Naldo yang belum tahu lokasi mana yang di katakan temannya tadi.
“Nah, nasib baik Do” Erju meminta Naldo melihat dari teropong, sesuai kordinat yang sudah diarahkan oleh Erju.
Nalldo melihat dan menggeser perlahan-lahan, “Yak ketemu, ‘Bisa di perbesar gak Ju?”
“Bisa, itu ada disamping, putar ke kanan memperbesar”
“Wow, Gede ya” Naldo melihat dan memperhatikan dengan seksama.
“Gantian Do” Erju juga gak sabar melihat tante Miya sedang setengah berbaring menyandar di kursi, persis di samping kolam renang miliknya.
kurang lebih 45 menit mereka mengintip tante Miya, dan baru selesai setelah tante Miya bergerak dari tempat itu.
Mereka berdua tertawa, sembari turun ke kamar Erju kembali, pertemanan mereka terjalin semenjak SD, terlahir dari keluarga kaya, membuat mereka tak sebebas dan sepuas, teman-teman lainnya yang tinggal di perumahan biasa atau di perkampungan yang memiliki pengalaman lebih hebat dan bermain dengan bebas.
Mereka tidak bisa sesering itu, Erju dan Naldo hoby melihat wanita seksi, hobi dan kebiasaan yang sama membuat mereka berdua semakin dekat.
“Ju, Mami tirimu itu seksi bener pakaiannya setiap aku kesini, emang selalu begitu ya?” tanya Naldo penasaran
“Iya begitu deh, mungkin karena cantik dan seksi papi terpikat olehnya.”
“Terus, kamu senang lihatin Mami tirimu itu?”
“Jangan bahas Mami tiriku, aku kurang suka ngeliatnya”
“Oke, Maaf ya Ju”
“Gak apa-apa Do, kita Mabar ML aja yuk”
Mereka melupakan sejenak pembahasan tentang keseksian wanita dewasa, tidak ada bahasan tentang teman kelasnya yang cantik atau kakak kelas, bahasannya selalu wanita yang dewasa.
“Erju, Mami bawain makanan, buat kamu sama Naldo” panggil Maminya di depan pintu kamar.
“Masuk aja Mi” sahut Erju.
Mami Erju masuk, dengan baju putih tanpa lengan sebatas paha, dan tak terlihat memakai dalaman atau tidak, tetapi paha mulusnya terlihat oleh Naldo, kosentrasinya Mabar ML terpecahkan.
“Dimakan ya sayang, Naldo tante taruh disini ya” ucap Maminya dengan suara lembut, yang membuat Naldo tersipu malu.
“Makasih Tante” jawab Naldo dengan senyumannya.
Mami Naldo mungkin berusia 27 tahunan, menikahi Papi Naldo karena Mama Naldo berpisah dan memilih ke luar negeri, dengan mantan pacarnya yang juga kaya raya tetapi bajungan, menurut Erju begitu.
“Ju, sumpah deh, Mami tirimu membuat otakku susah berjalan normal” ucap Naldo.
“Bantu Do, Aku di incer Aldous, lindungi aku” teriak Erju yang asik dengan game MLnya.
“Yah matikan, kamu gak konsentrasi, malah liatin Mami aku, Tanknya gak benar nih”
“Oke maaf, sekali lagi aku tarik pas Aldous datang, tadi ada gangguan perasaan datang ke kamar soalnya” jawab Naldo yang masih Bahas Mami tirinya Erju.
“Serius dodol”
“Oke siap”
Mereka asik bermain dan kembali larut dengan game sampai waktunya Naldo pulang.
Hari sudah semakin sore, Naldo ingin segera pulang, setelah hampir setengah seharian bermain dirumah Erju, “Aku balik dulu ya Ju”
“Oke, besok main kesini lagi aja Do, mumpung masih suasana liburan sekolah”
“Lihat besok deh, aku balik ya” Naldo berpamitan dan turun kelantai bawah.
Terlihat Mami tiri Erju sedang santai di ruang tengah, karena tidak ada orang dibawah, duduk santai sambil melihat ponselnya, kaki kanan di angkat melipat ke kaki kirinya, terlihat jelas paha mulusnya, anak yang baru saja puber, melihat paha mulus sangat bahagia, “Mami, Naldo pamit pulang” ucap Erju, seketika Mami tiri Erju berdiri, “Iya, hati-hati ya Naldo, besok main kesini lagi ya” ucap Mami seksinya Erju.
“Iya tan, pulang dulu ya” Lalu Naldo bergegas mengayuh sepedanya, meninggalkan rumah Erju menuju Rumahnya yang tidak terlalu jauh.
Sesampai di depan pagar rumahnya, Pak satpam sudah membukakan pagar, dan menyapa “Sudah pulang Mas Naldo” terlihat senyuman di wajah pak satpam,
“Iya Pak” jawab Naldo sambil mengoes sepedanya menuju ke parkiran sepeda.
Di depan pintu Bi’ Onah sudah menunggu tuan muda yang di sayanginya itu pulang.
“Mas Naldo sudah makan belum, makan dulu ya sebelum mandi”
“Iya Bi’.” jawab tuan muda singkat, dan segera menuju meja makan,
Mbak Yani sudah mengambilkan nasi, dan membuatkan Es jeruk buat Naldo, senyuman selalu manis melayani Naldo makan, Bi’ Onah, mengambilkan lauk dan sayur untuk Naldo, enaknya jadi tuan Muda, mau makan dilayani dua asisten rumah tangganya.
Usai makan, Naldo naik ke kamarnya, dan segera mandi, memutar keran dan air turun dari shower, sejuk terasa saat mandi, dan seketika wajah Mami Erju terlintas di kepalanya, shampoo yang di gosokkan ke rambut kepala turun ke bawah, bulu belum terlalu lebat diusianya yang masih 14 tahun, senjatanya berdiri, tangannya terus bergoyang, teringat Mami Erju yang luar biasa, dengan dada yang besar dan bodi yang aduhai, teringat paha mulusnya, Naldo pun membayangkan pakaiannya terangkat hingga terlihat semua bagian dalamnya, tangannya semakin cepat dan semakin cepat, badan nya menegang dan akhirnya selesai misi nya dikamar mandi.
/0/17042/coverorgin.jpg?v=af865f836fe11745c48654c258bea8af&imageMogr2/format/webp)
/0/9082/coverorgin.jpg?v=50ebab67619888f89162c5e3d53e71a1&imageMogr2/format/webp)
/0/16061/coverorgin.jpg?v=10ce1cb3dba1909c3700a74e31252f8b&imageMogr2/format/webp)
/0/4053/coverorgin.jpg?v=4611eb4715991ae118af1d3d0798752d&imageMogr2/format/webp)
/0/24713/coverorgin.jpg?v=d5ec8a1ab9d841d707913428394d96b4&imageMogr2/format/webp)
/0/13104/coverorgin.jpg?v=bdd767dfe4ccbcd919c9d423c9e4c222&imageMogr2/format/webp)
/0/2841/coverorgin.jpg?v=f985878837adf7ea89879cdbb243c038&imageMogr2/format/webp)
/0/10773/coverorgin.jpg?v=b5db46b4894f9e45289dad0a48feb797&imageMogr2/format/webp)
/0/16564/coverorgin.jpg?v=1fea2c047e0199e457c5dfea4689e55f&imageMogr2/format/webp)
/0/6602/coverorgin.jpg?v=88214d6b45570198e54c4a8206c1938e&imageMogr2/format/webp)
/0/14553/coverorgin.jpg?v=70c0a6def8075f778c511b668778bee4&imageMogr2/format/webp)
/0/20152/coverorgin.jpg?v=46f5de228f2cd33a115f91471d66a24a&imageMogr2/format/webp)
/0/12939/coverorgin.jpg?v=6c174984c8ef1145cdac2fdce22ee108&imageMogr2/format/webp)
/0/24930/coverorgin.jpg?v=db3bd88640043f63a3a303e058cafacf&imageMogr2/format/webp)
/0/21819/coverorgin.jpg?v=4f8e8be5b2b3387f944426e08681b5e0&imageMogr2/format/webp)
/0/31004/coverorgin.jpg?v=02caae0f37961c6004b43ddb7dc81e9b&imageMogr2/format/webp)
/0/20056/coverorgin.jpg?v=2756edc4f12942a260feff6696126824&imageMogr2/format/webp)
/0/23841/coverorgin.jpg?v=f504fd44d5add382fb179085698f1b10&imageMogr2/format/webp)