Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Jakarta 12 Desember 2023
Dua sejoli yang sedang asik menikmati indahnya bintang dari atas rooftop restoran yang berada di kawasan Menteng Jakarta Selatan. Sepasang kekasih itu tengah dilanda bahagia setelah merayakan hari jadinya yang ke satu tahun. Senyum secerah matahari nampak di bibir gadis mungil yang kini memakai dres with gold, bahunya yang putih mulus membuat ia semakin terlihat mempesona di mata sang kekasih.
“Ran, aku begitu bahagia bisa membawamu kemari,” ucap sang pria sambil membelai surai panjang pujaan hatinya.
Mendengar suara berat sang kekasih, sang gadis pun memalingkan wajahnya menatap prianya. Di belainya pipinya sambil ia mengucapkan kata-kata manis bak madu.
“Aku juga bahagia banget bisa berada di sini sama kamu. Tidak terasa kita sudah satu tahun menjalin hubungan, suka duka kita lewati bersama. Terimakasih Sayang,” ungkapnya sambil mencium bibir sang kekasih.
Keduanya pun kini berpelukan sambil menikmati semilir angin malam yang membuat suasana semakin syahdu. Lama mereka berdua menikmati malam indah yang sudah lama keduanya nanti, hingga tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam, waktunya sang pria mengantar pujaan hatinya.
“Sudah malam, ayo kita pulang,” ajaknya yang langsung diangguki oleh sang gadis.
Keduanya melangkah beriringan sambil bergandengan layaknya pasangan pada umumnya. Namun, baru beberapa langkah kaki mereka melangkah, seseorang datang langsung membuat keduanya berhenti.
“MAS ILHAAAM!!!!” teriakan dari seorang gadis membuat Ilham memejamkan kedua matanya.
“Oh, shit!” Ilham mengumpat saat namanya di panggil oleh gadis yang ia kenali.
Sang kekasih yang melihat Ilham memejamkan mata sambil mengumpat pun menjadi bingung. Ia mengerutkan keningnya sambil menunggu drama yang akan datang.
“Mas! Aku telpon kamu dari tadi, tapi gak kamu angkat. Ternyata kamu di sini? Oh astaga!! Muahh!” oceh sang gadis sambil mencium pipi Ilham begitu ganas. Sementara Ilham yang mendapat serangan tiba-tiba, mendadak tubuhnya membeku dengan otak yang ngeblank.
“Ya Tuhan! Kenapa jadi begini, tamatlah riwayatku. Sudah pasti Rani akan mengoceh sepanjang hari. Dasar gadis laknat, kenapa datang di waktu yang tidak tepat! Argh!” keluhnya dalam hati.
Melihat sang kekasih di cium oleh gadis lain membuat Rani meradang. Dengan wajah cantik yang sudah berubah menjadi siluman macan, Rani langsung menarik rambut gadis yang sudah berani mencium kekasihnya.
“Dasar bajingan, bisa-bisanya kau mencium pacaraku. Setan!” racau Rani sambil mencengkram keras rambut mangsanya.
“Aaaaaaah… Sakit! Mas, tolong aku!”
“Diam! Jangan coba-coba kau meminta tolong kepada pacarku!”
Melihat kedua gadis di depannya sedang beradu kekuatan, membuat kepala Ilham menjadi semakin pening. Pikirannya mendadak kosong seperti terbawa angin malam yang sedang menertawakan dirinya.
“Ya Tuhan! Stop, please stop. Jangan buat diri kalian malu hanya karena salah paham, mari kita bicarakan di luar, sungguh aku tidak mau wajah kita terpampang di berita manapun. Ayo,” ungkap Ilham dengan keputusasaan.
Ajaib, seperti ada mantra yang begitu hebat, sehingga membuat kedua gadis yang tadinya saling beradu kekuatan kini menjadi gadis penurut bak kucing anggora. Keduanya menganggukan kepala dan mengikuti langkah Ilham dengan berjalan disisi kanan kirinya. Ilham seperti tuan takur yang diapit kedua istrinya. Sungguh menakjubkan.
Di luar restoran, tepatnya di tempat parkiran mobil. Tiga orang sedang berdiri dengan tatapan yang sangat berbeda, jika kedua gadis saling tatap dengan tatapan membunuh, lain lagi dengan sang pria. Sang pria bersedakep tangan sambil menatap kedua gadis cantik dengan berbeda usia itu. Lama menunggu, pada akhirnya Ilham pun mulai mengeluarkan suara beratnya.
“Sha, apa maksudmu melakukan tindakan bodoh ini,” pertanyaan itu lolos dari bibir tebal Ilham yang membuat gadis berkaos putih dengan hotpants mendelikan matanya ke arah Ilham.
“Apa Mas! Kamu bilang aku bodoh? Hahaha… Mas, Mas, apa kamu lupa saat aku tidur di kamarmu?” ungkapnya yang langsung membuat kedua mata Ilham melotot.
Disisi lain, Rani kekasih Ilham hampir jantungan mendengar ucapan dari musuhnya.
“A-apa kamu bilang. Kamu, tidur di kamar Ilham?” ucapnya dengan suara yang hampir hilang.
Melihat Sang kekasih hampir hilang kendali, Ilham langsung memeluknya sambil membisikan kata-kata pembelaan.
“Demi Tuhan Sayang, aku tidak melakukan apa-apa kepada Sasha. Aku, aku hanya menemaninya saja. Sungguh,” bela Ilham sambil memeluk erat tubuh Rani yang sudah mulai bergetar.
“Kamu, kenapa kamu tega sama aku Ham. Apa salahku sampai kamu mengkhianati aku,” ucap Rani dengan suara parau. Air mata sudah banjir membasahi pundak Ilham yang menjadi sandaran dagu Rani.
“Sumpah Rani, aku tidak berbuat macam-macam dengan Sasha. Dia sakit, lalu aku menemaninya karena Papa dan Mama nya sedang di luar kota.” ungkapnya.