Tangisan Pilu Sang Istri

Tangisan Pilu Sang Istri

Deiffazia

5.0
Komentar
713
Penayangan
19
Bab

Meninggalkan semua karir yang sudah diraih dan memilih menikah dengan harapan memilki keluarga baru yang penuh cinta dan kasih sayang, namun ternyata semua tidak sesuai dengan harapan, Manda.Dimas yang membawa Manda masuk ke dalam keluarganya, namun keluarganya yang juga memberikan banyak luka di hatinya. Akankah, Manda bertahan dengan pernikahan yang penuh luka dari orang-orang sekitar suaminya? atau memilih melepaskan demi kesehatan mental dan pikirannya? Ikuti terus ceritanya, ya

Bab 1 Mertua Mata Duitan

Tok.

Tok.

"Manda," panggil seseorang sambil mengetuk pintu kamar.

Manda, yang saat itu sedang bersantai di dalam kamar sambil memainkan ponsel, langsung menajamkan pendengarannya, merasa ada seseorang yang memanggil dan mengetuk pintu kamar.

"Manda!" serunya lagi sambil mengetuk pintu kamar lebih keras, bukan hanya mengetuk, tapi juga menggedor pintunya.

Manda terkejut dan langsung bangun dari rebahannya, ia bergegas menghampiri suara yang sejak tadi memanggilnya.

"Mama?"

Manda menatap heran mertuanya yang berdiri di depan kamar dengan senyum yang tidak jelas.

"Kenapa lama sekali membukanya? Kamu ini, kerjaannya rebahan saja! Mbok ya, bangun. Mengerjakan apa, gitu," ucapnya sambil tersenyum.

Manda memutar bola matanya malas, sambil menahan rasa kesal yang mendera hatinya. Bagaimana bisa mertuanya itu bicara seakan-akan Manda tidak mengerjakan apapun, padahal sejak pagi tadi sudah membuat sarapan untuk semua orang, menyapu dan mengepel.

"Aku saja baru masuk ke dalam kamar dan beristirahat, Ma," jawabnya mencoba selembut mungkin.

"Ah alasan saja kamu itu–"

"Ada apa, Ma?" potong Manda karena tidak ingin mendengar omelan dari mertuanya.

"Mama minta uang," jawab Mama Hilda sambil menyadong pada Manda.

"Hah?"

"Kok, hah? Mama minta uang, mana sini cepat! Jangan pelit dong! Mama butuh buat modal dagang lagi," tekannya.

Manda menghela nafas panjang, lalu mengangguk. Ia kembali masuk ke dalam kamar dan mengambil tiga lembar uang berwarna merah. Dan kembali lagi menemui mertuanya.

"Kok segini? Kurang! Pelit banget kamu jadi menantu!" hardiknya.

"Mama butuh lima ratus ribu," lanjutnya. "Mana cepat, ambilkan!"

"Banyak sekali, untuk apa, Ma? Bukannya kemarin Manda sudah membeli semua stock yang Mama butuhkan?"

"Kamu ini benar-benar banyak tanya banget ya! Apa susahnya sih kasih uang? Aku ini mertua kamu! Ingat, uang kamu itu uang anakku!"

Tidak ingin berdebat panjang, Manda kembali masuk ke dalam dan mengambil dua lembar uang berwarna merah lagi. Sengaja, tidak ingin memberikan apa yang diminta karena memang dirinya sudah mengeluarkan banyak uang untuk mertuanya itu.

Bukan maksud hitungan, tapi mertuanya itu terkadang sangat keterlaluan sekali jika minta uang, tidak pernah berpikir ada atau tidak uang yang diminta itu. Dalam pikirannya, yang penting adalah mendapatkan uang dari anak dan menantu.

"Nih, cuman ada tiga ratus ribu. Kalau mau ambil silahkan, kalau tidak ya gak usah!" tegasnya mengulurkan kembali dua lembar.

"Minta lima ratus ribu, dikasihnya tiga ratus ribu! Dasar menantu pelit!" hardiknya.

"Mbak, jangan pelit jadi menantu! Mama minta segitu saja perhitungan! Kamu itu harus bisa menghidupi kami disini, karena uang yang kamu peroleh itu adalah uang dari Mas Dimas," timpal Lena yang baru keluar dari kamarnya karena mendengar keributan yang sebenarnya tidak perlu diributkan itu.

"Iya nih, Mama laporkan sama Dimas tahu rasa kamu," ancam Mama Hilda berharap gertakannya itu membuat Manda takut tapi ternyata sebaliknya.

"Silahkan, aku gak takut!" tantang Manda yang memang sudah sangat muak sekali sama mertuanya itu.

Lena dan Mama Hilda saling menatap satu sama lainnya. Lena memberikan isyarat agar Mamanya kali ini tidak mencari masalah, mereka langsung meninggalkan Manda yang masih kesal dengan tingkah keduanya.

"Ya Allah, tenangkan hatiku, sabarkan hati," lirih Manda dengan suara bergetar.

Manda tampak sangat sedih dan terhuyung-huyung. Dia memasuki kamar dengan hati yang berat, kemudian dengan perlahan merebahkan diri di atas ranjangnya. Ekspresi wajahnya penuh dengan kebingungan dan kesedihan yang mendalam. Air mata mengalir dari matanya tanpa henti, dan dia tampaknya sangat terluka oleh sesuatu. Suasana hatinya dipenuhi dengan kekecewaan yang sangat mendalam. Itu adalah momen yang sulit baginya, dan dia merasa hancur secara emosional.

Menikah adalah impian semua orang. Mendapatkan keluarga yang baik, termasuk mertua dan ipar yang baik, juga menjadi impian semua orang. Namun, ternyata keinginan Manda untuk memiliki mertua dan ipar yang baik menjadi hal yang tampaknya mustahil. Mereka memang bersikap baik, tetapi hanya selama satu tahun pertama. Setelah itu, perangai mereka sungguh sangat buruk dan sering melukai hatinya.

Ternyata, semua tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan dipikirkan oleh Manda. Ia lebih sering tersakiti dan disakiti oleh sikap Mama Hilda dan Lena. Selalu berharap, suatu saat nanti mertua dan iparnya itu bisa berubah menjadi lebih baik.

Manda menarik nafas panjang setelah puas menangis dalam diam. Bayangan keadaan sebelum menikah kembali menari-nari di dalam pikirannya.

Dulu, ia begitu sangat bahagia sebelum menikah. Menata karirnya sebagai guru face painting untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan juga menjadi penata rias profesional. Manda rela meninggalkan semua karirnya yang sedang berada di atas puncak untuk memulai kehidupan baru, yaitu menikah.

Dunianya benar-benar berbeda sekali, dan perbedaannya sangat terasa setelah menjadi seorang istri dan menantu, namun belum tercapai menjadi seorang ibu. Hidupnya merasa sangat sepi. Tidak lagi bisa berinteraksi dengan para kerabat, dan belum ada momongan, semakin membuat hidupnya sepi dan hampa. Belum lagi, perangai mertua dan ipar yang semakin membuatnya terluka karena sering kali disindir mengenai momongan.

Terdengar suara pintu kamar yang dibuka, ia segera menghapus air matanya. Manda menyadari bahwa suaminya yang masuk ke dalam kamar dan benar saja Dimas melangkah dengan pasti masuk ke dalam kamar untuk mendekati Manda.

"Sayang," panggilnya dengan suara lirih.

Manda menoleh dan menatapnya dengan sendu, senyum terukir di bibir indahnya namun mata sedihnya tidak bisa dibohongi.

"Kamu nangis?" tebaknya membingkai wajah cantik Manda dan menatap lekat manik mata indah itu.

Manda terdiam, ia bingung harus menjawab apa. Ia tidak ingin suaminya itu kembali sakit hati dan terluka karena sikap Mama Hilda yang seringkali menyakiti hati istrinya.

"Sayang, kali ini apa yang sudah diperbuat oleh Mama?'

Manda menggelengkan kepalanya lalu memeluk tubuh Dimas dengan sangat erat sekali. Menumpahkan semua rasa sakitnya dengan menangis di dalam pelukan suaminya.

Manda merasa campur aduk emosinya saat ia menangis dalam pelukan suaminya. Awalnya, dia mungkin merasa sangat sedih dan terluka oleh sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Air mata adalah cara alami untuk mengungkapkan perasaan seperti itu.

Saat suaminya memeluk tubuhnya yang rapuh, Manda merasa aman, didengar, dan dicintai. Pelukan suaminya bisa memberikan rasa kenyamanan dan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan dalam saat-saat sulit. Mungkin dia juga merasa terhibur oleh suara napas suaminya yang tenang atau detak jantung yang meresapi ke dalamnya, yang bisa memberikan perasaan kedekatan yang mendalam.

Manda mulai merasa lega dan tenang, itu artinya memang pelukan sang suami adalah obat yang paling mujarab dari segala macam obat sakit hati yang ada. Dalam seketika, rasa sedih dan kecewa berubah menjadi tenang. Memang, jika hati yang mengobati maka semua rasa yang membuat luka akan hilang dalam sekejap.

