Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Puber Kedua Sang Letnan Jendral

Puber Kedua Sang Letnan Jendral

Deche

5.0
Komentar
7.8K
Penayangan
48
Bab

Semenjak suaminya meninggal dunia, Nina menutup hatinya dari pria lain. Dunianya kembali berwarna ketika di sebuah pertemuannya dengan keluarga besar calon istri anaknya, ia dikenalkan kepada seseorang. Seseorang yang merupakan besannya sendiri yang bersikap sopan, ramah dan penuh perhatian. Pria itu menawarkan kenyaman dan perlindungan kepadanya. Sebuah perlakuan yang selama ini yang ia rindukan setelah suaminya meninggal. Pria gagah itu bernama Baskara yang merupakan seorang perwira TNI angkatan darat jendral bintang tiga. Baskara yang setiap waktu mendatangi warung Nina, lama-lama Nina benar-benar menaruh harapan pada pria itu. Hingga ada saat Baskara tak menemuinya lagi dan malah justru di berita infotaiment kedapatan Baskara sedang menjemput seorang selebritis terkenal hingga digosipkan mereka menjalin cinta oleh infomedia. Remuk? tentu saja .... Sebenarnya apa maksud Baskara menemuinya selama ini?

Bab 1 Wisuda Rasman

Nina duduk di dalam ballroom sebuah institute tekhnologi terkemuka di kota Bandung. Ia di temani oleh Ibu Enny ibu mertuanya. Pagi-pagi sekali mereka sudah datang ke ballroom untuk menghadiri acara wisuda putra sulungnya yang bernama Rasman. Rasman baru saja menyelasaikan strata satu falkutas tehnik mesin di sebuah institute tehnologi negri yang cukup terkemuka di kota Bandung.

"Rasman Albani Erwin." Seorang MC memanggil nama Rasman. Seketika darah Nina berdesir ketika MC memanggil nama Rasman. Rasman lulus dengan predikat terbaik. Dengan gagah Rasman maju ke depan. Rektor menyematkan toga sebagai tanda Rasman sudah lulus kuliah. Air mata Nina berlinang ketika melihat putranya diwisuda. Rasa bangga dan terharu bercampur menjadi satu.

Setelah selesai acara wisuda Rasman menghampiri mama dan neneknya. Rasman datang bersama seorang perempuan muda berhijab yang berparas cantik.

"Mama masih ingat tidak, ini siapa?" Rasman menunjuk ke perempuan cantik yang berdiri di sebelah Rasman.

Nina mengerutkan keningnya dan memandangi perempuan itu. Ia mencoba untuk mengingat-ingat. "Cantika?" tanya Nina.

"Iya, Tante. Saya Cantika teman SMA Rasman," jawab Cantika. Cantika mencium telapak tangan Nina dan Ibu Enny.

"Masyaallah, kamu bertambah cantik saja," puji Nina. Cantika tersenyum menanggapi pujian Nina.

"Apa kabar? Sekarang kuliah dimana?" tanya Nina.

"Kuliah di falkutas kedokteran gigi universitas negeri di Bandung, Tante," jawab Cantika.

"Alhamdullilah," Nina senang mendengarnya. Sudah lama Nina tidak bertemu dengan Cantika. Terakhir Cantika datang ke rumah ketika Rasman dan Cantika kelas dua belas.

"Semoga sukses jadi dokter gigi," ucap Nina dengan tulus.

"Aamiin terima kasih, Tante," jawab Cantika.

"Oh, ya Tante. Nanti malam Papa mengajak Tante sekeluarga makan malam bersama," kata Cantika. Nina kaget mendengar undangan Cantika.

"Makan malam bersama?" tanya Nina. Nina tidak mengenal papa Cantika tapi mengapa papa Cantika mengundang mereka sekeluarga.

"Iya, Tante. Untuk merayakan kelulusan Rasman," jawab Cantika.

"Tidak usah repot-repot. Kelulusan Rasman tidak usah dirayakan!" kata Nina. Rasanya ganjil Rasman yang diwisuda, tapi mengapa papa Cantika yang sibuk merayakan kelulusan Rasman.

"Tidak apa-apa, Tante. Sekalian Papa mau kenalan sama keluarga Tante," jawab Cantika.

Sekarang Nina mengerti dengan maksud undangan papa Cantika. Nina menoleh ke arah ibu mertuanya meminta pendapat mertuanya.

"Bagaimana, Bu?" tanya Nina.

"Terima saja undangan dari orang tua Cantika. Anggap saja kita bersilahturahmi dengan keluarga Cantika," jawab Ibu Enny.

"Baik, Bu," jawab Nina. Nina menoleh ke arah Cantika.

"Baiklah, kami akan datang," jawab Nina.

"Terima kasih, Tante. Nanti Cantika kirim alamat restaurant," ucap Cantika.

Ternyata acara wisuda Rasman tidak hanya sampai di situ. Rasman masih ada acara di falkutas tehnik mesin. Namun karena Ibu Enny sudah cape, Nina terpaksa pulang duluan tidak ikut menyaksikan acara di falkutas tehnik mesin. Rasman ditemani oleh Cantika.

"Mama pulang duluan, ya. Kasihan Enin sudah kecapean." Nina pamit kepada Rasman.

"Iya, Ma," jawab Rasman.

"Mama sudah pesan taksi?" tanya Rasman ketika Nina dan Ibu Enny hendak pergi.

"Belum," jawab Nina.

"Mama dan Enin duduk dulu. Aa pesankan taksi." Rasman mengeluarkan ponsel dari saku celana. Nina memapah Ibu Enny menuju ke tempat duduk. Sementara itu Rasman memesan taksi online melalui ponselnya.

Tak perlu menunggu lama, Rasman langsung mendapatkan taksi online.

"Taksinya sudah dapat. Taksinya ada di depan kampus. Sekarang sedang menuju ke sini," kata Rasman.

Beberapa menit kemudian taksi yang ditunggupun datang. Taksi itu berhenti di depan ballroom kampus. Rasman berjalan menuju taksi tersebut, ia membuka pintu taksi untuk mama dan neneknya. Cantika mengantar Nina dan Ibu Enny menuju ke taksi. Nina dan Ibu Enny masuk ke dalam taksi.

"A, pulangnya jangan terlalu sore!" ujar Nina sebelum pintu taksi ditutup.

"Iya, Mah." Rasman mencium tangan Ibu Enny dan Nina.

"Tante pulang dulu, ya." Nina pamit kepada Cantika.

"Iya, Tante." Cantika mencium tangan Nina dan Ibu Enny.

"Dah Tante, dah Nenek. Sampai ketemu nanti malam, ya." Cantika sambil melambaikan tangan ke Nina dan Ibu Enny. Nina membalas lambaian tangan Cantika. Rasman menutup pintu taksi. Taksi online pun jalan meninggalkan ballroom.

Pukul tiga sore Rasman baru sampai di rumah. Ia diantar oleh Cantika.

"Assalamualaikum," ucap Rasman ketika masuk ke dalam rumah dengan wajah terlihat letih.

"Waalaikumsalam," jawab semua orang yang ada di dalam rumah. Rasman mencium punggung tangan enin nya yang sedang duduk di depan televisi. Lalu ia ke dapur menghampiri Nina. Rasman mencium punggung tangan Nina.

"Baru pulang? Lama sekali acaranya," kata Nina yang sedang memanaskan makanan di dapur.

"Iya, Ma. Acaranya wisuda falkutas tehnik mesin banyak sekali," jawab Rasman sambil menuangkan air dari teko ke gelas. Rasman duduk di kursi makan lalu meneguk air minum yang berada di dalam gelas.

"Sudah makan belum?" tanya Nina sambil mematikan kompor.

"Sudah, Ma. Tadi sebelum pulang makan dulu sama Cantika," jawab Rasman. Nina duduk di kursi makan. "Dia menunggumu sampai selesai?" tanya Nina.

"Iya, Ma," jawab Rasman.

"Barusan Cantika yang mengantar Rasman pulang," kata Rasman.

Nina duduk di kursi lalu menghela napas. "Sebenarnya bagaimana hubunganmu dengan Cantika? Apa kamu serius sama dia, sampai papa nya mau bertemu dengan kita?" Nina menatap wajah putra nya.

"Kalau Mama merestui, Rasman akan serius dengan Cantika," jawab Rasman dengan mantap.

"Apa mereka mau mempunyai menantu dari kalangan biasa seperti kamu?" tanya Nina.

"Papa Cantika biasa-biasa saja kalau bertemu Aa. Sepertinya beliau tidak keberatan Rasman dekat dengan Cantika," jawab Rasman.

"Lalu mama nya, bagaimana?" tanya Nina dengan penasaran. Rasman menghabiskan air putih di gelas. "Mama Cantika sudah lama meninggal. Masa Mama lupa," kata Rasman. Nina diam sejenak, ia mencoba untuk mengingat.

"Oh iya, ya. Mama sudah lupa. Mama sudah lama tidak bertemu dengan Cantika," ujar Nina.

"Sudah ah, Ma. Aa mau mandi dulu. Sudah bau keringat." Rasman beranjak dari kursi makan menuju ke kamarnya.

Namun, tiba-tiba Rasma membalikkan badannya.

"Oh ya, Mah. Aa hampir lupa. Nanti malam kita makan malam di café and resto Sarinah. Kita berangkat setelah sholat magrib," kata Rasman.

"Café and resto Sarinah dimana?" tanya Nina. Ia tidak hafal nama-nama café dan resto di kota Bandung. Semenjak suaminya meninggal ia tidak pernah pergi ke tempat-tempat seperti itu.

"Di Dago Pakar. Nanti kita pergi naik taksi," jawab Rasman.

***

Setelah selesai sholat magrib Nina pergi berdua dengan Rasman. Ibu Enny tidak ikut karena kecapean setelah mengikuti wisuda Rasman. Lukman juga tidak ikut karena ada acara dengan teman-temannya. Taksi yang mereka tumpangi berhenti di depan lobby cafe. Nina dan Rasman turun dari taksi online. Mereka berjalan masuk ke dalam café.

Rasman mengedarkan pandangannya mencari Cantika dan papanya. Rasman melihat Cantika melambaikan tangan ke arahnya.

"Itu Cantika." Rasman menunjuk ke arah Cantika. Rasman dan Nina berjalan menghampiri Cantika. Di sebelah Cantika berdiri seorang pria gagah yang tampan rupawan walaupun usianya sudah tidak muda lagi. Dia adalah Baskara papa Cantika.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Deche

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Puber Kedua Sang Letnan Jendral
1

Bab 1 Wisuda Rasman

26/12/2023

2

Bab 2 Bertemu Papa Cantika.

26/12/2023

3

Bab 3 Ice Cream Yogurt.

26/12/2023

4

Bab 4 Kedatangan Cantika Di Rumah Nina

26/12/2023

5

Bab 5 Pergi Ke Wisuda Cantika.

26/12/2023

6

Bab 6 Bertemu Putri Sulung Baskara

26/12/2023

7

Bab 7 Makan Siang Bersama.

26/12/2023

8

Bab 8 Baskara Modus

26/12/2023

9

Bab 9 Baskara Datang Ke Warung Makan.

26/12/2023

10

Bab 10 Makan Siang Di Rumah Nina

26/12/2023

11

Bab 11 Pengumuman Beasiswa

06/01/2024

12

Bab 12 Ke Rumah Baskara

07/01/2024

13

Bab 13 Makan Siang Di Rumah Baskara

08/01/2024

14

Bab 14 Melamar Cantika

08/01/2024

15

Bab 15 Hadiah Untuk Cantika

08/01/2024

16

Bab 16 Pernikahan Rasman Dan Cantika

08/01/2024

17

Bab 17 Resepsi Pernikahan

09/01/2024

18

Bab 18 Mengantar Ke Bandara

09/01/2024

19

Bab 19 Baskara Kesal

09/01/2024

20

Bab 20 Gosip

10/01/2024

21

Bab 21 Ulang Tahun Salwa

10/01/2024

22

Bab 22 Memperkenalkan Rebecca Kepada Nina

11/01/2024

23

Bab 23 Nina Grogi

11/01/2024

24

Bab 24 I Love You

11/01/2024

25

Bab 25 Melamar Nina

13/01/2024

26

Bab 26 Menikah

13/01/2024

27

Bab 27 Berita Duka

14/01/2024

28

Bab 28 Pindah Rumah

14/01/2024

29

Bab 29 Rumah Baru

14/01/2024

30

Bab 30 Menjadi Ibu Persit

16/01/2024

31

Bab 31 Melayat Ke Rumah Rebecca

16/01/2024

32

Bab 32 Nina Kenapa

16/01/2024

33

Bab 33 Bau

18/01/2024

34

Bab 34 Positif

18/01/2024

35

Bab 35 Tari Datang Menjenguk

18/01/2024

36

Bab 36 Kedatangan Tamu

20/01/2024

37

Bab 37 Arumi

20/01/2024

38

Bab 38 Nina Tidak Sadarkan Diri

20/01/2024

39

Bab 39 Pergi Ke Rumah Sakit

21/01/2024

40

Bab 40 Lapar

21/01/2024