/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
---
----
Langit Jakarta malam itu terlihat gelap, seperti halnya hati Zoe Zivana yang tengah termenung di balkon apartemen mewahnya. Si manis tengah memeluk lututnya sendiri, ia mengenakan kaus putih longgar dan celana pendek. Angin malam menyapu rambut hitam panjangnya yang berkilau, membuatnya tampak seperti model dalam iklan di televisi. Namun, Zoe bukan lagi model. Ia kini adalah istri dari seorang pria kaya dan berpengaruh, Altair Nanggala-seorang CEO sukses yang hampir selalu absen dari rumah mereka.
Zoe memandang kosong ke arah lampu-lampu kota yang berkilauan, mencoba mengusir kesepian yang selalu menyelimutinya. Ia mendengar suara langkah kaki yang berat di belakangnya, mengiringi suara pintu balkon yang terbuka.
"Kenapa duduk di sini? Sudah malam," suara dingin Altair memecah keheningan.
Zoe menoleh, tersenyum tipis. "Cuma ingin menghirup udara segar. Kamu baru pulang?"
Altair mengangguk sambil melonggarkan dasinya. Wajah tampannya yang tegas terlihat lelah. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berjalan masuk ke ruang tamu. Zoe mendesah pelan. Sudah setahun lebih mereka menikah, tapi Altair selalu terasa seperti orang asing.
Zoe mengikuti Altair ke dalam. Ia melihat suaminya menuangkan segelas air dingin lalu setelahnya duduk di sofa.
"Makan malamnya sudah aku siapkan, tapi mungkin sudah dingin," kata si manis dengan suara lembut.
"Aku sudah makan," jawab Altair singkat tanpa menatapnya.
Zoe menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan rasa sakit di hatinya. Hal ini selalu terjadi di setiap hari, pikirnya.
"Mas Al," Zoe akhirnya memecah keheningan.
"Aku tahu kamu sibuk, tapi ... bisa nggak kita luangkan waktu bersama, seperti dulu?"
Altair mendongak, menatap Zoe dengan tatapan datar. "Seperti dulu? Zoe, kita menikah bukan karena cinta. Kamu tahu itu, bukan."
Kata-kata yang terucap dari bibir Alta seperti sebuah pisau yang menghujam hati Zoe, rasanya sungguh menyakitkan. "Aku tahu," jawab si manis pelan, suaranya hampir gemetar.
"Tapi aku hanya ingin mencoba, Mas. Aku ingin mencoba membuat semuanya lebih baik."
Altair menghela napas panjang, meletakkan gelasnya di meja.
"Aku tahu kamu mencoba, Zoe. Tapi aku ... aku nggak tahu bagaimana harus menjalani ini. Aku terlalu lelah."
"Lelah? Dengan aku?" suara Zoe semakin lirih.
Altair mengalihkan pandangannya. "Lelah dengan semuanya. Jangan salah paham."
Zoe terdiam. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi takut mendengar jawaban yang menyakitkan.
----
Di ruangan kerjanya, dalam pikiran yang penuh kekacauan, Altair teringat masa lalunya bersama Naura Zoffany. Wanita itu adalah cinta sejati sekaligus istri pertamanya dulu. Jadi Altair ini dulu pernah menikah dan mereka menikah atas dasar cinta, sesuatu yang kini terasa asing baginya. Naura selalu berhasil membuat hidupnya berwarna, meskipun pernikahan mereka tidak sempurna.
Namun, tekanan dari keluarga membuat segalanya berubah. "Aku ingin punya cucu dari kamu, Altair. Jangan sampai kamu hanya menikah untuk bersenang-senang saja," ucapan ibunya masih terngiang jelas di telinganya.
Altair dan Naura mencoba segalanya, tapi tak kunjung dikaruniai anak. Hal itu membuat hubungan mereka menjadi rapuh, dan akhirnya, perpisahan menjadi jalan yang terpaksa mereka pilih. Altair tidak tahu bahwa perpisahan itu menyisakan luka yang dalam pada Naura, juga sebuah rahasia yang akan menghantuinya di kemudian hari.
/0/21580/coverorgin.jpg?v=af0cab4eb45e24ae39aefd5785fd410f&imageMogr2/format/webp)
/0/21620/coverorgin.jpg?v=0ba7ea487a17f8477be9939ab408a1a8&imageMogr2/format/webp)
/0/21501/coverorgin.jpg?v=4f1cd10b549b3d85f7245193201401c3&imageMogr2/format/webp)
/0/3968/coverorgin.jpg?v=ceb6ecf5c18b901dd17f817d8465961f&imageMogr2/format/webp)
/0/8516/coverorgin.jpg?v=8f090e21d980d15f912bae56538d3c38&imageMogr2/format/webp)
/0/6728/coverorgin.jpg?v=b1f211c73d7187593123f56790072536&imageMogr2/format/webp)
/0/20433/coverorgin.jpg?v=db3f9e27a89789e456713cd4e92c1571&imageMogr2/format/webp)
/0/16941/coverorgin.jpg?v=0287241b7668739a4c72736a78e50339&imageMogr2/format/webp)
/0/5473/coverorgin.jpg?v=7d7f596c03bc4022435fb342953ea158&imageMogr2/format/webp)
/0/10770/coverorgin.jpg?v=143999bee5a72468bd4e014e47a473dc&imageMogr2/format/webp)
/0/19240/coverorgin.jpg?v=4679fe267bf6e8987784fa5d0f19f87c&imageMogr2/format/webp)
/0/30216/coverorgin.jpg?v=ce8a760e55a193f7e3b71672332814fe&imageMogr2/format/webp)
/0/6503/coverorgin.jpg?v=afda2728b97c81c32c6edc17c36624a5&imageMogr2/format/webp)
/0/12958/coverorgin.jpg?v=df000eef1180bfb9c3f5e6c3d9f48a7f&imageMogr2/format/webp)
/0/17793/coverorgin.jpg?v=19b7910aa91f26057a6eb35324491ccc&imageMogr2/format/webp)
/0/4808/coverorgin.jpg?v=3915812903a3807caa6b58a33ea2fd1e&imageMogr2/format/webp)
/0/21212/coverorgin.jpg?v=7cc3ea19cbf418d3537e6f56b8b2e12f&imageMogr2/format/webp)
/0/17884/coverorgin.jpg?v=36dfb140ec05fb3cc5ab5dcc5d6f14dc&imageMogr2/format/webp)
/0/22801/coverorgin.jpg?v=0788e7ea128c3b22850764d608671c30&imageMogr2/format/webp)
/0/30175/coverorgin.jpg?v=db14e568f4c595c3e85e350081afdf2a&imageMogr2/format/webp)