/0/22082/coverorgin.jpg?v=ad2b0922cd8b095696d41f8ce878db88&imageMogr2/format/webp)
POV Annisa
Aku Annisa arsanatha, usiaku sekarang tiga puluh satu tahun, risih dengan nasehat atau pertanyaan seputar pacar, calon suami ,pernikahan.
Aku selalu menghindari kumpul keluarga,reuni atau apapun itu yang berbau kumpul - kumpul. Apalagi kalau sampai bertemu teman saat SMP atau SMA, mereka pasti nanya gimana kabar Palma?
Aku juga hanya bermain medsos hanya mengunggah puisi curahan hati dan menghindari pertemanan dengan orang - orang di masa lalu.
Tak jarang aku merujuk kebodohanku di masa lalu, tapi saat kusadari itu sudah terjadi hanya bisa berusaha menutup lembar hitam itu.
Aku hanya mengisi hari ku dengan bekerja kadang melukis di balkon kamarku.
Hari ini kenangan yang aku coba lupakan tiba - tiba hadir dihadapan ku dengan segala keindahannya.
Cincin putih dijari kanannya sangat menusuk hatiku. Pupus harapanku.
Masih lekat panggilan nya..
"Alice" ingin rasanya aku menjawab panggilan nya, dan menanyakan kabarnya.
Yups, Palma mengenalku dengan nama Alicia namaku sebelum aku berpindah keyakinan menjadi seorang muslim.
Aku besar di keluarga yang sangat membebaskan kepercayaan agama, bukan hanya agama yang tertera di KTP, bagi keluarga ku agama adalah ikatan antara diri kita dengan pemilik alam semesta, bukan dengan manusia.
Ibuku bernama Buru Van Halen lahir dari Oma menado dan oppa Belanda, jadilah aku menjadi wanita dengan tinggi 169 cm berkulit putih dan berambut pirang.
Sedangkan ayahku Lee Jong geum asli orang Korea, alhasil mataku sipit. Seperti orang Korea lainya yang tidak memiliki agama, aku pun seperti itu, kadang aku ikut mama ke gereja, dan setelah mama meninggal aku ikut dengan kakaknya mama yang aku panggil ibu itupun karena aku tak ada pilihan, dan kakanya mama, bernama ibu muri Kemala Dewi perempuan yang sangat lembut, ibu muri hanya mempunyai seorang putra bernama Benny arsanatha yang sudah menikah dengan mbak Andini Kumala Ningrum yang biasa dipanggil dini.
Dan ayahku menikah lagi dengan orang Korea setelah mama meninggal dunia. Aku memilih kembali ke Indonesia walaupun masih sering ayah datang berkunjung atau aku ke Korea, aku cucu kesayangan haramoni dan harabogi, cucu tunggal mereka.
Kisah cintaku dengan Palma dimulai dari persahabatan kami dibangku SMP, Palma saat itu dua tingkat diatasku. Aku yang anak baru masuk kelas satu SMP sering di bully karena tinggi badanku dan warna rambutku. Selalu di ejek bule nyasar.
Palma yang rumahnya beda blok sering mengantarku pulang atau sekedar menghiburku. Sampai saat SMA Palma menyatakan cintanya, awalnya hubungan kami tidak ada rintangan dari keluarga Palma, sampai saat Palma wisuda dan meminta orang tuanya melamar ku, dan memberitahukan kehamilan ku Om Prasetyo ayah Palma keberatan dengan perbedaan agama kami, Palma berusaha meyakin kan aku untuk belajar agama Islam saat itu, namun aku yang terbiasa melihat perbedaan dikeluarga menganggap penolakan itu hanya dalih dari ketidak sukaan keluarga Palma padaku.
Aku dan Palma mengontrak sebuah flat dirumah susun masih didaerah Tebet, perutku tambah besar, aku tak berani pulang. Saat usia kandunganku lima bulan mama mengalami kecelakaan di tol Cipularang, mama meninggal ditempat. Saat berduka itu aku ditemani mbak dini dan mas Benny satu - satunya keluarga mama yang dekat dengan ku. Mbak dini yang curiga dengan perut ku, mulai khawatir dan mengajak ku ke dokter. Kebetulan adiknya mbak dini seorang dokter kandungan. Aku ceritakan semuanya. Palma sangat ingin menikahi ku. Usiaku baru tujuh belas tahun saat itu.
Sampai suatu hari saat aku sendirian dirumah susun, Tante Irma ibu nya Palma datang, membawa peralatan sholat dan Qur'an,
" Alice kalau kamu mau Tantu restui menjadi istri Palma, belajar lah agama Islam. Kalau sekarang kamu hamil tetap tidak akan Syah saat kalian menikah." Tante Irma memeluk ku.
" Perjalanan kalian masih panjang," begitu katanya.
Aku tidak berusaha mengerti ucapannya. Yang aku tahu aku ditolak.
/0/13104/coverorgin.jpg?v=bdd767dfe4ccbcd919c9d423c9e4c222&imageMogr2/format/webp)
/0/2841/coverorgin.jpg?v=f985878837adf7ea89879cdbb243c038&imageMogr2/format/webp)
/0/4053/coverorgin.jpg?v=4611eb4715991ae118af1d3d0798752d&imageMogr2/format/webp)
/0/24713/coverorgin.jpg?v=d5ec8a1ab9d841d707913428394d96b4&imageMogr2/format/webp)
/0/12939/coverorgin.jpg?v=6c174984c8ef1145cdac2fdce22ee108&imageMogr2/format/webp)
/0/6602/coverorgin.jpg?v=88214d6b45570198e54c4a8206c1938e&imageMogr2/format/webp)
/0/14553/coverorgin.jpg?v=70c0a6def8075f778c511b668778bee4&imageMogr2/format/webp)
/0/23841/coverorgin.jpg?v=f504fd44d5add382fb179085698f1b10&imageMogr2/format/webp)
/0/28474/coverorgin.jpg?v=d120edfc595220e29f599bab7a546f88&imageMogr2/format/webp)
/0/16564/coverorgin.jpg?v=1fea2c047e0199e457c5dfea4689e55f&imageMogr2/format/webp)
/0/16958/coverorgin.jpg?v=97ed2f639923e0c792d22df0e3e325a1&imageMogr2/format/webp)
/0/28647/coverorgin.jpg?v=796a27162829ed6a2165b9cafa0a6eb6&imageMogr2/format/webp)
/0/13073/coverorgin.jpg?v=9738aeefae8728de2c3a472f07b77504&imageMogr2/format/webp)
/0/15747/coverorgin.jpg?v=b6b9887edb1e39c8c97b06cd7125b84a&imageMogr2/format/webp)
/0/5387/coverorgin.jpg?v=20250121174011&imageMogr2/format/webp)
/0/3432/coverorgin.jpg?v=fee85a94d1d533e18312db22f31348b5&imageMogr2/format/webp)
/0/3465/coverorgin.jpg?v=9767702e9981d977baf1854fdb1d1a2b&imageMogr2/format/webp)