/0/26438/coverorgin.jpg?v=a62374ef56376f88395da900a2247285&imageMogr2/format/webp)
“Ini sel kanker. Meski ukurannya masih kecil, kami menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan benjolan di payudara Anda.”
Risa pada awalnya datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin sebagai kewajiban yang harus dilakukan setiap karyawan perusahaan. Namun, bukannya mendapat hasil baik, tiba-tiba saja dia divonis menderita kanker payudara.
“Di bagian kanan ada benjolan sebesar biji kelengkeng,” kata dokter bernama Margareth itu. Dia menunjukkan foto rontgen pada Risa dan melingkari benjolan yang dimaksud. “Seharusnya Anda bisa merasakan tiap kali menekannya. Atau setidaknya pasangan anda harusnya sadar ada yang tidak beres.”
Risa masih terdiam di posisinya. Dia menatap foto rontgen yang kali ini membawa kabar buruk. “Kalau saya operasi, apa dijamin saya bisa hidup dan penyakit itu tidak akan muncul lagi?”
“Untuk kanker stadium awal, kemungkinannya sangat besar untuk bisa bertahan hidup. Namun, sel kanker bisa saja kembali jika Anda tidak menjalani hidup sehat.” Dokter Margareth menjelaskan dengan baik agar pasiennya itu bisa menerima dan berpikir sungguh-sungguh. “Setelah operasi juga Anda diharuskan menjalani perawatan rutin.”
“Kira-kira berapa biayanya, Dok?” tanya Risa putus asa.
Margareth memberitahu banyak rincian, mulai dari biaya operasi, lalu perawatan pasca operasi, juga biaya rawat jalan yang harus dilakukan setiap satu bulan sekali sampai dipastikan sel kanker itu tidak kembali.
Tidak sedikit yang harus Risa keluarkan, bahkan bisa saja semua tabungannya selama lima tahun ini ludes untuk biaya kesehatannya. Dia bukannya perhitungan, tetapi menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang bahkan tidak seratus persen menjamin kesembuhannya, Risa agak merasa sayang.
Dia masih ingin bepergian ke beberapa tempat, salah satunya ke sebuah desa yang terletak di Kanada Utara. Jika boleh memilih, dia akan menghabiskan uang dan sisa waktunya untuk mengunjungi banyak tempat, lalu mati dengan damai. Namun, dia juga masih ingin hidup lama dan melakukan banyak hal seperti orang-orang.
“Apa kamu bisa meminjamkan aku uang?” tanya Risa tiba-tiba. Margaret menggeleng seraya melipat kedua tangan. “Atau setidaknya apa aku bisa mencicil selama beberapa tahun? Kau tahu, aku belum ingin mati, tapi aku tidak bisa menghabiskan semua uangku untuk operasi!”
“Memangnya aku bank-mu?” Margareth mencemooh. Risa beranjak dan memohon padanya dengan mata berkaca-kaca. “Ris, aku turut bersedih dengan kondisimu, tapi aku juga masih jadi Dokter Residen. Kamu tahu maksudku, bukan?”
Risa lantas melepaskan tangannya dari Margareth, lalu menghela napas panjang dengan bahu lemas. Dia juga tahu posisi Margareth saat ini yang bahkan jauh lebih sulit dibandingkan dengan dirinya.
Mereka berdua adalah teman satu kelas saat di sekolah menengah atas, tetapi kemudian berpisah haluan ketika Risa memilih kelas ekonomi, sementara Margareth memutuskan untuk sekolah kedokteran. Meski demikian, mereka tidak pernah putus kontak.
“Jadi aku harus bagaimana?” Risa menatap temannya dengan wajah memelas, seolah-olah tidak ada harapan yang tersisa.
“Atur ulang masa depanmu dan segera operasi! Kamu bisa pergi saat kondisimu kembali seperti semula. Aku tidak mau kamu mati lebih dulu.”
Margareth pikir temannya itu bakal menuruti perkataannya, tetapi setelah beberapa hari kemudian, Risa mengunggah foto sebuah bandara di Kanda.
“Dasar gila! Kalau cuma ingin melihat aurora, di Norwegia juga ada!”
Begitu teriak Margareth ketika Risa telah berada di Kota Yellowknife, tempatnya aurora berada. Selama berjam-jam ini gadis itu tidak pernah berhenti, sejak tiba di Bandara Saskatoon, dia kembali terbang ke Kota Yellowknife, lalu menaiki mobil untuk sampai di sebuah desa yang mempunyai banyak teepee, tenda yang secara tradisional terbuat dari kulit binatang yang dipasang pada tiang-tiang kayu.
Pada masa kini, hanya ada dua puluh satu teepee yang masih asli, sementara teepee lain yang digunakan untuk menginap para pelancong terbuat dari jenis-jenis yang berbeda, alias lebih modern.
Tepat pukul sepuluh malam, Risa duduk di depan tendanya. Ditemani api unggun kecil dan minuman hangat, gadis itu menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal. Musim dingin di Kanada memang mempunyai suhu rendah sekali sehingga selimut dan api hanya sedikit membantu.
Risa pikir bepergian kali ini akan sepi dan tenang, hanya ada dirinya di desa terpencil ini. Namun, ada banyak orang yang juga datang berpasangan, memadu kasih dan bercinta di dalam tenda dengan cahaya aurora yang terlihat samar menggantung di udara.
“Ya bodoh saja jika aku mengira hanya ada aku di sini. Aku datang ke desa ini juga karena informasi dari internet,” gumam Risa dengan nada tidak semangat. Dia lalu menyeruput minuman hangatnya yang manis.
“Aku juga datang ke sini setelah melihat foto-foto di internet,” kata seseorang yang baru saja menghentikan kaki di depan tenda Risa.
Gadis itu mendongak, menatap pria berambut pirang dengan mata biru seperti samudera. Sebagian wajahnya tertutup oleh syal yang hangat.
“Apa kamu punya gelas alkohol?” tanya pria itu seraya menunjukkan alkohol yang dibawanya. Dia menarik syalnya ke bawah, menampilkan hidung mancung dan bibir tipis yang agak kemerahan.
/0/12435/coverorgin.jpg?v=64f8d4062844170c933fd79480fd5f99&imageMogr2/format/webp)
/0/17676/coverorgin.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c&imageMogr2/format/webp)
/0/6822/coverorgin.jpg?v=545b0051c1d38b83b80a962229807050&imageMogr2/format/webp)
/0/26880/coverorgin.jpg?v=165175708f82a45bd73a4941c748956c&imageMogr2/format/webp)
/0/17777/coverorgin.jpg?v=04e9cf7f6d4ab1c77e74757b73022bb7&imageMogr2/format/webp)
/0/14016/coverorgin.jpg?v=5229ea24c255297b0248a77f3c10c525&imageMogr2/format/webp)
/0/23465/coverorgin.jpg?v=620e7e5e48a104d4b5805f8e6b201091&imageMogr2/format/webp)
/0/18215/coverorgin.jpg?v=77520c6da33ab9728a7ef671cec6332e&imageMogr2/format/webp)
/0/20819/coverorgin.jpg?v=81267841f6c5c8431c822d06c1bbb882&imageMogr2/format/webp)
/0/23663/coverorgin.jpg?v=68b18edb8454d0ede7dce4ffcb7807ec&imageMogr2/format/webp)
/0/23402/coverorgin.jpg?v=956d1bff272bfc1af42c4423b22a8af3&imageMogr2/format/webp)
/0/24057/coverorgin.jpg?v=fd1094b94f91e88087ae939108913a37&imageMogr2/format/webp)
/0/18810/coverorgin.jpg?v=c634d2692554f3b0b2d66a678ee886d0&imageMogr2/format/webp)
/0/19239/coverorgin.jpg?v=be300e83521b6b4a326118cd359263a8&imageMogr2/format/webp)
/0/3531/coverorgin.jpg?v=72d3cabea25da2ff51c0cb0a8bec0cae&imageMogr2/format/webp)
/0/9741/coverorgin.jpg?v=4e3a585933dc86c7a8933d2550549994&imageMogr2/format/webp)
/0/16672/coverorgin.jpg?v=d87fa4f845b95b8f9e90e34b460bad5e&imageMogr2/format/webp)