icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Lepas dari Cintaku yang Pahit

Lepas dari Cintaku yang Pahit

JOAN RHODES

5.0
Komentar
1.7M
Penayangan
374
Bab

Clara terbangun di rumah sakit dengan rasa sakit yang tak tertahankan setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengerikan. Dia mengira suaminya, yang sudah menikah selama tiga tahun, akan datang menemuinya, tetapi tanpa diduga, suaminya pergi ke bangsal sebelah untuk menemani wanita lain! Dan seolah-olah itu belum cukup, pria itu bahkan mengancam akan memenjarakannya demi wanita itu! "Kamu memberiku 1 triliun rupiah sebagai kompensasi, kan? Sekarang aku ingin menukarnya untuk tamparan di wajahmu." Clara menatap dingin ke arah suaminya, Daniel. "Ayo, bercerailah." Pada saat itu, Clara menyesal telah menyia-nyiakan tiga tahun yang berharga untuk mencoba memenangkan hati Daniel. Sudah waktunya untuk mengakhiri semuanya.

Bab 1 Tak Terduga

Rasa sakit yang menyengat menjalar ke lengannya. Sakit itu tidak tertahankan.

Clara Widian menjilat bibirnya yang pecah-pecah dan mencoba membuka matanya, tetapi tidak bisa.

Kelopak matanya terasa panas dan berat. Dia mendengar suara samar-samar dan dia bergerak di tempat tidur. Terkadang suara itu terdengar keras dan jelas dan terkadang melembut, membuatnya bingung.

"Astaga, kasihan sekali! Keluarga gadis itu menolak memberikan anestesi. Aku heran kenapa mereka begitu membencinya."

"Ya. Dia memiliki tiga puluh jahitan di lengannya. Aku bisa merasakan betapa sakitnya hanya dengan melihatnya."

Setelah beberapa lama, Clara perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya terbaring di ranjang rumah sakit. Matanya membelalak kaget ketika dia melihat infus yang menembus kulitnya. Dia segera menyadari apa yang telah terjadi.

Siska Budiman memintanya untuk pergi berbelanja dengannya, tetapi sebenarnya dia mengajak Clara untuk membawakan tas belanja.

Siska sering menyuruh Clara untuk melakukan tugasnya, dan Clara selalu mematuhinya. Bahkan itulah yang terjadi sekarang.

Dalam perjalanan pulang, Siska mengemudikan mobil dan Clara duduk di kursi belakang. Detik berikutnya, mobil tersebut menabrak seseorang.

Adegan kecelakaan mobil itu melintas di benaknya. Jantung Clara berdegup kencang di dadanya. Dia berkeringat dingin. Rasa takut yang dia rasakan membuat sarafnya tegang.

Tubuhnya gemetar. Dia dengan panik melihat sekeliling dan menyadari tidak ada orang lain di bangsal.

Saat dia hendak duduk, dia mendengar suara langkah kaki datang dari luar bangsal.

Clara berbalik dan melihat sosok tinggi. Hatinya berdebar ketika dia menyadari bahwa sosok itu adalah orang yang sangat dia rindukan.

"Daniel!" serunya dengan gembira.

Daniel Sudarsa adalah suaminya. Mereka telah menikah selama tiga tahun. Dia menyukai pria itu meskipun mereka jarang bertemu.

Clara mengira Daniel datang mengunjunginya setelah mengetahui tentang kecelakaan mobil. Dia tahu dirinya kurang lebih ada di hati pria itu.

Hanya saja, detik berikutnya, pria itu bergegas pergi, bahkan tanpa memandangnya sama sekali.

Senyum Clara menghilang dalam sekejap.

Tanpa ragu, dia segera menarik jarum infus dari lengannya dan mengejarnya.

"Daniel ...."

Mengira bahwa pria tersebut tidak mendengarnya, Clara meneriakkan namanya dan mengejarnya sampai ke bangsal berikutnya.

Akan tetapi, apa yang dia lihat selanjutnya membuatnya merasa seperti disambar petir.

Siska, wanita yang selalu berpura-pura lemah di hadapan Daniel, sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Pergelangan tangan kirinya dibalut dengan kain kasa; air mata mengalir di wajahnya. Matanya bengkak dan merah, membuatnya tampak menyedihkan.

Kakak perempuan Daniel, Betty Sudarsa, dan ibunya Evelyn Mardina juga ada di bangsal itu. Mereka bertiga mengelilingi Siska dan menjaganya, mengabaikan Clara.

Clara tampak terkejut ketika melihat mereka.

Dia dengan bodohnya percaya bahwa Daniel ada di sini untuk mengunjunginya.

Mereka berempat menoleh ke arah Clara pada saat yang sama. Ibu mertuanya yang berpakaian mewah berdiri lebih dulu. "Clara, kamu datang pada waktu yang tepat," ucapnya dengan angkuh. "Serahkan dirimu ke polisi dan beri tahu mereka bahwa kamu yang menyebabkan kecelakaan itu."

"Itu benar. Akui kesalahan itu untuk Siska," timpal Betty.

"Menyerahkan diri?" Clara tersentak kaget.

Kemarahan melonjak melalui nadinya.

Dia menarik napas dalam-dalam dan menunjuk ke arah Siska. "Dia menabrak seseorang! Dia yang menyebabkan kecelakaan itu! Kenapa harus aku yang menyerahkan diri?"

Keluarga Sudarsa selalu memperlakukannya sebagai pelayan, dan dia sudah terbiasa.

Siska memanfaatkan kebaikan Keluarga Sudarsa padanya dan selalu berusaha mencari cara untuk membuat Clara tidak bahagia.

Demi mempertahankan pernikahannya dengan Daniel, Clara menanggung semua rasa sakit dan penderitaan. Bagaimanapun juga, dia menikah dengan Keluarga Sudarsa untuk memenangkan hati Daniel.

Akan tetapi, orang-orang ini telah bertindak keterlaluan hari ini. Dia tidak menyangka bahwa mereka akan memintanya untuk mengakui kesalahan yang dilakukan wanita yang suka berpura-pura itu.

"Maafkan aku. Ini semua salahku. Aku tidak ingin kecelakaan itu terjadi." Siska menutupi wajahnya dan menangis. "Aku bersedia masuk penjara untuk menebus dosa-dosaku. Jika anggota keluarga korban tidak memaafkanku, aku siap membayarnya dengan nyawaku. Tapi ...."

Dia terisak keras dan mengelus perutnya. "Aku ... aku sedang mengandung anak Daniel," ucapnya, menatap pria yang berdiri di samping tempat tidur dengan lembut. "Aku tidak bisa membiarkan anakku menderita karena diriku."

Clara merasa seperti disambar petir.

Kata-kata Siska benar-benar tak terduga.

Clara tidak bisa memercayainya. Bagaimana dia bisa mengandung anak Daniel?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku