Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Kecelakaan beberapa tahun yang lalu telah merenggut nyawa ayah nya, dan kini dirinya duduk di samping ranjang rumah sakit menemani ibunya yang terbaring lemas.
Dirinya begitu merasa sedih seakan kali ini ibunya juga akan meninggalkannya .
Ibunya sudah mengidap penyakit parah yang mengerikan itu sudah lama, bahkan kan sebelum ayahnya pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
Namun, wanita yang berumur 50 tahun itu berusaha tegar demi menghidupi putrinya yang sekarang masih duduk di bangku SMA .
Penyakit ganas itu terus menggerogoti tubuhnya.
Dia makin melemah dan sudah tidak bisa lagi bertahan lebih lama. Ia terus memikirkan nasib anaknya jika akhirnya dia harus pergi.
Aleeya Titania, nama lengkap gadis itu. Gadis yang baru berumur 18 tahun.
Saat ini aleeya sedang menempuh ujian akhir sekolah,karena keadaan ibunya yang mulai kritis membuat dirinya tidak mengikuti nya.
Raditya Suhardi George mendengar kabar tentang ibu Lidya yang masuk rumah sakit dan kondisinya terus memburuk. Raditya pun memutuskan untuk menjenguk nya, Raditya mengajak istrinya Amanda untuk pergi bersama.
"Dimana kamar ibu Lidya susanti?" tanya pak Raditya . Terlihat wajah cemas dan khawatir yang mendalam pak Raditya .
Bagaimana tidak ,ibu Lidya adalah mantan tunangan pak Raditya dulu. Sebelum pada akhirnya pak Raditya menikahi istrinya yang sekarang ibu Amanda.
Bu Lidya memutuskan hubungannya dengan pak Raditya karena mereka memang tidak cocok lagi.
Mereka sudah menjalin hubungan sangat lama bahkan mereka sudah menentukan tanggal pernikahannya.
NAmun, takdir Tuhan berkata lain Bu Lidya dengan mantap mengakhiri hubungannya dengan pak Raditya.
Karena setelah beberapa tahun belakangan mereka sering bertengkar hebat dan bahkan sempat putus nyambung.
Meskipun keputusan meninggalkan pak Raditya adalah keputusan yang sulit tapi, Bu Lidya mantap dengan keputusannya itu.
Setelah beberapa tahun kemudian mereka sama-sama menikah dengan orang lain.
Seperti itulah jodoh kadang bertahun-tahun di habiskan untuk jagain jodoh orang sungguh terdengar sangat menyedihkan.
Meskipun mereka berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa tapi mereka berdua tidak saling membenci, bahkan setelah menikah mereka sering bertemu dengan membawa pasangan masing-masing .
Masa lalu telah mereka kubur dalam-dalam.
Bu Lidya dan ibu Amanda malah menjadi sangat dekat begitu juga dengan pak Raditya dan pak Ferdi suami buk Lidya.
Mengingat hubungan yang pernah terjalin di antara mereka, pak Raditya dan Bu Lidya bersikap tidak berlebihan demi menjaga perasaan pasangan masing-masing.
Sesampainya di kamar Bu Lidya pak Raditya melihat wajah yang dulu cantik kini telah berubah menjadi wajah yang sangat kurus dan seperti bukan Lidya yang dirinya kenal.
Sudah sangat lama dirinya tidak pernah melihat wanita yang dulu pernah mengisi ruang hatinya meskipun cinta nya kini milik istrinya tapi rasa sayang nya kepada mantan tunangan nya itu tidak pernah hilang.
Bu Amanda yang berhati baik itu sangat memahami perasaan suaminya .
Dirinya sama sekali tidak cemburu karena baginya itu hanyalah masa lalu suaminya. Perasaanya kepada Lidya hanya sebatas rasa kasian seorang teman.
Pak Raditya melihat sosok gadis cantik di samping Bu Lidya dia pasti putrinya.
katanya membatin.
Gadis itu bahkan mengalahkan kecantikan ibunya pikir pak Raditya ketika melihat Aleeya.
Tiba-tiba tubuh ibu Lidya mengejang mulutnya menganga sepulang susah bernafas Aleeya yang melihat ibunya seperti itu terus menangis pak Raditya dan Bu Amanda mendrkat,sepertinya Bu Lidya ingin berbicara pada mereka.
"Pak Adit,Bu Manda mungkin sudah saatnya saya pergi,sa...saya titip putri saya"Bu Lidya berkata dengan terbata.
"Tolong ja,,,jagakan dia untuk saya Bu" kata Bu Lidya sambil memegang tangan ibu Amanda.
Ibu Amanda yang tidak tahan menahan tangisnya hanya bisa mengangguk .Ibu Lidya sudah pergi ,dia pergi dengan menyungging senyum di bibirnya mungkin dirinya merasa bahagia bisa menitip putri satu-satunya kepada orang yang tepat menurutnya.
Menyadari ibunya sudah tidak ada, Aleeya menangis histeris.
Bu Amanda memeluknya.
"Yang sabar sayang kamu tidak sendiri ada tante yang akan menjaga mu." Sambil terus memeluk dan mengelus rambut Aleeya ibu Amanda terus menenangkanya .
suasana hening, pak Raditya menahan tangisnya namun wajahnya terlihat sangat sedih dan terluka.
Dirinya tidak menyangka pertemuan nya setelah puluhan tahun itu menjadi pertemuan terakhirnya.Bu Lidya pun di makamkan.
Menangis dan terus menangis Aleeya tidak ingin beranjak dari pusara ibunya.
Jika bisa meminta, dirinya ingin ikut bersama beliau, membayang kan hidup sendiri tanpa kedua orang tuanya saja sudah tak sanggup bagaimana menjalankannya batin Aleeya.
Sanak saudara seperti tidak ada semenjak kepergian ayah nya berapa tahun yang lalu.
Sepertinya keluarga mereka enggan untuk mengakui mereka sebagai saudara.
Apa lagi dengan keadaan nya yang tidak memiliki apapun saat ini.Dirinya kini sebatang kara.
Saat itu pula semua terasa berat dan yang terlihat hanya gelap.
Aleeya jatuh pingsang pak Raditya yang sejak tadi berdiri di belakang nya bersama ibu Amanda segera membawanya ke dalam mobil.
Pak Raditya dan ibu Amanda memutuskan untuk membawa nya pulang kerumahnya.
Semenjak kedatangan nya di rumah sakit,saat itu pula ibu Lidya menghembuskan nafas terakhirnya. Membuat pak Raditya dan Bu Amanda belum sempat berbicara dengan Aleeya .