/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
Lampu kristal di aula pesta memantulkan cahaya keemasan yang berpendar, menimbulkan ilusi bahwa ruangan itu hampir melayang di udara. Musik elektronik berdentum, mengisi setiap sudut dengan getaran yang membuat lantai kayu bergoyang. Para tamu berpakaian mewah bergerak luwes, menikmati malam yang dipenuhi tawa, anggur mahal, dan bisik-bisik bisnis.
Di antara semua itu, Zayden Alaric Veyra berdiri di dekat bar, menyesap Scotch tua yang diambil dengan tangan tegasnya. Tubuhnya tinggi, tegap, dan aura yang mengelilinginya membuat orang-orang secara instingtif memberi ruang. Sorot matanya yang tajam mengamati sekeliling, tidak tertarik dengan percakapan kosong atau senyum yang hanya dibuat-buat. Semua orang mengagumi ketampanannya, namun tidak ada satu pun yang bisa menembus tembok yang ia bangun di hatinya.
"Zayden," sapa seorang pria dengan jas hitam rapi, wajahnya memancarkan kagum. "Kamu benar-benar membuat semua orang terkagum. Kontrak terbaru di Eropa... wow."
Zayden hanya mengangguk tipis, tanpa tersenyum. "Itu bisnis, bukan pameran seni. Fokus mereka pada angka lebih besar daripada saya." Suaranya rendah, tegas, namun tersimpan sesuatu yang sulit dijelaskan-ketenangan yang sekaligus menakutkan.
Pria itu tersenyum kikuk dan mundur, meninggalkan Zayden yang kembali menatap ruangan. Mata birunya menembus keramaian, tanpa sengaja berhenti pada seorang gadis yang bergerak di lantai dansa.
Dia berbeda.
Bukan karena pakaian atau kecantikan yang biasa dipuji dalam majalah, tapi karena aura yang ia pancarkan-bebas, liar, dan... mengundang rasa penasaran. Rambut hitamnya tergerai, berkilau di bawah sorot lampu, tubuhnya bergerak mengikuti musik seakan setiap gerakan memiliki ritme sendiri. Senyum tipisnya kadang muncul, seolah menyimpan rahasia yang hanya ia tahu.
Zayden menelan ludahnya tanpa sadar. Selama ini, banyak wanita datang dan pergi-senyum manis, kata-kata manja, malam-malam yang tak berkesudahan-namun tidak ada satu pun yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Kali ini berbeda.
Di sisi lain aula, Kaela Seraphine menari di tengah kerumunan. Tubuhnya lentur, langkahnya seirama dengan dentuman bass. Ia selalu menikmati momen seperti ini, menyusup di tengah dunia yang glamor, namun tetap menjadi dirinya sendiri. Tetapi malam ini, sesuatu membuatnya berhenti sejenak.
Matanya bertemu dengan pria di bar. Tinggi, tegap, dan wajahnya... berbeda. Ada sesuatu di matanya yang membuatnya ingin berhati-hati, tapi juga sulit untuk tidak terpesona. Ia mengangkat alis tipisnya, menantang, namun tidak sekaligus menyerah pada rasa penasaran yang muncul.
Tak ada yang tahu, Kaela dan Zayden sama-sama menyembunyikan identitas asli mereka. Di mata dunia, mereka hanya dua sosok muda yang sukses-satu pewaris bisnis internasional, satu gadis malam yang menari untuk melepas lelah. Namun di dunia gelap, mereka adalah predator yang saling mengincar: Zayden sebagai pemimpin kriminal 'Raven', Kaela sebagai pemburu yang telah lama mengejar sosok itu.
Seketika musik berubah, beat semakin cepat, dan Kaela bergerak lebih liar lagi. Zayden menegakkan punggungnya, tidak bisa mengalihkan pandangannya. Setiap langkahnya, setiap ayunan rambutnya, seakan magnet yang menarik perhatian pria itu.
Tanpa sadar, ia melangkah ke arah lantai dansa. Tidak ada rencana, tidak ada niat, hanya rasa penasaran yang menguasai dirinya. Kaela menyadari pria itu datang, tapi alih-alih mundur, ia tersenyum tipis, menggoda, sambil menyesuaikan gerakan tarinya.
"Menari sendirian?" suara Zayden terdengar di dekatnya, rendah dan bergetar, membuat Kaela berhenti sejenak dan menoleh.
"Tidak," jawab Kaela, suaranya ringan tapi tegas. "Saya menikmati diri saya sendiri. Tapi kamu... tampaknya bosan di sana?" Ia menunjuk ke bar dengan kepala.
Zayden mengangkat sudut bibirnya tipis. "Mungkin. Tapi melihatmu menari, membuatku berpikir untuk ikut bergabung."
Kaela tertawa, suara yang lembut namun tajam seperti bel kaca pecah. "Berani mencoba?" tanyanya sambil menyingkirkan sedikit ruang, memberi Zayden tempat untuk menempelkan langkahnya ke ritme musik.
Dan malam itu, mereka menari.
Bukan tarian biasa-ini adalah permainan. Tarian mereka seolah berbicara tanpa kata: ketertarikan, rasa penasaran, dan sedikit tantangan. Zayden merasakan getaran di dadanya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kaela, meski sadar setiap gerakannya diperhitungkan, tidak bisa menolak ketegangan yang muncul saat berdiri begitu dekat dengan pria itu.
Namun di balik semua itu, kedua hati mereka tahu bahwa rahasia mereka bisa menghancurkan segalanya. Zayden tidak tahu bahwa gadis yang kini membuatnya terpesona adalah pemburu yang selama ini mengejar 'Raven'. Kaela tidak menyadari bahwa pria di depannya adalah targetnya sendiri.
Tarian itu berhenti sejenak saat musik berganti, dan Zayden menatap mata Kaela lebih lama. "Kamu... berbeda," katanya, jujur tanpa disadari.
Kaela tersenyum, tetapi matanya menahan sesuatu yang lebih gelap. "Mungkin begitu," jawabnya. "Tapi berbeda tidak selalu berarti baik."
Zayden menelan ludahnya, menyadari ada kebenaran dalam kata-katanya, namun ia merasa tak bisa mundur. Malam itu, ada sesuatu yang menautkan mereka-tarikan magnetik yang berbahaya.
Waktu berjalan, pesta terus berlanjut, tapi bagi mereka, dunia di sekitar terasa lenyap. Hanya ada dentuman musik, cahaya lampu, dan keberadaan satu sama lain.
Ketika akhirnya mereka duduk di sudut balkon, jauh dari keramaian, Zayden menatap Kaela, menilai setiap ekspresi, setiap gerakan kecil. "Siapa namamu?" tanyanya akhirnya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya.
"Kaela," jawabnya singkat, sambil menatap jauh ke kota yang berpendar di bawah. "Dan kamu?"
"Zayden," jawabnya. Nama itu terasa ringan di lidah, namun memiliki bobot yang tak disadarinya.
Ada keheningan di antara mereka. Tidak canggung, tapi penuh dengan ketegangan yang sulit dijelaskan. Mata mereka saling menatap, seolah membaca rahasia satu sama lain, meski tidak ada yang diucapkan.
Kaela tahu, malam ini bisa menjadi awal atau akhir dari sesuatu yang berbahaya. Zayden tahu, hatinya tidak pernah secepat ini berdetak untuk siapapun sebelumnya.
Namun keduanya tidak menyadari satu hal: rahasia mereka terlalu besar untuk diabaikan. Satu kesalahan kecil, satu kata yang salah, bisa mengubah semua yang ada menjadi kehancuran.
Dan di balik kota yang berpendar itu, dunia gelap menunggu. Raven bergerak di bawah bayang-bayang, dan pemburu yang licik terus mencari mangsanya. Malam ini hanyalah permulaan.
Ketika mereka akhirnya berpisah di pintu keluar pesta, Zayden menatap Kaela pergi, merasa ada sesuatu yang hilang begitu ia meninggalkan pandangan gadis itu. Kaela menoleh sekejap, senyum tipis masih tersungging di bibirnya, tapi di matanya ada ketegangan yang tersembunyi.
/0/28977/coverorgin.jpg?v=20251204202450&imageMogr2/format/webp)
/0/14588/coverorgin.jpg?v=ed7b5332b7f9134a9d5746152396e2d9&imageMogr2/format/webp)
/0/18503/coverorgin.jpg?v=5330f9b3925b3980504f8499058459fe&imageMogr2/format/webp)
/0/26860/coverorgin.jpg?v=688a8e93266c6f182d45b9f345e5139f&imageMogr2/format/webp)
/0/16622/coverorgin.jpg?v=d706fbc1cc72df063140e92d3b3a51ee&imageMogr2/format/webp)
/0/22564/coverorgin.jpg?v=20250404185426&imageMogr2/format/webp)
/0/14916/coverorgin.jpg?v=4a187e48c0ce48f053508e1d7bd8c205&imageMogr2/format/webp)
/0/10760/coverorgin.jpg?v=d889c5707dfa6983bfd76d75e6104822&imageMogr2/format/webp)
/0/2248/coverorgin.jpg?v=677044fd727291e12299116c6752a84c&imageMogr2/format/webp)
/0/3272/coverorgin.jpg?v=08468a21c0b5f1dd7299039659a6d360&imageMogr2/format/webp)
/0/23723/coverorgin.jpg?v=20250526182732&imageMogr2/format/webp)
/0/28803/coverorgin.jpg?v=cab87dccf8c2ff24e3c01ccd2cd8fe1c&imageMogr2/format/webp)
/0/16734/coverorgin.jpg?v=7d983e7e20aebd00fe5b35b3ac5fa309&imageMogr2/format/webp)
/0/16688/coverorgin.jpg?v=20240306140845&imageMogr2/format/webp)
/0/22929/coverorgin.jpg?v=7210deed904b68c803a92f2cf55e913f&imageMogr2/format/webp)
/0/30648/coverorgin.jpg?v=20251205181205&imageMogr2/format/webp)
/0/19941/coverorgin.jpg?v=66dd937413c31dce02d326289546be7f&imageMogr2/format/webp)
/0/21574/coverorgin.jpg?v=260e08441a1198d9cd3c993822272973&imageMogr2/format/webp)
/0/4194/coverorgin.jpg?v=e441912389ddbcbe208d5e9cd85c93f6&imageMogr2/format/webp)