Perlahan, Manda mulai melepaskan pelukan suaminya. Ia sudah merasa lebih baik, kuat dan seakan mendapatkan energi baru untuk menghadapi situasi atau masalah yang akan datang di depan. Memang berbeda jika pelukan suami, sebab di dalamnya terdapat dukungan dan ketenangan yang dibutuhkan untuk melewati rasa sakit yang datang menghampiri.

"Maaf," tuturnya meminta maaf seraya menundukkan kepala.

"Apa yang kamu rasakan?"

"Tidak ada."

"Jangan berbohong. Kamu itu tidak pandai untuk berbohong, Manda. Katakan, apa yang mereka perbuat kali ini?"

"Tidak ada, Mas. Aku baik-baik saja dan tidak ada yang diperbuat oleh Mama dan Lena."

"Baiklah kalau kamu merasa tidak ada yang mereka perbuat, maka mungkin lebih baik aku memastikannya sendiri!" tegas Dimas bangkit dan akan mempertanyakan langsung pada Mama dan adiknya.

Sungguh, Dimas merasa tidak pernah terima jika mereka menyakiti hati istrinya. Bagi Dimas, setelah menikah maka keluarga yang dimiliki olehnya hanya Manda seorang. Kenapa? Ya itu semua karena perangai keluarganya sendiri yang tidak bisa membuatnya tenang.

"Mas, jangan–"

"Tidak, Manda! Kamu jangan terus melarang untuk memberikan peringatan pada mereka!" tegas Dimas. "Mas benar-benar merasa tidak terima jika mereka terus-menerus menyakiti hatimu. Kamu itu istriku dan wajib kulindungi."

"Tapi, Mas–"

"Diam kamu di dalam kamar. Aku akan keluar dan menemui mereka!"

"Mas, tidak! Jangan, aku mohon," lirih Manda langsung mendekap erat tubuh suaminya.

Manda benar-benar tidak ingin ada keributan dan ujungnya maka ia yang akan disalahkan nantinya.

"Kamu bisa tidak sih jangan terus membela mereka, Manda!" teriak Dimas dengan suara yang lantang dan berhasil membuat tubuh Manda membeku.

"Mas ...."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Mengandung Anak Tuan Serigala

Mengandung Anak Tuan Serigala

Linsing
5.0

Fang Yi Lan adalah seorang mahasiswi jenius dari jurusan kedokteran. Walaupun memiliki otak yang jenius, tetapi Yi Lan benar-benar buruk dalam menilai seorang pria. Di hari ulang tahunnya yang ke-20, Yi Lan tidak sengaja memergoki kekasihnya sedang berselingkuh dengan adik tirinya. Belum cukup sampai disana, Ayahnya malah menyuruhnya untuk merelakan kekasihnya untuk adik tirinya itu. Selain itu, dia malah dipaksa untuk menerima lamaran dari seorang pria hidung belang. . Yi Lan tentu saja tidak bisa menerima keputusan Ayahnya. Dia langsung memberontak sejadi-jadinya. Dia merasa takdirnya benar-benar kejam dan tidak adil. Dengan segala daya upaya, Yi Lan akhirnya berhasil melarikan diri dari rumah Ayahnya. . Di dalam pelariannya, Yi Lan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Pria itu berwajah sangat tampan dan dingin. Tubuhnya juga terlihat sangat kekar dan kuat. Tetapi sayangnya, ketika pria itu pingsan, pria itu tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor serigala hitam yang berbulu lebat. . Yi Lan benar-benar terkejut saat melihat perubahan pria itu. Dia refleks langsung berusaha untuk melarikan diri. Tetapi sayangnya, hati nuraninya sebagai seorang dokter melarangnya untuk meninggalkan pria itu. Karena dibebani oleh rasa iba, Yi Lan akhirnya menolong pria itu. . Setelah luka-lukanya diobati, pria itu akhirnya kembali berubah wujud menjadi manuisa. Tetapi sayangnya, bukannya berterima kasih kepada Yi Lan, pria itu malah mengigit leher Yi Lan sampai meninggalkan jejak. Setelah itu, pria itu langsung memperkos4 Yi Lan dengan ganas. . " Wangimu benar-benar enak Nona..., mulai malam ini, kau adalah pasanganku, aku akan membuatmu mengandung anak-anakku... !!" . Yi Lan hanya bisa menangis histeris saat diperkos4 oleh pria itu. Dia merasa nasibnya benar-benar sangat buruk. Kesialan menimpanya tanpa henti. Seandainya memungkinkan, dia ingin mati sekarang juga.

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku