Gairah Masa Remaja
a metropolitan di pulau jawa, aku berada dikeluarga y
u sekolah, hari dimana aku ma
ak mamahku dari
lasku dengan
ar nak, ada yang mau mam
a ku di lantai 2, sisanya seperti dapur dan ruang tengah ada di lantai 1. Saat aku berjalan daru tangga aku melihat ibuk
yang akan sering antar jemput kamu
waktu aku SD dan SMP yang sekolahnya hanya berjarak 3 blok dari rumahku, jadi bisa ditempuh j
il aja pak Pram" Sambil menyodork
sna Amira panggil aja Una" Sam
itu siap siap sekolah, Pak Pr
saya tadi di rumah" Ucap
u ya pak, panasin dulu mobilnya sebelum antar jemput Una" Kata
sambil mengambil kunci m
dan ibuku menyantap sarapan yang dibuatkan oleh Bibi Inem. Aku mak
dan segera menuju garasi di rumahku. Sampai d
ata ku sambil menep
dah siap, mau berangkat se
lat saya" Kata ku
ak Pram juga sa
an aku dan Pak Pram berbincang tentang apapun, karna
i kelasku disekolah baru itu. Diperjalanan aku bertemu dengan 2 temanku yaitu Anin dan Linda, mereka berdua bukan cuma
n
n dengan mengangkat sa
gas aku pergi ke
ih dari tadi nu
ntur skincare g
" Kata ku sambil
kita dimana? "
las kita di lantai 3 ujung,
sana aja langsun
sudah banyak murid lain yang sudah sampai, aku dan temanku pun langsung duduk ditempat bangku yang t
sering dipakai oleh siswa siswa culun pada umumnya, karna meja disebelah tempat ku saja lagi yang kosong tersisa dia menuju meja itu, tapi saat dia sa
iri untuk berbicara de
k" Kata ku sambil men
Aku menatapnya dengan sedikit tersunyum karna baru pertama kali aku berte
a laki laki culun itu, sambil menganggukan kep
mira, panggil aja Una" Sambi
aja Edo" Sambil tangganya mera
d
pentas seni. Tak lama kemudian lonceng berbunyi dan ada guru yang masuk kekelas kami. Beliau mempdan sesi perkenalan setiap siswa. Habis dari kegiatan itu waktu pulang dan aku di jemput lagi
*
sore. Dengan semua hal happy yang aku rasakan disekolah ini berbanding terbalik dengan teman sebangku ku si Edo, karna perawakannya culun dia sering dibully di kelas maupun di luar kelas. Kadang dia diejek dengan panggilan wibu, gila, miskin dan semacamnya. bahkan dilukai secara fisik dan mental. Aku cukup kes
a kami masuk kelas, aku, Anin, dan
n
an materinya Pak Bagas" Kata Anin langsung mem
si gorengku" Kata ku sambil men
nti kena marah sama Pak Bagas
angnya" Kataku mengambil piring nasi go
n bergegas ke kelas. Saat sampai dikelas aku terkejut
d
ng agak keras sambil memposiskan
, dia hanya menunduk dan tak
ita sekarang, kamu udah makan do? " Kata ku
edo dengan gemetar tap
habis makanya. Kamu makan aja" Kata ku s
tak menatap kearahku, tangan kanannya pun mengambi
ini. Ditengah beliau menjelaskan tentang matematika beliau membuat soal dan siapa saja yang bisa menjawab soal ini akan diberi nilai tambahan saat ujian nanti. Aku lihat soal itu sangat susah, akupun tak berfikir bisa menjaw
ab yah" Kata Edo menyodorkan buku
a aku yang jawab sih" Kata ku sambil ber
dibilang caper, hitung hitung kamu udah bantu aku, kasih aku makan t
aku merasa tak
ru ada yang jawab" Kata E
gak apa apa do
sam