icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri Tomboy Sang CEO

Istri Tomboy Sang CEO

Adzalea01

5.0
Komentar
98.2K
Penayangan
119
Bab

Zella Polly, seorang gadis tomboy yang ingin keluar dari rumah keluarganya yang dingin dan begitu pilih kasih. Namun, Ayahnya hanya mengizinkan dia keluar dengan syarat pernikahan. Begitupula dengan Hugo Chavez, seorang CEO Muda yang dituntut untuk segera menikah padahal dia baru patah hati karena perselingkuhan kekasihnya. Zella dan Hugo memutuskan untuk melakukan pernikahan kontrak. Bagaimana Lika liku kehidupan pernikahan mereka?

Bab 1 Awal Pertemuan

Terlihat seorang wanita anggun bergaun Hitam sedang menunggu seseorang. Sesekali, dia meminum wine merah pesanannya menatap jendela,terlihat pemandangan cahaya malam dari gedung-gedung di bawahnya. Riasan wajah cantiknya tak mampu menutupi raut kecemasan di wajahnya.

Tiba-tiba, dari panggung terdengar lantunan lagu berjudul ‘I Wanna Grow Old With You’ dari boyband favoritnya, Westlife. Dia begitu menikmati irama musik lagu itu hingga mendadak ada sosok yang amat dikenalnya berjalan dari balik panggung menuju ke arahnya.

Sosok seorang pria tampan, bermata sipit, hidung mancung dan kulit putih bersih. Pria itu berjalan dengan penuh senyuman sambil membawa bouquet bunga mawar merah dengan kotak mini di dalamnya. “Kamu tahu betapa aku mencintaimu. 5 tahun kebersamaan kita dalam suka dan duka sudah cukup meyakinkanku bahwa kamu adalah satu-satunya untukku. Belle Belrossa, maukah kau menikah denganku?” ucap pria itu dan langsung membungkukkan tubuhnya seraya mengambil cincin dari bouquet bunga.

Belle terlihat begitu shock mendapati kekasih yang biasa cuek itu mendadak romantis ketika melamarnya. Dia hanya terdiam dengan meneteskan air mata. Pria itu begitu yakin bahwa air mata kekasihnya itu adalah air mata bahagia. Dia hendak menyematkan cincin berlian itu ke jari manis sang pujaan hatinya. Namun, Belle justru menarik tangannya dan menyembunyikannya ke balik punggung indahnya.

“Aku sungguh minta maaf, Hugo Chavez. Aku tidak bisa menerima lamaranmu.”

Bagai petir menyambar di siang bolong, Hugo Chavez tidak percaya bahwa lamarannya telah ditolak oleh gadis yang dicintainya selama 5 tahun lamanya.

“Apa? Kenapa, Sayang? Selama ini hubungan kita sangat lancar dan hangat bukan?” ucapnya.

Belle nampak menarik napas sangat dalam dan mengeluarkannya sebelum menjawab alasan penolakan lamarannya kepada sang kekasih.

“Hugo, akhirnya aku mendapatkan tawaran sebagai Fashion Designer di Perusahaan Brilliant Fashion, Paris. Aku tidak mungkin menolaknya, kamu tahu betapa aku menginginkan posisi itu selama 5 tahun ini. Aku akan pindah ke Paris untuk bekerja di sana,” jelas sang wanita.

“Kenapa mendadak sekali? Kamu seharusnya memberitahuku sejak lama, Belle. Kita bisa membicarakannya untuk menemukan keputusan terbaik,”ucap Hugo bijak.

“Maaf, aku juga diinformasikan mendadak oleh Bryan Pedrosa. Keputusan terbaik apa? Kamu tidak mungkin ‘kan ikut aku ke Paris karena kamu CEO dari Vendora Capital,”cecar Belle.

Dia hanya bisa terdiam tanpa bisa membalas perkataan kekasihnya. Hugo Chavez merupakan anak pertama sekaligus pewaris utama perusahaan Vendora Capital yang bergerak di bidang Real Estate dan Retail di Jakarta. Saat ini, Hugo Chavez diberi tanggung jawab yang besar oleh ayahnya, Harry Chavez sebagai CEO. Jadi, tidak mungkin Hugo mengecewakan sang ayah demi pindah ke Paris bersama wanita yang dicintainya itu.

“Lihat! Kamu hanya bisa terdiam tanpa membalas perkataanku, Hugo. Maaf, keputusanku sudah bulat. Aku akan pindah ke Paris lusa dan mulai bekerja di sana sebagai Fashion Designer.”

“Apa lusa? Secepat itukah? Lantas, bagaimana dengan hubungan kita, Sayang?” tanya Hugo.

“Itulah alasan utamaku mengajakmu bertemu malam ini. Hugo, maaf, aku tidak bisa bersama denganmu lagi. Aku ingin hidup sebagai pribadi baru. Bukan sebagai Belle, kekasih CEO Vendora Capital tetapi sebagai Belle, sang Fashion Designer, Brilliant Fashion Paris,” tutur Belle dan langsung pergi meninggalkan Hugo begitu saja.

Hugo tidak menyangka harapannya akan berakhir bahagia bersama Belle malam ini kandas begitu saja. Hugo kalut dalam pikirannya sendiri tentang alasan-alasan Belle memutuskan dirinya begitu saja. Sampai, entah mengapa terbersit nama ‘Bryan Pedrosa’ di pikirannya. Hugo langsung mengambil ponsel miliknya dan menekan nomor 2 untuk menghubungi seseorang.

“Sid, cari tahu tentang kehidupan designer Paris bernama Bryan Pedrosa. Aku ingin tahu informasinya secepat mungkin!”Perintah Hugo kepada Sid Varlen, tangan kanan sekaligus orang kepercayaannya selama ini.

Hugo sangat mengandalkan Sid karena selain otaknya sangat brilian, dia begitu setia kepadanya. Hal lain yang paling disukainya dari Sid adalah kerjanya yang efisien tapi cepat.

Tak perlu menunggu lama, dalam waktu 30 menit saja, Sid sudah berhasil mengumpulkan informasi tentang Bryan Pedrosa. Sid langsung menemui bosnya di Excelente Restaurant.

“Jadi,bagaimana hasil penyelidikanmu terhadap Bryan Pedrosa?” cecar Hugo tak sabar.

“Ada banyak hal, tapi menurut saya, hal yang paling penting adalah soal berita dia yang sedang menjalin kasih dengan designer wanita asal Indonesia,” lapor Sid seraya menunjukkan sebuah foto yang membuat hati Hugo bergemuruh penuh amarah.

Foto yang menunjukkan Bryan Pedrosa tengah berpelukan mesra dengan wanita yang sangat dicintainya 5 tahun kebelakang. Ya, wanita itu adalah Belle Belrossa.

“Hah! Jadi ini alasanmu yang sebenarnya, Belle! Kamu lebih memilih designer itu karena bisa memuluskan jalanmu menuju impianmu sebagai designer fashion di Brilliant Fashion itu! Dasar wanita rubah! Kamu sudah menduakanku selama ini!” Teriak Hugo penuh amarah.

Hugo kemudian meminta Sid untuk mengantarkannya ke Club Malam langganannya malam itu. Hanya disanalah tempat yang cocok untuk sedikit mengurangi luka perih di hatinya saat ini.

*****

Jedag jedug irama musik dari Disc Jockey (DJ) yang menekankan telinga menjadi hiburan bagi Hugo yang patah hati. Entah, sudah berapa gelas Vodka yang sudah dihabiskannya malam itu. Mendadak, seorang wanita bertubuh sintal dengan balutan dress mini merah menghampirinya.

“Kok sendirian aja sih, Mas ganteng. Boleh Cindy temani enggak nih?” ucap wanita itu genit.Walaupun setengah mabuk, Hugo masih cukup sadar untuk mengamati wajah wanita yang sedang menggodanya itu.

“Wajahmu cukup cantik, baiklah coba hiburlah aku, aku akan traktir minuman untukmu,” balas Hugo dengan senyuman nakal.

Merasa dapat sambutan yang baik dari lelaki tampan itu, Cindy begitu senang dan mulai melancarkan aksinya untuk kembali menggodanya. Jika beruntung, mungkin dia bisa menghabiskan malam yang panas bersama pria tampan di hadapannya.

