/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
Tendangan demi tendangan terus dilayangkan oleh dua wanita, mereka terus menghantam seluruh tubuh Hana. Wanita itu berkali-kali meminta ampun. Namun, bukannya berhenti, tendangan dan injakan itu justru semakin brutal menyakiti tubuhnya.
Seluruh tubuh Hana benar-benar terasa sakit. Darah segar berkali-kali keluar dari mulutnya. Namun, mereka malah tertawa dengan keras melihat Hana yang terlihat lemah tak punya daya untuk melawan.
Salah satu dari dua wanita itu menjambak rambut Hana lalu dengan sekuat tenaga menyeretnya. Perih, seluruh tubuh Hana nyaris mati rasa.
"Bu ... am-ampun, Bu ...," ujar Hana terbata-bata, telinganya berdengung sakit karena beberapa tendangan yang berhasil mengenai kepalanya.
"Apa? Aku tak bisa mendengar suaramu." Wanita di sebelahnya tertawa.
Dua wanita itu menyeret Hana ke hadapan sebuah lubang yang telah digali sebelumnya. Hana menggeleng dengan kuat saat menyadari niat buruk kedua wanita itu.
"Ti-tidak, Bu ... jangan kubur aku!"
"Kenapa? Tempat terbaik untukmu ada di balik tanah ini, bukan di rumahku!" desis Lilis, wanita yang ia kenal sebagai adik iparnya. Hana menggeleng lalu menangkup tangan Lilis dengan pandangan penuh permohonan.
Lilis menarik tangannya, mengibas dengan jijik kemudian melirik pada sang ibu agar segera menyingkirkan Hana yang sudah babak belur tak berdaya.
"Kami sudah muak melihatmu, perempuan tak tahu diuntung! Aku sangat menyesal karena sudah merestui putraku untuk menikah denganmu. Dasar jalang mata duitan!" kata Risma--ibu mertua Hana--sambil menarik rambut sang menantu lalu mendorongnya sampai tersungkur ke tanah hutan yang lembab itu.
Hana menitikkan air mata. Tangan dan seluruh tubuhnya gemetar ketakutan memikirkan kematian yang sebentar lagi akan merenggut nyawanya.
Mereka membenci Hana karena menganggap wanita itu tidak pantas menjadi bagian dari keluarga besar Kusuma.
Sejak awal, Hadi lah yang kekeuh ingin menikahinya, dia sama sekali tidak pernah mengincar harta pria itu. Hana sudah berkali-kali memutuskan hubungannya dengan Hadi. Namun, pria itu malah mengancam akan bunuh diri jika sang ibu masih tidak merestui, dengan berat hati, Bu Risma pun memberikan restu pada anaknya.
Dua tahun usia pernikahan mereka, bukan kebahagiaan yang Hana dapatkan. Namun, penindasan dari mertua dan ipar. Hadi tidak pernah tahu penderitaan sang istri selama ini, Risma dan Lilis terlalu pandai berakting di hadapan pria itu, seolah mereka adalah mertua dan ipar berhati malaikat.
Lalu sekarang, apa lagi kesalahannya hingga ia yang harus dikorbankan sampai separah ini?
Hana bangkit tertatih. Ia memandang Risma yang menatapnya dengan penuh kebencian. Lalu beralih ke Lilis yang fokus pada kamera, perempuan itu sedang merekam keadaan dirinya.
"Bu, Lis, a-apa salahku pada kalian kali ini?" tanya Hana penuh keberanian, tubuhnya yang setengah remuk dipaksa untuk berdiri.
"Kau ini wanita menjijikan!" Bu Risma menatap sinis. "Apa bagusnya anak yatim dan miskin sepertimu sampai Hadi begitu tergila-gila bahkan berani melawan perintah orang tuanya?"
"Kalau ibu mau begitu, aku akan meninggalkan Mas Hadi," kata Hana dengan tubuh gemetar menahan sakit akibat penyiksaan dua orang itu. Bukannya peduli, ibu dan anak itu malah tertawa dengan keras.
Lilis langsung menendang pangkal lutut Hana sehingga perempuan itu tersungkur ke tanah. Wanita itu merintih kesakitan dan menangis pilu dengan apa yang sudah keluarga suaminya lakukan.
"Jangan berharap bisa lolos dari sini, lebih baik kau pergi saja ke neraka!" Lilis semakin murka. Setiap kali melihat wajah Hana, hatinya selalu sakit.
Masih hangat dalam ingatan Lilis bagaimana marahnya Surya kepadanya tempo hari ketika Lilis dengan sengaja menumpahkan air panas dan berhasil melukai punggung tangan Hana. Gadis itu marah karena Surya lagi-lagi selalu membela Hana.
Apalagi ketika dia mengetahui fakta kalau sang kekasih diam-diam menaruh hati pada istri kakaknya. Lilis yang dimabuk cinta langsung patah hati sekaligus murka. Lilis bersumpah akan membunuh Hana tanpa ampun.
/0/5542/coverorgin.jpg?v=ed0a72fb1c2d57d54b144f64e261b8ce&imageMogr2/format/webp)
/0/14866/coverorgin.jpg?v=5de2f3aedb6809ccc3655249dae3de0b&imageMogr2/format/webp)
/0/28849/coverorgin.jpg?v=2f2595ff56f34333fcc897e32861b070&imageMogr2/format/webp)
/0/29129/coverorgin.jpg?v=646616e605be3b6f4e76c2640dfe59f4&imageMogr2/format/webp)