Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Mata perempuan itu melunak, manangisi setiap bentuk bidikan yang di dapat dihatinya, sambil memeluk satu anak laki-laki dengan luka di sekujur lengan dan sudut bibirnya. Mulai detik ini, keputusan sudah di buat sebulat mungkin. ia, akan meninggalkan rumah ini.
Elena Hazan, Putri tertua dari seorang model internasional Lilian Hazan. bersimpuh memohon maaf di hadapan adik laki-laki pertama nya. Memohon ampun sebagai seorang kakak.
"Arca....! Maaf...!," Paraunya memohon
Arca, yang juga tengah duduk bersimpuh memandangi raut wajah gadis yang sama sekali tidak ingin ia lihat ketika menangis.
Luka di tubuhnya bukan masalah, namun jika perihal kakaknya ia akan benar-benar merasa sakit.
"Kak.....! Jangan minta maaf!, aku siap dipukul ayah berkali-kali asal kakak tetap tersenyum ya?,".
Elena menatap sendu ke arah sinar rembulan yang menembus lubang-lubang kecil di sudut ruangan itu. Sial, batin nya merasa sakit tercabik-cabik begitu dalam. Seharusnya ia bisa, seharusnya ia pulang lebih awal dan seharusnya ibu mereka tidak pergi dari dunia ini.
Satu hal yang menjadi sebuah fakta tangguh, Ayah mereka menjadi gila harta dan wanita setelah kepergian ibu karena kecelakaan lalu lintas.
Namun, tentu kecelakaan itu bukan tidak di sengaja atau hanya kebetulan. Elena itu cerdik, ia bahkan tau jalan pikiran ayahnya bagaimana sudah jelas bagaimana cara kerjanya.
Rencana yang luar biasa, hingga nyawa istri nya sendiri habis di buang.
"Wanita Sial itu masih berkuasa di sini, aku harus mengulur waktu, Arca! agar kita dapat keluar"-
"Setidaknya tidak dengan keadaan miskin!,", Ucap Elena mengetahui bahwa seluruh aset kekayaan ibunya langsung di ubah kepemilikan atas nama Ayah mereka.
Namun, ada satu yang tersisa. Kotak brangkas di gudang mansion adalah satu-satunya harta peninggalan sang ibu. untuk Elena
"Dimana Keinan?," Tanya Elena
"Apalagi?, nyonya baru di rumah ini mencoba mendominasi Keinan dengan perlakuan baiknya! untung saja adik kita itu tau batasan!,"
Mereka membicarakan Keinan, adik yang paling kecil sekaligus ketakutan terbesar mereka, takut jika Kei menjadi menjauh dari Elena karena jarang di rumah.
"Bagaimanapun, aku bertanggung jawab menggantikan ibu! aku tahu Keinan sangat haus akan sosok wanita, butuh waktu baginya untuk menerima kepergian ibu!,"
Arca memegang pipi hangat milik Elena, menyatukan kedua kening mereka dan menangis dalam keheningan yang dalam. Terlalu buruk bagi seorang keluarga untuk saling menguatkan, terlebih... anggota keluarga sendiri yang membuat penderitaan itu.
"Kakak ingat pulang?," Ucapan seseorang berhasil mengalihkan seluruh atensi Elena dan Arca. Ia adalah Keinan, anak bungsu keluarga Meydine.
Elena tersenyum melihat adik kecilnya itu baik-baik saja. Sementara Arca, tentu ia bersikap ingin mencabik mulut adiknya itu.
"Bicara yang sopan! Dia kakak mu!," Tegas Arca.
"Kakak?, Itu benar tapi kenapa pulang lambat? tidak ingat adik?," Jelas Keinan
Suasana mulai menggelap, Arca berdiri dan hendak menghardik lebih keras kepada Keinan namun Elena segera menariknya dari belakang. Langkah gadis itu mendekati si kecil, tersenyum dengan perasaan bersalah karena jarang pulang dan menemui kedua adiknya.
"Maaf...! Arca, Keinan! Aku minta maaf!,"
Keinan yang terkesan cuek itu langsung mendekat ke arah Elena dan membelai satu rambutnya dengan lembut
"Ya, baiklah!" Singkatnya.
"Hanya itu?," Tanya Elena
"Lantas? Ada hal lain?,"
Elena paham, ia sudah lama meninggalkan Keinan dan keluar rumah untuk fokus pada pendidikannya sebagai siswi jurusan Fashion Design di salah satu sekolah elite di Bandung. Tidak ada alasan lain menurutnya mengapa adiknya itu sangat marah.
Ia langsung mengalihkan pandangan nya, mengelus rambut Kei dan menyuruh kedua adiknya itu untuk duduk.
"Jika..!-" Ucap Elena Ragu.
Arca menatap intens meyakinkan Elena untuk memberi tahu Keinan tentang rencana mereka untuk meninggalkan rumah dan tinggal bersama.
"Aku tahu, ingin pergi kan? Akan aku pikirkan!," Singkat Kei.