“Tentu saja, aku akan menghiburmu. Mari bersulang!” tawar Cindy dan langsung mengajak Hugo minum Vodka ala love shot.

Cindy yang semakin merasa diterima oleh Hugo semakin berani untuk mendekatinya. Dia menggeser posisi duduknya hingga tepat di sisi Hugo yang mabuk dan menyandarkan kepalanya di dada bidang lelaki itu. Hugo yang pikirannya kalut oleh bayang-bayang perselingkuhan Belle membuatnya ingin membalas hal yang sama dengan menjadikan wanita lain pelampiasan.

Hugo langsung meraba-raba pangkal paha Cindy yang tertutupi dress mini. Wajah wanita itu nampak memerah dengan perlakuan Hugo di pangkal pahanya. Dia mendesah tak karuan menikmati permainan tangan Hugo.

“Hahaha, lihatlah betapa kamu begitu menikmatinya, Cindy,” racau Hugo yang mabuk.

Hugo kemudian melanjutkan permainannya di bagian atas. Dia meremas 2 bukit indah Cindy yang begitu menantang. Cindy semakin gila oleh permainan Hugo dengan mengerang tak karuan. Hugo lalu beralih menciumi leher jenjang Cindy hingga sampai ke belakang telinga wanita itu.

“Dasar wanita murahan! Enyah kau dari hadapanku! Jangan coba menggangguku atau kupastikan kau akan menyesal!” Bisik Hugo dengan nada suara berat yang mengancam.

Cindy yang tidak menyangka kenikmatannya itu hanya sesaat dan berubah menjadi ancaman kebingungan dan langsung pergi begitu saja entah karena malu atau memang takut.

“CK! Aku benci rubah betina sepertinya! Dia mengingatkanku dengan Belle!” gerutu Hugo yang mencoba berdiri dan berjalan ke luar Club dengan sempoyongan.

Tanpa sengaja, Hugo menabrak tubuh mungil seseorang di dekat pintu keluar Club hingga mereka berdua terpental ke lantai club. Hugo yang sudah mabuk berat tak kuasa untuk bangun kembali. Sang tubuh mungil itu kemudian menghampiri Hugo dan memapahnya untuk berdiri.

“CK! Siapa lagi sekarang? Apa kamu rubah betina yang lain? Baiklah jika kamu ingin menggodaku, aku akan dengan senang hati meladenimu,” gerutu Hugo yang langsung mencium sosok mungil itu berambut pendek itu.

Wanita mungil yang kaget karena dicium dadakan oleh orang yang sedang dibantunya itu refleks menampar pipi Hugo dengan sangat keras.

PLAAAAAKKKKK

“Kurang ajar! Lo kira gue cewek murahan apa!” Maki wanita itu sambil membuka tutup botol mineral yang dibawanya dan langsung menyiramkannya ke kepala Hugo yang mabuk.

“Minum nih air biar Lo sadar!” Makinya kembali dengan wajah penuh emosi.

Hugo yang mabuk berat akhirnya mulai sadar setelah insiden penyiraman itu. “Apa-apaan ini! Berani-beraninya kamu menyiramku sampai basah kuyup begini!” Protes Hugo kesal.

“Masih mending Lo Cuma gue siram sehabis mencium gue sembarangan! Daripada Lo pulang pakai ambulans dari RS! DASAR COWOK MESUM!” Teriak sang wanita nan mungil itu kalut. Hugo menatap wanita itu tak percaya.

Baru pertama kali dalam hidupnya, dia direndahkan dan dimaki-maki seperti ini oleh seorang wanita. Wanita bertubuh mungil, dengan rambut Bob pendek hitam dan kulit kuning langsat. Jika dia tidak melihat ada anting di kedua telinganya, mungkin Hugo tak akan tahu jika dia adalah wanita. Penampilannya lebih menyerupai laki-laki dengan kaos hitam dan celana jeans sobek-sobek.

“Kali ini Lo gue maafin, lain kali, kalau Lo kurang ajar lagi, gue pastikan wajah Lo akan dipenuhi luka lebam!” Ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Hugo yang masih terkejut akan perlakuan yang diterimanya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku