Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Masa Remaja

Gairah Masa Remaja

Gemoy N

5.0
Komentar
365
Penayangan
11
Bab

Billy melepas Rok ku, aku hanya bisa menggerakan kaki ku agar Billy lebih mudah membuka Rok ku, sehingga Rok ku terlepas menyisakan celana pendek dan CD di dalamnya. Lalu Billy melepas celana pendek ku dan pahaku terpampang jelas oleh Billy, paha putih mulus tanpa cacat. Billy lulu menelusuri pahaku. Aku hanya bisa menikmati dengan apa yang billy lakukan padaku.

Bab 1 Part 1

Halo kenalin namaku Husna Amira, aku berasal dari kota metropolitan di pulau jawa, aku berada dikeluarga yang cukup taat dalam beragama. Aku lahir 18 tahun lalu.

.

Hari ini adalah hari pertamaku sekolah, hari dimana aku masuk ke SMA terkemuka di kotaku.

.

"Unaaaaaa" Teriak mamahku dari lantai 1 rumah.

.

"Iya mah" Balasku dengan juga teriak.

.

"Cepet turun dulu sebentar nak, ada yang mau mamah kenalin" Ucap mamah ku.

.

Aku pun bergegas keluar dari kamarku, dan turun ke lantai 1. Oh ya rumahku ini 2 lantai. Jadi ruang tidurku dan orang tua ku di lantai 2, sisanya seperti dapur dan ruang tengah ada di lantai 1. Saat aku berjalan daru tangga aku melihat ibuku lagi duduk bersama bapak bapak tua kira kira umurnya 40 an keatas, dengan wajah yang keriput, kurus, dan kulitnya hitam.

.

"Ini mama mau ngenalin kamu supir yang akan sering antar jemput kamu" Ucap mamah sambil senyum padaku.

.

Kenapa mamaku memperkerjakan supir karna sekolahku ini lumayan jauh dari rumah, berbeda dengan waktu aku SD dan SMP yang sekolahnya hanya berjarak 3 blok dari rumahku, jadi bisa ditempuh jalan kaki. Namun sekarang aku harus pekerjakan supir karna sekolahku lumayan jauh dari rumah.​.

"Kenalin, saya Pramono Non. Panggil aja pak Pram" Sambil menyodorkan tangannya ke arahku yang berdiri

.

" Iya pak, kenalin juga aku Husna Amira panggil aja Una" Sambil bersalaman dengan Pak Pram.

.

"Yaudah kami makan dulu, habis itu siap siap sekolah, Pak Pram udah sarapan? " Kata mamaku

.

"Udah bu, sudah sarapan saya tadi di rumah" Ucap Pak Pram dengan lembut.

.

"Oh iya pak, yaudah ini kunci mobilnya, mobilnya warna putih itu ya pak, panasin dulu mobilnya sebelum antar jemput Una" Kata ibuku sambil mengambil kunci dan menyerahkannya kepada Pak Pram.

.

" Iya bu" Kata Pak Pram sambil mengambil kunci mobil yang disodorkan ibu.

.

Pak Pram kemudian pergi ke garasi buat panasin mobil, sementara aku dan ibuku menyantap sarapan yang dibuatkan oleh Bibi Inem. Aku makan dengan ibuku sambi berbicara tentang persiapan disekolah baruku.

Setelah makan akupun bergegas ke mengambil tas dan segera menuju garasi di rumahku. Sampai disana aku melihat Pak Pram yang melap mobilku.

.

"Udah siap pak? " Kata ku sambil menepuk pundak Pak Pram.

.

"Eh Non, kaget saya, ini udah siap, mau berangkat sekarang non?" Kata Pak Pram.

.

"Ayo Pak, takut telat saya" Kata ku sambil masuk mobil.

.

"Ok non" Kata Pak Pram juga sambil masuk mobil.

.

Posisi ku di belakang Pak Pram, disepanjang perjalanan aku dan Pak Pram berbincang tentang apapun, karna kami nyambung obrolannya jadi enak buat bincang lama.

Tak terasa sudah sampai disekolah dan aku pun berpamitan dengan Pak Pram dan menuju sekolahku. Aku pun langsung mencari kelasku disekolah baru itu. Diperjalanan aku bertemu dengan 2 temanku yaitu Anin dan Linda, mereka berdua bukan cuman temanku, tetapi mereka berdua adalah sahabatku. Dari SD kami sudah satu sekolah dan sampai SMA kami juga satu sekolah.

anin

"Unaaaaaaa" Teriak Anin dengan mengangkat satu tangannya ke arahku.

.

"Eh kalian" Bergegas aku pergi ke arah mereka berdua

.

"Lo lama amat sih dari tadi nunggu" Kata Linda.

.

"Iyanih ampe luntur skincare gue" Timpal anin.

.

"Maafin yak hehe" Kata ku sambil tersenyum tipis.

.

"Lo tau na kelas kita dimana? " Kata Linda nanya.

.

"Kan digrub dikasih tau, kelas kita di lantai 3 ujung, gak masuk grub sih" Kata ku.

.

"Hehe, yaudah kesana aja langsung yok" Kata Anin.

.

Kami pun bertiga langsung menuju kelas yang dituju itu, sesampainya disana aku cukup terkejut karna sudah banyak murid lain yang sudah sampai, aku dan temanku pun langsung duduk ditempat bangku yang tersisa, aku duduk dimeja paling belakang pojok kanan sementara anin dan Linda duduk di depan meja ku.​

.

Tak lama kemudian ada seorang siswa dengan gaya culun masuk kelas, dia memakai hoodie abu abu dan bekepala cepak, di juga memakai kacamata bulat yang sering dipakai oleh siswa siswa culun pada umumnya, karna meja disebelah tempat ku saja lagi yang kosong tersisa dia menuju meja itu, tapi saat dia sampai dia meja dia seperti kebingungan dengan kepala tertunduk malu, mungkin gugub duduk bersebelahan dengan wanita cantik sepertiku, haha bersyandaaaa.

Aku pun memberanikan diri untuk berbicara dengannya terlebih dulu.

.

"Duduk aja gakpapa kok" Kata ku sambil menepok kursi disebelahku.

.

Dia menatapku sebentar dan kembali menundukan kepalanya, lalu dia duduk. Aku menatapnya dengan sedikit tersunyum karna baru pertama kali aku bertemu dengan orang seperti ini. Setelah itu dia mengarahkan wajahnya kepadaku.

.

"Makasih yah udah mau duduk disamping aku" Kata laki laki culun itu, sambil menganggukan kepalanya dan kembali memalingkan wajahnya dari ku.

.

"Hai kenalin nama ku Husna Amira, panggil aja Una" Sambil menyodorkan tanganku ke dia.

.

"Oh iya namaku Ridho, panggil aja Edo" Sambil tangganya meraih tangan ku untuk bersalaman.

edo

.

Saat bersalaman dengannya aku merasakan tangannya gemetar, seperti orang yang gugub mau tampil dipentas seni. Tak lama kemudian lonceng berbunyi dan ada guru yang masuk kekelas kami. Beliau memperkenalkan diri nama beliau Pak Sucipto, beliau adalah wali kelas kami selama satu tahun nantinya.

.

Kelas belum bisa melaksanakan belajar dan mengajar, karna hari ini tentang pengenalan sekolah dan sesi perkenalan setiap siswa. Habis dari kegiatan itu waktu pulang dan aku di jemput lagi oleh Pak Pram. Dan sampai dirumah aku istirahat dan melakulan aktifitas seperti biasa dirumah.

***

Sudah hampir 2 bulan aku belajar disekolah ini, tidak banyak hal menarik namun cukup menyenangkan bagiku untuk berada disini, apalagi ada Anin dan Linda yang selalu menemaniku saat disekolah maupun pulang sekolah, biasanya habis pulang sekolah kadang mereka ikut pulang bersamaku dan dirumahku mereka main sampai sore. Dengan semua hal happy yang aku rasakan disekolah ini berbanding terbalik dengan teman sebangku ku si Edo, karna perawakannya culun dia sering dibully di kelas maupun di luar kelas. Kadang dia diejek dengan panggilan wibu, gila, miskin dan semacamnya. bahkan dilukai secara fisik dan mental. Aku cukup kesian dengan apa yang iya alami, beberapa kali aku membantunya dengan membelanya supaya tidak diganggu oleh teman teman, namun hal semacam itu tidak bisa menghindarkan dia dari bullyan itu. Dia hanya punya waktu tenang saat duduk disampingku, karena saat duduk disampingku tak ada satupun orang yang mengganggunya.

.

Bel jam ke 5 sudah berbunyi saatnya kami masuk kelas, aku, Anin, dan Linda sedang berada di kantin. ​.

Anin

.

"Eh udah bel tuh, ayo cepet kekelas hari ini kan materinya Pak Bagas" Kata Anin langsung membereskan tempat makannya dan langsung berdiri.

.

"Sebentar ah, ini belum abis nasi gorengku" Kata ku sambil mengunyah nasi goreng yang kusantap.

.

"Bungkus aja na, dari pada nanti kena marah sama Pak Bagas" Kata Linda menarik tanganku.

.

"Iya iya aku minta bungkusin dulu ama mangnya" Kataku mengambil piring nasi goreng yang masih tersisa setengah piring.

.

Setelah mamangnya membungkuskan nasi gorengku, kami pun bergegas ke kelas. Saat sampai dikelas aku terkejut saat melihat Edo dengan pakaian sebagian basah kuyup. ​.

Edo

.

"edo lu kenapa?" Dangan suara yang agak keras sambil memposiskan badan ku untuk duduk dibangku ku.

.

Edo hanya diam tak bergeming, dia hanya menunduk dan tak mengucapkan sepatah kata pun.

.

"Yaudah kalo gitu, gakpapa kamu gak mau cerita sekarang, kamu udah makan do? " Kata ku sambil menepukan tangan kiriku dipundaknya.

.

"Be be belum na" Kata edo dengan gemetar tapi tidak menatap wajahku.

.

"Yaudah ni ada nasi goreng tadi aku gak habis makanya. Kamu makan aja" Kata ku sambil menyodorkan bungkusan nasi goreng.

.

"Makasih una" Sambil menganggukan kepalanya namun tak menatap kearahku, tangan kanannya pun mengambil sebuah bungkusan nasi goreng yang kusodorkan tadi.

.

Edo pun makan dengan lahapnya, dia seperti orang yang kelaparan. Aku jadi iba kepadanya berharap suatu saat aku bisa membantunya. Tak lama saat Edo menghabiskan makanannya Pak Bagas masuk dan langsung memulai materi pada hari ini. Ditengah beliau menjelaskan tentang matematika beliau membuat soal dan siapa saja yang bisa menjawab soal ini akan diberi nilai tambahan saat ujian nanti. Aku lihat soal itu sangat susah, akupun tak berfikir bisa menjawab soal itu, namun Edo disampingku langsung menghitung soal itu dibukunya. Edo anak yang dikenal pintar dikelasku jadi aku berfikir dia bisa menjawab soal yang diberikan Pak Bagas. Namun Edo malah memberikan jawaban itu padaku.

.

"Ini Una jawabannya, kamu yang jawab yah" Kata Edo menyodorkan buku yang berisi jawaban soal Pak Bagas.

.

"Eh nggak ah, kan kamu yang ngerjain masa aku yang jawab sih" Kata ku sambil berbisik dengan mendekatkan badanku pada Edo.

.

"Gakpapa Una, kalo aku yang jawab aku bakal dibully lagi, nanti aku dibilang caper, hitung hitung kamu udah bantu aku, kasih aku makan tadi jadi aku gak lapar lagi" Kata Edo meyakinkan ku sambil berbisik.

.

Aku diam karna aku merasa tak enak dengan Edo.

.

"Ayo Una cepet nanti keburu ada yang jawab" Kata Edo kembali meyakinkan ku.

.

"Kamu beneran gak apa apa do?" Kataku ragu.

Bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gemoy N

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku