/0/17384/coverorgin.jpg?v=824555dd66945fa97551dd6fb5bd7e30&imageMogr2/format/webp)
*Suami pulang tugas, istri sedang di g**jot suami tetangga!
*
Kota Salvador Barat berada di dataran tinggi dan dikelilingi pegunungan. Samudera Alexandria turut serta melingkupi kota kecil tersebut.
BMW dinas menepi di pelataran sebuah rumah. Tidak begitu besar atau pun kecil, tapi tampak rapi dan nyaman dari luar.
Pasangan muda keluar dari mobil itu. Leo bergegas membuka bagasi mobil dan mengeluarkan barang yang mereka bawa.
Tessa turut serta membantu suaminya. Sambil melempar senyum manis, keduanya berjalan menuju pintu rumah.
"Waw! Ini lebih baik dari yang aku pikirkan!" Tessa memekik senang saat Leo membuka pintu.
Ruangannya rapi dan bersih. Tessa yang cinta kebersihan tampak menyukai rumah itu.
Leo tersenyum puas melihat Tessa. Wanita itu sedang melihat-lihat isi rumah baru mereka.
"Kau suka rumahnya? Kurasa ini rumah dinas terbaik selama aku menjadi Tentara."
Sambil melihat-lihat, Tessa manggut-manggut membenarkan ucapan Leo. "Ya, rumah ini jauh lebih nyaman. Aku menyukainya."
"Syukurlah!"
Leo tersenyum senang akan jawaban istrinya. Kemudian dia menyeret koper menuju kamar.
Rumah baru. Ada banyak pekerjaan yang menanti tangan gesit mereka.
"Permisi, Nyonya. Apa Anda tahu di mana rumah Pak Alex Spencer?"
Tessa yang sedang membersihkan teras rumah dibuat terganggu saat seorang pria bertanya padanya.
Mata Tessa menilik penampilan pria itu sejenak. Sepertinya petugas dari jasa ekspedisi, pikirnya.
"Aku tidak kenal dengan orang yang kau maksud. Bahkan, aku baru tiba di kota ini!" jawab Tessa.
Pria yang berdiri di depan teras tampak sedikit kecewa.
"Baiklah jika begitu. Maaf telah mengganggu Anda!"
Tessa hanya mengangguk menanggapi. Wanita itu hendak memutar tubuhnya untuk kembali melakukan pekerjaannya.
"Pak! Aku Alex Spencer!"
Suara teleponable itu mengejutkan Tessa. Dia segera menoleh. Dilihatnya seorang pria seumuran Leo yang memanggil dari tepi balkon rumah sebelah.
"Tuan Alex Spencer?! Aku membawa paket Anda!" seru pria petugas ekspedisi. Wajahnya kelihatan senang.
"Bawalah padaku!" Alex menanggapi dari balkon.
Tessa yang masih berdiri di teras rumah, masih memandangi dengan bengong.
Alex Spencer, pria itu memiliki postur tubuh yang bagus. Wajahnya juga tampan. Tessa menelan ludah kasar melihat otot-otot yang menyembul pada permukaan tubuh atletis Alex yang dibalut oleh t-shir hitam ketat.
Juga gambar tato di pergelangan tangan Alex. Gila! Dia sangat macho seperti aktor film action!
Alex menyadari jika Tessa sedang memperhatikannya. Namun, dia tidak begitu tertarik untuk mengetahui siapa wanita muda itu.
Dengan wajah sinis, Alex memutar tubuhnya masuk ke dalam rumah. Jantung Tessa berdegup kencang saat tatapan pria itu tertuju padanya sebelum berlalu.
"Alamat Anda kurang detail, maafkan jika kami baru bisa mengirim paketnya."
"Tak masalah."
Alex mencetak tanda tangannya setelah menerima paket dari petugas ekspedisi. Diam-diam matanya terangkat ke arah rumah sebelah.
Tessa masih berdiri di sana. Wanita itu berpura-pura membersihkan vas bunga saat pandangan Alex tertuju padanya. Pria itu tersenyum miring melihatnya.
"Terima kasih, Pak!"
"Tak masalah!"
Petugas ekspedisi telah pergi. Alex berjalan menuju pintu rumah sambil membawa paket yang dia terima. Ekor matanya melirik pada wanita muda di rumah sebelah.
Tessa membalas dengan tersenyum ramah. Alex tidak peduli. Dengan acuh dia menutup pintu rumahnya.
"Astaga, sombong sekali dia! Belum tahukah jika suamiku seorang Sergeant Militer? Dasar bajingan tengik!" gerutu Tessa.
Sikap dingin Alex membuatnya kesal sekaligus penasaran . Di kota lamanya dia dan Leo amat dihormati. Baru kali ini ada tetangga yang begitu ketus padanya. Tessa tidak terima.
"Siapa yang bajingan tengik?!" Leo tiba-tiba keluar sambil menenteng laras panjang.
Tessa terkejut dibuatnya. "Hei, Sayang. Apa kau mau langsung menembaknya?"
"Menembak siapa?"
Tessa menoleh ke arah rumah di sebelah mereka. Di mana pria sombong itu? Dia tidak melihatnya di mana-mana. Pandangan Tessa mencari-cari Alex.
Melihat gelagat istrinya, Leo menjadi heran. "Apa yang kau cari?"
"Bukan apa-apa. Baiknya kita makan dulu. Kau pasti sudah lapar iya kan?" jawab Tessa disertai senyuman garing. Dia lantas menggiring suaminya masuk ke rumah.
"Ya, aku sudan lapar. Kau masak apa hari ini?" Leo tampak sangat senang. Dirangkul bahu istrinya dengan mesra.
/0/17802/coverorgin.jpg?v=f5003c6624880c47706b7f7a18f2466d&imageMogr2/format/webp)
/0/17587/coverorgin.jpg?v=3f184f569c499c58033002242fc4a790&imageMogr2/format/webp)
/0/8366/coverorgin.jpg?v=7f911a9bc8a5fc1b2c82524542a66ba8&imageMogr2/format/webp)
/0/24879/coverorgin.jpg?v=0d67d7338b7cc49c969c5ad1a9444060&imageMogr2/format/webp)
/0/2377/coverorgin.jpg?v=67acf49fea73fef129ee87c869b4833f&imageMogr2/format/webp)
/0/10051/coverorgin.jpg?v=77e5cecb4311ca37c6777987f025b6a7&imageMogr2/format/webp)
/0/6800/coverorgin.jpg?v=bb215ec44e5fcbdc9a77524e4a36d19c&imageMogr2/format/webp)
/0/15744/coverorgin.jpg?v=06abe3e55eacaf5d8b461595cbfda95e&imageMogr2/format/webp)
/0/2860/coverorgin.jpg?v=ca7ff0334afb8a520de8069ee0b3715d&imageMogr2/format/webp)
/0/3768/coverorgin.jpg?v=b9069b2ed999fcd365c7ac440399d13b&imageMogr2/format/webp)
/0/22497/coverorgin.jpg?v=8f0c3521ccb55e19c316c532bf9c9b26&imageMogr2/format/webp)
/0/5475/coverorgin.jpg?v=1c928080917c2e8e1c5bf2ba68a13220&imageMogr2/format/webp)
/0/27661/coverorgin.jpg?v=bd6edfac82f8c33c47f5024543340f8d&imageMogr2/format/webp)
/0/3778/coverorgin.jpg?v=45659e33fc35fc3013be25deafe72fcf&imageMogr2/format/webp)
/0/9153/coverorgin.jpg?v=d739cadec9e6d9f609887335587c2f88&imageMogr2/format/webp)
/0/6716/coverorgin.jpg?v=aa47d8853cb4fc2d190f699a4e96e89a&imageMogr2/format/webp)
/0/10520/coverorgin.jpg?v=8362ba6365a8e12a64ad0ca121db53d4&imageMogr2/format/webp)