icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tangisan Pilu Sang Istri

Bab 4 Seharusnya sadar diri!

Jumlah Kata:1490    |    Dirilis Pada: 09/12/2024

p, bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tulus dari mertuanya, bahkan mengharapkan bisa dianggap seperti anak sendiri. Tapi rupanya, itu tak akan pern

ika anak lelakinya memperlakukan istrinya dengan baik. Padahal, hal itu dapat menunjukkan bahwa dia adalah pria yang baik, pria yang memperlakukan is

ar menjadi istri dari anaknya sekaligus menantunya. Padahal, anak lelakinya itu hanya sedang menjalani kehidupan selanjutnya dengan wanita yang

li membuatnya terluka dan kecewa. Dan, semakin hari luka yang dirasakan itu semakin terasa membesar dan ketika luka m

ya ingin hatinya dan pikirannya kembali tenang, tanpa ada lagi luka yang menggerogoti hatinya, maka dari itu, memilih untuk me

ancang. Tapi, aku hanya ingin hati dan pikiranku

menundukkan kepalanya dalam-dalam, memainkan jari-jemarinya dan mer

amnya seperti neraka ini, segera. Jadi, kamu jangan pernah takut untuk me

oga saja usaha kita ini bisa segera maju dan juga bisa mewu

Mas. P

e arah sana. Ya, meskipun semuanya itu baru sebuah rencana tapi ia sangat yakin sekali pada suaminya itu. Dimas, menang tidak akan pernah

ma berusaha untuk memahami segala sesuatu hal, tanpa pernah menghakimi apapun itu. Selalu bersikap tenang, di ka

mata yang lentik juga panjang, tidak lupa bibir tipisnya yang menambah kesan indah di sketsa wajahnya yang hampir sempurna itu. Wanita muda itu sudah melabuhkan hatinya pada

sekali. Namun, setelah menikah, wanita cantik itu juga meninggalkan semua hal yang sudah digeluti olehny

sanya ia akan begitu sangat sibuk dengan dunianya tapi kini, justru hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Meski awalnya merasa

Sekarang, semuanya jauh berbeda dengan dulu ... kegiatannya hanya berdiam diri di rumah, dengan segala macam pekerjaan rumah yang tidak akan ada habisnya. Belum lagi, harus menghadapi mertua dan ipar yang bar-bar, sudah pas

lancar tanpa hambat

selalu berdoa untu

, benar-benar mendera hatinya. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena belum bisa memberikan keturunan pada suaminya, meski sebenarnya Dimas tak pernah membahas hal terse

atap keluar jendela dapur, lamunannya menari-nari di dalam pikirannya, entah saat ini apa yang sebe

ngar suara yang tidak pernah mau didengar oleh

kannya bekerja, ini malah enak-enak

an bekerja, Ma?" Lagi, Manda memberanikan diri

a! Semua itu sudah menjadi kewajiban sebagai seorang menantu!

ung di dunia rias yang bertemu dengan orang banyak dan pejabat-pe

ja kalau tidak mendapatk

dak kan! Makanya jangan sok mencari ridho, bikin susah sendiri saja! Lebih bai

Dimas? Selama ini, aku mengeluarkan semua uang tab

endiri yang selalu meminta uang dengan ala

oleh memberikan nafkah pada istrinya. S

usaha itu modal tambahannya dari mana? Dari daun? Itu dari aku, Ma!" tegas M

icara denganmu itu tidak akan pernah ada habisnya! Melawan saja bisanya, heran

ki adab, susah sih kalau yatim piatu! Soa

eriak Manda tertahankan, tak ingin lepas kendali. Hatinya terasa sangat sesak, saat mertuanya itu mempertanyakannya b

a? Bukankah apa yang aku katakan it

erkejut dan refleks mundur, sorot mata menantunya begitu san

ma, Mbak!" Lena menghampiri mereka berdua yang berada di dapur. "La

nda, namun kakak iparnya itu lebih cekatan, menangkis tan

ak

ak

k Manda berapi-api, menunjuk k

kku!" teriak Mama Hilda menolong Lena

telapak tanganku ini?" Manda menyeringai

nyakitkan keluar begitu saja dari bibir ibu mertuanya, Manda sama sekali tak menangis

" tunj

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka