/0/15746/coverorgin.jpg?v=dd951388bf1506d99ea44810f630efd4&imageMogr2/format/webp)
"Huaaaa,"
"Duh Fey, udah dong. Mau sampe kapan kamu nangis gini?" Vina menyodorkan lembaran tisu terakhir yang ditariknya dari dalam kotak.
"Prooottt,"
Fey mengambilnya dan langsung meniup peluit panjang untuk membuang semua ingus yang menumpuk di hidungnya. Fey mengembalikan tisu bekas pakai itu kembali pada Vina.
Vina bergidik jijik sedangkan Geby disampingnya tertawa geli.
"Udah abis aja tuh tisu." Kode Geby melalui kerlingan mata.
Vina mengabaikan reaksi Geby. Meski keduanya sudah terbiasa dengan penyakit patah hati Fey, tetap saja - melihat sahabatnya dengan wajah merah dan hidung meler - Vina merasa cemas.
"Fey, si Carrots kan pacar ke - 32. Harusnya kamu udah cukup pengalaman sama patah hati. Jadi ngak perlu berlebihan gini dong." Usik Geby.
Ia mulai jengah, dua jam di Bar hanya duduk sambil mendengar keluhan dan tangisan Fey.
"Namanya Carrel bukan wortel," protes Fey di sela Isak tangisannya.
"Geb," desis Vina kesal. Temannya itu selalu saja tidak bisa membaca situasi.
Geby mengangkat bahu tanda dia tidak perduli.
"Aku mau turun, kali aja di bawah dapat cowok ganteng plus tajir melintir."
"Huaaaa," melihat sikap cuek Geby membuat tangisan Fey semakin keras.
Sebenarnya alasan utama Fey menangis bukan karena terpukul setelah memergoki Carrel selingkuh dengan seketaris nya. Alasan itu terlalu sepele bagi Fey yang telah puluhan kali patah hati.
Alasan utamanya terlihat sangat sedih, mengingat sindiran ucapan Mama belakangan ini yang menuntut Fey untuk membawa calon suami atau minimal pacar ke hadapan mereka.
Sampai tadi pagi Fey masih memupuk harapan hingga siang hari saat berkunjung ke kantor Carrel untuk makan siang bersama, harapan itu pun musnah. Fey harus menerima kenyataan kalau selama ini dia telah di dua-tigakan oleh playboy cap racun tikus itu.
"Fey, mau kemana?" Tanya Vina.
Fey melambai asal. Kepalanya pusing, efek terlalu banyak menangis ditambah dua botol bir yang membuat seluruh dunia berputar seakan bergerak menjauhinya.
Fey harus segera mencapai toilet terdekat sebelum isi perutnya berontak keluar dan membuat seisi Bar melihatnya sebagai mahkluk freak..
***
"Napa Lex," sapa Bima. Mengalihkan perhatian Alex yang sedari tadi fokus pada satu titik.
"Menarik," gumam Alex sambil menarik seulas senyum misterius.
"Mau kemana?" Tahan Bima cepat.
Keduanya baru saja menginjakkan kaki di Bar ini. Bima tidak ingin Alex tiba-tiba menghilang dengan berbagai alasan untuk pulang ke rumah. Entah apa yang selalu di lakukan duda muda itu di rumah.
/0/7742/coverorgin.jpg?v=20250122182426&imageMogr2/format/webp)
/0/14064/coverorgin.jpg?v=20250123145756&imageMogr2/format/webp)
/0/17625/coverorgin.jpg?v=4227a89dd21dfe90a36cc06bb019bb43&imageMogr2/format/webp)
/0/13425/coverorgin.jpg?v=cc79d261688970c755e29079f0bc74c5&imageMogr2/format/webp)
/0/5842/coverorgin.jpg?v=6bca322e6302fcbc373878aa6a6a44ff&imageMogr2/format/webp)
/0/6656/coverorgin.jpg?v=78386f83bdaf1ef4e6c23990e7e7c43c&imageMogr2/format/webp)
/0/13195/coverorgin.jpg?v=5fb858b2fea9f6ed3a2d883cc21ad37e&imageMogr2/format/webp)
/0/16154/coverorgin.jpg?v=e514499dc76f7a12f0f85d165ef50834&imageMogr2/format/webp)
/0/24216/coverorgin.jpg?v=20250630190227&imageMogr2/format/webp)
/0/22437/coverorgin.jpg?v=20250301194424&imageMogr2/format/webp)
/0/6525/coverorgin.jpg?v=fe530da2cdf1be08e81fc74c4b6bed3b&imageMogr2/format/webp)
/0/17733/coverorgin.jpg?v=3359cccdf3a1377a6ecf59a39cfb4c96&imageMogr2/format/webp)
/0/10835/coverorgin.jpg?v=88fce03fb803a4a5f74b0f0f170f6200&imageMogr2/format/webp)
/0/10328/coverorgin.jpg?v=285cb73fd438350480124be261fee44d&imageMogr2/format/webp)
/0/25599/coverorgin.jpg?v=20251202095831&imageMogr2/format/webp)
/0/22327/coverorgin.jpg?v=20250219192346&imageMogr2/format/webp)
/0/15512/coverorgin.jpg?v=20250123120853&imageMogr2/format/webp)
/0/23913/coverorgin.jpg?v=78ce5c6226ba83fd281cd350e04f6dc1&imageMogr2/format/webp)
/0/17278/coverorgin.jpg?v=20240708110157&imageMogr2/format/webp)
/0/12765/coverorgin.jpg?v=03b8d52a471798f1da21231e41f7b476&imageMogr2/format/webp)