Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Mutia adalah seorang gadis yang lugu. Dinikahi oleh seorang pemuda bernama Arman. Namun, pernikahan dia baru seumur jagung. Mutia harus kehilangan suaminya.
Arman meninggal akibat kecelakaan kerja disebuah pabrik. Mutia sudah menjanda selama 6 bulan. Namun, naasnya hari ini dia digiring oleh warga yang notabennya rata-rata perempuan.
“Usir Mutia... Dia telah menggoda suami kita!” teriak Bu Hana.
“Iya, usir dia sekarang pak RT.” Tambah Bu Nunung yang semua merupakan tetangga Mutia.
Malam itu suami Bu Hana tiba-tiba masuk kedalam rumah Mutia. Suami Bu Hana bermaksud untuk mengajak Mutia untuk berselingkuh. Namun, Mutia menolak tak disangka pak Usman suami Bu Hana itu memutar balikkan fakta bahwa dia digoda oleh Mutia.
Mutia menangis. Dia tidak bisa berbuat apa-apa atas tuduhan para warga.
“Mbak Mutia, tolong anda kemasin barang mbak Mutia dan pergi dari sini,” kata Pak RT.
“Pak, tolong beri saya waktu pak untuk mencari tempat tinggal baru.” kata Mutia dalam tangisnya.
“Maaf mbak, para warga akan berbuat nekat jika mbak Mutia tidak segera pergi,” kata Pak RT.
Mutia segera mengemasi pakaiannya. Barang-barang yang lain tidak dia bawa, karena rumah ini merupakan rumah suaminya. Rumah yang dibangun sebelum menikah dengan Mutia.Tidak ada yang membela Mutia dari pihak keluarga suaminya sudah tidak mau tahu. Sedangkan Mutia merupakan pendatang di desa itu. Dia tinggal di desa itu karena ikut dengan suaminya.
Mutia berjalan keluar rumah. Nampak banyak warga masih didepan rumah ada ibu mertuanya.
“Tolong jangan bawa barang apapun dari rumah ini, semua milik almarhum anak saya.” kata Bu Siti mertua Mutia.
“Saya hanya membawa baju ini saja,Bu.”jawab Mutia sambil memperlihatkan tas yang dia bawa.
“Bagus kalau kamu sadar diri.”kata Bu Siti.
Mutia berjalan menjauhi rumah itu dengan hanya membawa sebuah tas pakaian.
Semua warga tampak senang setelah kepergian Mutia.
Mutia berjalan terus hingga ke Desa sebelah. Mencari kontrakan, namun banyak orang yang tidak mau mengontrakannya pada Mutia. Ternyata kabar terusir-nya Mutia dari Desa Kembang sudah sampai ke Desa Mekar. Mutia berjalan terus ke Desa yang lain. Tiba-tiba saja hujan mengguyur bumi. Mutia berteduh di depan sebuah ruko,tapi ternyata atap ruko tersebut sudah pada bocor. Sehingga Mutia melanjutkan perjalanan mencari kontrakan. Seperti peri baik belum berpihak pada Mutia sampai tengah malam dia masih belum menemukan kontrakan. Terpaksa Mutia tiduran di teras sebuah toko. Badannya basah kuyub membuat Mutia makin kedinginan. Badannya menggigil baru tertidur sekitar satu jam Mutia dibangunkan oleh suara seorang Pemuda. Ternyata Pemuda itu mabuk, dan berbicara ngelantur.
“Kamu pergi dari sini. Ini tempatku.” kata Pemuda mabuk itu menunjuk kearah Mutia. Mutia segera bangun dan pergi dari tempat itu, agar pemuda itu tidak menyakiti dirinya.
Mutia hendak menyebrang jalan tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang.
Brugg
Mutia tertabrak oleh sebuah mobil. Badannya berlumuran darah. Kedua orang yang mengendarai mobil itu lalu turun.
“Pa, kita nabrak orang. Bagaimana ini?” tanya Bu Salma nampak panik melihat Mutia yang tergeletak lemas.
Pak Samsul suami Bu Salma segera menelfon ambulan. Beberapa menit kemudian ambulan datang dan membawa Mutia ke rumah Sakit.
“Pa, bagaimana kalau dia meninggal?” tanya Bu Salma panik.
Pak Samsul memeluk istrinya, ”Sabar, Bu. Kita doakan agar wanita itu selamat.” kata pak Samsul.
“Pak, segera urus administrasi ya biar cepat ditangani.” kata seorang perawat.
“Baik, Sus sebentar lagi saya urus.” jawab Pak Samsul.
Pak Samsul membuka tas milik Mutia untuk melihat identitas korban yang ditabrak setelah mendapatkan KTP Mutia pak Samsul mengurus segala administrasi rumah sakit.
Bu salma menunggu didepan IGD, “Ya Allah tolong selamatkan dia.” kata Bu Salma.
Beberapa perawat dan Dokter masuk ke ruang IGD. Bu Salma semakin panik melihat para perawat yang berlalu lalang lewat didepannya.
Pak Samsul kembali setelah dia mengurus semua administrasi rumah sakit.