Pembawa Dendam Masa Lalu

Pembawa Dendam Masa Lalu

Na Tiva

5.0
Komentar
224
Penayangan
29
Bab

Rama adalah seorang detektif yang mencari pembunuh adiknya, tetapi seorang Joana membuat konsentrasi Rama hilang.

Bab 1 Prolog

Teriakan seorang perempuan menggema pada salah satu kamar di rumah mewah itu. Isakannya terdengar sangat memilukan. Tangan perempuan itu berkali-kali mencakar punggung lelaki yang menindih tubuhnya. Kakinya menendang-nendang tanpa arah, sekuat tenaga dia melawan. Namun, apalah daya. Dia adalah perempuan bertubuh kecil.

"Tolong, lepas ...!"

Sangatlah sulit menyingkirkan monster yang terus menekannya. Permohonan gadis itu untuk berhenti, sama sekali tak dipedulikan lelaki tersebut. Akan tetapi, Pukulan demi pukulan harus ia terima secara bertubu-tubi di wajahnya karena memberontak.

Perempuan itu kemudian diam dan pasrah karena pukulan yang sangat kuat menghantam mulutnya. Tangan lelaki itu mencengkeram lengan perempuan dengan sangat kuat sehingga kuku lelaki itu menembus kulit mulusnya.

Suara tawa layaknya iblis jahanam menggema di telinga sang perempuan. Ia tidak akan pernah lupa semua yang terjadi padanya. Kehormatannya telah terengut, menangis pun percuma. Lelaki itu tidak melepaskan raganya yang telah lemah. Ia terus menindas dan mengabaikan tubuh lemah perempuan itu.

Darah menetes di mulut perempuan itu dan juga merasakan pangkal paha yang sakit tak terkira. Pergelangan tangan yang dicengkeram dengan paksa, terasa kebas. Hanya air mata yang dapat mewakili perasaan sakitnya sekarang.

Setelah menyelesaikan hajatnya, lelaki tersebut menyeret tubuh perempuan muda itu keluar ruangan. Muka lebam, baju yang telah koyak, dan luka di sekujur tubuh menjadi pemandangan yang sangat memilukan di rumah besar itu.

"Kau pantas mati jalang angkuh! Dunia bukan tempatmu!" Suara penuh dendam dan amarah terdengar jelas dari pria itu.

Pria bertubuh besar itu memukul kepala sang perempuan, kemudian menjambak rambutnya. Tak berapa lama, pria kejam itu menyuntikkan obat bius ke lengan si perempuan. Beberapa saat kemudian, perempuan itu terkapar tak sadarkan diri.

Dua orang laki-laki bertubuh besar membopong perempuan itu ke mobil dan menaruh tubuhnya di bagasi. Begitu sampai di hutan, kedua lelaki itu membuang sang perempuan ke tempat yang jauh dari manusia.

"Aman?" Salah satu dari pria itu bertanya.

"Aman! Lima menit lagi dia pasti mati!"

Sebelum pergi, mereka memeriksa perempuan itu yang sudah tak berdaya. Mereka yakin jika korbannya akan mati keesokan hari karena obat bius yang diberikan melebihi dosis atau akan mati karena diterkam binatang buas. Setelah itu mereka pergi, meninggalkan tubuh tak berdaya itu sendiri.

Sinar matahari dari celah pohon yang besar membuat perempuan tersebut sadarkan diri. Ia meraba seluruh tubuhnya yang sudah tak ada daya lagi. Perempuan tersebut berusaha untuk menyeret tubuhnya keluar dari reruntuhan dahan pohon dan dedaunan.

Sakit yang ia rasakan di sekujur tubuh tak seberapa dibanding dendamnya kepada iblis yang telah merengut kesuciannya. Dengan derai air mata dan tenaga yang tersisa, perempuan tersebut berusaha untuk bangkit.

Ia berhasil berdiri. Namun, perih yang ia rasakan bagian bawah tubuhnya, membuat perempuan itu sangat sulit untuk berjalan. Ia terjatuh, kemudian bangkit lagi. Setelah beberapa langkah, ia tak sanggup melanjutkan perjalanan.

Perempuan itu bersandar di pohon besar. Dia melihat sekeliling. Hutan belantara tanpa penghuni. Mungkin juga ada binatang buas di tempat ini. Namun, rasa takut sudah tidak dihiraukan lagi. Lebih baik mati diterkam binatang buas daripada harus hidup menanggung malu.

Beberapa saat kemudian, ada suara tapak kaki. Ia waspada. Dalam benaknya berpikir jika itu suara binatang buas. Ia pasrah jika harus mati saat itu juga. Jikapun harus hidup, sudah tak ada gunanya lagi. Perempuan itu memejamkan mata. Pasrah. Namun, teriakan seorang wanita mengejutkannya.

"Mayat!"

Wanita tua itu melemparkan kayu yang dipanggulnya, kemudian berlari untuk menolong perempuan tersebut. Ia adalah warga desa yang sedang menebang kayu. Perempuan tersebut merasa aman saat ini. Ada seseorang yang melihatnya dan akan menyelamatkannya.

Rupanya, wanita itu tak sendiri. Ia bersama dua orang laki-laki separuh baya yang datang menghampiri. Mereka berusaha untuk membantu. Salah seorang di antara mereka lari ke desa untuk segera meminta bantuan.

"Dia masih hidup," kata wanita renta itu.

"Ru-rumah cat hijau, blok Golden Flower ...," gumam perempuan tersebut sebelum pingsan kembali.

"Apa katanya?"

"Itu mungkin rumahnya!"

"Kita harus ke sana!"

"Itu jauh di kota."

"Kita harus kasih tau keluarganya."

Suara bersahutan

memperdebatkan kalimat terakhir perempuan tersebut.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Na Tiva

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Jatuh Cinta dengan Dewi Pendendam

Jatuh Cinta dengan Dewi Pendendam

Juno Lane
5.0

Sabrina dibesarkan di sebuah desa terpencil selama dua puluh tahun. Ketika dia kembali ke orang tuanya, dia memergoki tunangannya berselingkuh dengan saudara angkatnya. Untuk membalas dendam, dia tidur dengan pamannya, Charles. Bukan rahasia lagi bahwa Charles hidup tanpa pasangan setelah tunangannya meninggal secara mendadak tiga tahun lalu. Namun pada malam yang menentukan itu, hasrat seksualnya menguasai dirinya. Dia tidak bisa menahan godaan terhadap Sabrina. Setelah malam penuh gairah itu, Charles menyatakan bahwa dia tidak ingin ada hubungan apa pun dengan Sabrina. Sabrina merasa sangat marah. Sambil memijat pinggangnya yang sakit, dia berkata, "Kamu menyebut itu seks? Aku bahkan tidak merasakannya sama sekali. Benar-benar buang-buang waktu!" Wajah Charles langsung berubah gelap. Dia menekan tubuh Sabrina ke dinding dan bertanya dengan tajam, "Bukankah kamu mendesah begitu tidak tahu malu ketika aku bersamamu?" Satu hal membawa ke hal lain dan tidak lama kemudian, Sabrina menjadi bibi dari mantan tunangannya. Di pesta pertunangan, sang pengkhianat terbakar amarah, tetapi dia tidak bisa meluapkan kemarahannya karena harus menghormati Sabrina. Para elit menganggap Sabrina sebagai wanita kasar dan tidak berpendidikan. Namun, suatu hari, dia muncul di sebuah pesta eksklusif sebagai tamu terhormat yang memiliki kekayaan miliaran dolar atas namanya. "Orang-orang menyebutku lintah darat dan pemburu harta. Tapi itu semua omong kosong belaka! Kenapa aku perlu emas orang lain jika aku punya tambang emas sendiri?" Sabrina berkata dengan kepala tegak. Pernyataan ini mengguncang seluruh kota!

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku