/0/24057/coverorgin.jpg?v=fd1094b94f91e88087ae939108913a37&imageMogr2/format/webp)
"Ughh!"
Suara lenguhan itu seketika membuat seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya. Dengan kepala yang terasa pening, Kara berupaya bangkit. Ia mengerjap beberapa saat melihat sekitar yang terasa asing, hingga sedetik kemudian kedua netranya membulat sempurna ketika merasakan sebuah tangan kekar yang memeluk pinggangnya dengan begitu posesif.
Deghh!
"Astaga! Apa yang telah terjadi? Siapa dia? Kenapa dia bisa tertidur di sini bersamaku? Apa yang sudah .... "
Drrrtt!
"Bapak?" gumam gadis tersebut semakin tak berdaya.
Belum selesai dengan keterkejutannya, tiba-tiba saja Kara dikejutkan dengan hal lain. Sang ayah menelepon, sehingga dirinya semakin bingung hendak melakukan apa.
Sesak sudah napas Kara saat ini, dirinya tak sanggup membayangkan bagaimana ekspresi ayahnya nanti ketika mengetahui dirinya yang sedang berada di pelukan lelaki asing dengan pakaian yang entah tercecer ke mana.
"Maafkan Kara, Pak! Maaf, karena Kara sudah mengecewakan Bapak!" lirihnya pelan hampir tak bersuara.
Dengan meremas kencang ponselnya, tangis Kara akhirnya pecah. Kedua netranya kian memanas, seiring dengan semakin nyatanya mimpi buruk yang ada di hadapannya. Ia sama sekali tak menyangka, bahwa kesucian yang selama ini sangat dijaganya tiba-tiba terenggut begitu saja dalam satu malam.
"Kau yakin tidak akan menyesalinya? Kalau memang maumu seperti itu, dengan senang hati aku akan mengabulkannya!" ujar suara bariton yang seketika terdengar sangat mengalun di benaknya.
Setelahnya, Kara bisa kembali merasakan sebuah kecupan dan sentuhan yang sangat melenakannya. Bayangan itu, entah kenapa masih terasa sangat nyata. Kara benar-benar masih bisa merasakannya, hingga semakin lama tetes air matanya kian deras tak tertahankan.
Andai saja ia tak gegabah menerima ajakan berpesta teman-temannya, semua kejadian ini pasti tidak akan pernah terjadi di kehidupannya.
"No, Kara! Kamu harus segera keluar dari tempat ini! Dia bukan lelaki baik, karena telah memanfaatkan keadaanmu semalam!" desis gadis itu pelan memperingati diri sendiri.
Dengan mencengkram erat selimut yang telah menjadi saksi percintaannya, Kara akhirnya berusaha bangkit. Cepat-cepat ia menyeka bulir air matanya, dan beranjak. Namun sayang, pergerakan yang dibuatnya itu malah membuat seseorang yang tak diharapkan bangun. Kedua netra lelaki tersebut seketika memicing ke arahnya, hingga sedetik kemudian tangan kekarnya kembali menarik tubuhnya dan mengungkungnya tanpa celah.
"Mau ke mana kau, Sayang? Setelah semalam kau mendapatkan kepuasan dariku, lalu sekarang kau mau pergi begitu saja? Heumm?" tanya pria itu dengan salah satu alis tebalnya yang mengangkat ke atas.
Walau baru saja terbangun, aura intimidasi lelaki tersebut terasa kuat. Tatapan matanya yang tajam dan sedikit sayu, cukup membuat Kara mengatupkan bibirnya ketakutan. Hingga perlahan, degup jantungnya semakin bergerak cepat dengan peluh keringat yang mulai membasahi sekujur tubuhnya.
"Aku mohon! Tolong lepaskan aku! Ini sebuah kesalahan! Tidak seharusnya aku di sini!" lirihnya terpejam dengan tetes air mata yang kembali turun.
Kara mengigit kuat-kuat bibirnya, sambil terus mencengkram selimut yang ada di sampingnya. Ia mencoba menahan isak tangis, dan menghindar dari lelaki yang ada di atasnya. Namun sayang, semua usahanya itu nampak sia-sia saja. Tenaganya jauh lebih lemah dari lelaki tersebut, hingga membuatnya semakin tak berjarak.
"Kau pikir, kau bisa lepas begitu saja dariku?" bisik suara bariton itu setelahnya.
/0/16527/coverorgin.jpg?v=2e54cd0c6edd768dfd375d41be6de1f3&imageMogr2/format/webp)
/0/20168/coverorgin.jpg?v=7c253ea68fec9fde246b4d39f47fe669&imageMogr2/format/webp)
/0/19016/coverorgin.jpg?v=fa0a7ea0d31a1a092582abff71ac8703&imageMogr2/format/webp)
/0/6480/coverorgin.jpg?v=7b42e334b6b42ad5c0d3092eaacb4684&imageMogr2/format/webp)
/0/21167/coverorgin.jpg?v=0eaf36107d3953be702842be2e46ecb6&imageMogr2/format/webp)
/0/18593/coverorgin.jpg?v=6e047c6fb701d65303e74f9099744b7b&imageMogr2/format/webp)
/0/8523/coverorgin.jpg?v=db62730b9b480114cf51a5d41c6d41c7&imageMogr2/format/webp)
/0/22211/coverorgin.jpg?v=db1a02172383472971f67db12c755abe&imageMogr2/format/webp)
/0/18467/coverorgin.jpg?v=b902f1f6a225efeed3093541e2ca7f28&imageMogr2/format/webp)
/0/8553/coverorgin.jpg?v=6d785eaa780a19d00967451b2fad3061&imageMogr2/format/webp)
/0/12434/coverorgin.jpg?v=546c716be25815d3257667681f9301ab&imageMogr2/format/webp)
/0/12466/coverorgin.jpg?v=9708eb3a96ea70a88003a6546546066e&imageMogr2/format/webp)
/0/15244/coverorgin.jpg?v=989fda4e7f77dd4beb4d6dae7aa14deb&imageMogr2/format/webp)
/0/13462/coverorgin.jpg?v=0c616a1344722e20590590b6ebde98df&imageMogr2/format/webp)
/0/23987/coverorgin.jpg?v=65539e85f791a9c83ad480a55e39389c&imageMogr2/format/webp)
/0/16023/coverorgin.jpg?v=69d2f9132c92926ac8c1d036a562fb9b&imageMogr2/format/webp)
/0/22079/coverorgin.jpg?v=c68721a27793d35ee564bdf9390490d5&imageMogr2/format/webp)
/0/17467/coverorgin.jpg?v=7cb6f34ccb077b0d52f20c49ba0577e9&imageMogr2/format/webp)
/0/29932/coverorgin.jpg?v=01a240dfd4786fb98b7533b64b06c97e&imageMogr2/format/webp)
/0/15143/coverorgin.jpg?v=6567172c27abf2003cd8b26ffcf31850&imageMogr2/format/webp)