Satu Malam Dengan Adik Ipar

Satu Malam Dengan Adik Ipar

Rizal Syamsul Arifin

5.0
Komentar
6K
Penayangan
30
Bab

Rani, seorang wanita yang selalu mengutamakan kebahagiaan suaminya, Arman, ingin memberikan kejutan spesial untuk hari pernikahan mereka yang ketiga. Dengan hati berdebar, ia merencanakan sebuah malam yang penuh cinta. Namun, tak ada yang terjadi sesuai rencananya. Arman tak kunjung pulang, meninggalkan Rani menunggu dan menatap jam dinding yang semakin menunjukkan waktu larut malam. Ketika rasa lelah mulai menyerang, Rani terlelap tanpa sadar. Namun, ketika terbangun, ia merasa ada yang berbeda. Rani terkejut ketika melihat sosok yang terbaring di sampingnya bukanlah Arman, suaminya, melainkan Rafka, adik Arman yang selalu datang tanpa diundang. Rani merasa panik, bingung, dan terperanjat, tetapi ada sesuatu dalam diri Rafka yang membuatnya terperangkap dalam rasa canggung yang semakin memanas. Cerita dimulai dengan perjalanan canggung yang penuh ketegangan antara Rani dan Rafka. Tanpa sengaja, mereka saling membutuhkan satu sama lain, terutama ketika Rani mulai mengetahui bahwa Arman, suaminya yang selama ini ia percayai, telah berkhianat dengan wanita lain. Rani terjebak dalam perasaan yang tak pernah ia duga, terperangkap antara cinta yang berkurang dan ketertarikan yang mulai tumbuh pada Rafka, pria yang selalu ada di sisi gelapnya.

Bab 1 semua terasa begitu asing

Rani duduk di sofa, menatap layar ponselnya yang sepi. Sudah tiga tahun berlalu sejak hari pernikahannya dengan Arman, dan malam ini ia telah mempersiapkan segala sesuatu dengan penuh harapan. Ia ingin membuat malam ini spesial-untuk mereka, untuk cinta mereka yang sudah tumbuh dan berkembang selama ini. Semua detil sudah disiapkan: makan malam yang sempurna, lilin-lilin yang remang, dan bahkan playlist lagu yang Arman sukai. Segala sesuatunya sudah diatur dengan hati-hati.

Namun, yang ia tunggu-tunggu tak kunjung datang.

Jam dinding di ruang tamu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Rani mulai merasakan kegelisahan di dadanya. Ia mengirimkan pesan singkat kepada Arman: "Kapan kamu pulang? Aku menunggumu." Tapi balasan yang diterima hanya membuat hatinya semakin cemas: "Maaf, ada urusan penting, kita rayakan nanti."

Tulang belakangnya terasa kaku, dan ketegangan di tubuhnya semakin menebal. Sebuah perasaan aneh mulai merayapi hatinya-perasaan yang sudah beberapa kali ia rasakan dalam beberapa minggu terakhir: ketidakpastian. Arman, suaminya, yang selama ini selalu ada untuknya, kini sepertinya begitu jauh. Rasanya seperti ada tembok tak terlihat yang menghalangi mereka berdua. Dia tak pernah pulang lebih lama dari biasanya, dan ketika dia di rumah, sering kali hanya ada jarak di antara mereka, seperti dua orang asing yang saling berbagi ruang tanpa bisa berbicara.

Rani menghela napas, berusaha mengusir perasaan tak nyaman itu. Mungkin ini hanya perasaan sesaat. Mungkin Arman memang sibuk, atau ada masalah yang belum bisa dia ceritakan padanya. Rani mencoba menenangkan diri, merapikan gaun tidur yang sudah ia kenakan sejak tadi sore. Ia menatap dirinya di cermin, melihat bayangannya yang agak lusuh. Pikirannya kembali melayang pada malam-malam indah yang dulu mereka lewati bersama. Namun malam ini berbeda. Semuanya terasa sunyi.

"Dia pasti akan pulang sebentar lagi," pikirnya, mencoba meyakinkan diri sendiri. Namun, setiap detik yang berlalu semakin membuat hatinya merasa kosong.

Sudah hampir jam 11 malam, dan Rani mulai merasa bahwa dia terlalu lelah untuk terus menunggu. Matanya terasa berat, tubuhnya pun mulai lemas, namun dia enggan untuk tidur. Tidak, dia harus menunggu. Ini malam mereka, dan ia ingin membuat semuanya sempurna. Tapi akhirnya, rasa kantuk yang tak tertahankan menghampirinya, membuatnya terlelap tanpa bisa menahan lagi.

Ketika Rani terbangun, semuanya terasa kabur. Dia merasakan sesuatu yang aneh di sekitarnya-suasana yang tidak biasa. Badannya terbaring di atas kasur yang terasa lembut, jauh lebih empuk daripada sofa tempat ia sebelumnya terlelap. Perlahan-lahan, dia membuka matanya. Lalu, pandangannya tertuju pada sosok yang terbaring di sampingnya.

Rani terlonjak, perasaan bingung dan terkejut datang begitu cepat. Bukan Arman yang ia temukan di sampingnya, melainkan Rafka, adik Arman yang selama ini sering datang untuk mengunjungi mereka. Rafka-pria muda yang selalu ramah dan penuh perhatian, namun tidak pernah sedekat ini. Rani merasakan dadanya berdebar, jantungnya seakan berlari lebih cepat.

"Rafka?" suara Rani keluar serak, hampir tak percaya.

Rafka membuka matanya perlahan, tampak bingung sejenak, sebelum menyadari keadaan mereka. "Rani? Kenapa...?" jawabnya dengan suara terkejut. Namun, begitu melihat Rani yang tampak sangat bingung dan panik, ia segera duduk, menatap Rani dengan wajah penuh kekhawatiran. "Aku... aku nggak tahu. Aku pasti salah kamar atau..." katanya terbata-bata, mencoba menjelaskan, namun kata-katanya terasa kaku di udara yang berat itu.

Rani, yang semula terdiam, mulai merasa kebingungannya semakin dalam. Matanya beralih ke sekeliling ruangan yang tampak familiar, namun ada sesuatu yang terasa aneh. Dia mencoba mengingat-ingat, mencoba mencari tahu bagaimana bisa Rafka ada di sini, di tempat tidur yang sama sekali bukan miliknya.

Tiba-tiba, ponsel Rani berdering. Dengan tangan gemetar, dia meraihnya, berharap itu adalah Arman. Tapi, yang muncul justru sebuah pesan singkat yang membuat hatinya semakin tercekik. "Maaf, ada urusan penting. Kita rayakan nanti."

Rani terdiam, matanya membesar, dan untuk sejenak, semua suara di sekelilingnya hilang. Hanya ada rasa sakit yang mengisi dadanya, membuatnya terengah-engah. Kenapa? Kenapa Arman tidak ada di sini saat ia sangat mengharapkannya? Kenapa dia malah mengirimkan pesan seperti itu? Rani merasa hatinya dipenuhi dengan kebingungan yang luar biasa, perasaan terabaikan yang tak bisa ia jelaskan.

"Rani, aku... aku nggak tahu bagaimana bisa aku bisa ada di sini," kata Rafka lagi, suaranya lembut, namun Rani bisa merasakan ketegangan di sana. "Aku... Aku pikir aku masuk ke kamar Arman dan tertidur karena kelelahan. Maaf, aku nggak bermaksud..."

Rani mengangkat tangannya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Tidak masalah," jawabnya, suaranya terdengar pelan dan terputus-putus. "Mungkin aku yang salah. Mungkin aku juga terlalu lelah." Namun dalam hati, Rani merasa sesuatu yang lebih dalam. Sebuah perasaan yang tak bisa ia bantah. Rafka, dengan kehadirannya yang tak terduga, entah mengapa menjadi satu-satunya orang yang membuatnya merasa sedikit lebih baik, meski canggung dan penuh tanya.

Rani menatap Rafka, masih tidak mengerti bagaimana bisa semua ini terjadi. Suaminya yang seharusnya berada di sisinya kini jauh di luar sana, dan dia malah terbangun dengan Rafka, adik Arman, yang ternyata sudah beberapa kali hadir dalam kehidupannya tanpa ia sadari betapa besar pengaruhnya.

"Aku... aku akan ke ruang tamu sebentar," ujar Rani, berusaha menjauh dari keheningan yang berat di kamar tidur itu. "Aku butuh waktu untuk berpikir."

Rafka hanya mengangguk pelan, tampak bingung namun tidak bisa berbuat banyak. Saat Rani beranjak, ia merasa seolah ada tembok tak terlihat yang membatasi mereka berdua, meskipun keduanya sama-sama berusaha mengabaikan kenyataan yang tak pernah mereka duga ini.

Ketika Rani keluar dari kamar tidur, perasaan kosong itu semakin menghantui. Begitu banyak pertanyaan yang tak bisa ia jawab, dan kebingungannya semakin dalam seiring dengan perasaan tak terungkapkan yang mulai tumbuh di antara dirinya dan Rafka.

Untuk malam itu, semua terasa begitu asing-seperti mimpi yang tak bisa ia pahami. Namun satu hal yang pasti: malam ini, segala sesuatunya berubah, dan tidak ada jalan kembali.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rizal Syamsul Arifin

Selebihnya
Cinta Tak Terbalas

Cinta Tak Terbalas

Romantis

5.0

Raisa Putri, seorang wanita muda yang cerdas dan mandiri, dipaksa untuk menikahi Rangga, seorang pria yang terluka parah akibat kecelakaan dan berada dalam keadaan koma. Pernikahan itu adalah cara untuk menutupi biaya pengobatan adiknya yang sakit keras. Keluarga besar Rangga, keluarga Hartanto, berjanji akan membayar seluruh biaya perawatan adik Raisa sebagai imbalan. Tanpa pilihan lain, Raisa menyerahkan dirinya untuk merawat Rangga dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Selama dua tahun merawat Rangga yang masih dalam keadaan koma, Raisa mulai jatuh cinta. Dia mulai merasakan kedekatan dengan pria yang tak pernah ia kenal sebelumnya, membayangkan masa depan bersama, bahkan tanpa memikirkan imbalan yang akan diterimanya. Namun, saat Rangga akhirnya siuman, semuanya berubah. Di balik pengobatan dan perhatian Raisa, dia merasa bahwa Rangga tidak pernah memandangnya lebih dari seorang wanita yang hanya diperlakukan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Di sisi lain, Rangga masih terikat pada mantan kekasihnya, Aulia, yang selalu hadir dalam hidupnya meski sudah berpisah. Raisa merasa hatinya hancur. Cinta yang ia berikan selama ini tak pernah diterima dengan cara yang sama. Rangga tak pernah menanggapi dengan perasaan yang sama. Hingga akhirnya, Raisa memutuskan untuk mengambil langkah yang paling sulit dalam hidupnya: meminta cerai dari Rangga. Namun, apakah Rangga akan mengerti dan menerima kenyataan bahwa cinta yang telah ia berikan selama ini hanyalah sebuah bayangan yang tak pernah menjadi kenyataan?

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Satu Malam Dengan Adik Ipar
1

Bab 1 semua terasa begitu asing

24/01/2025

2

Bab 2 penuh kenangan indah bersama Arman

24/01/2025

3

Bab 3 berharap bisa merayakan ulang tahun pernikahan

24/01/2025

4

Bab 4 Cinta yang Terlarang

24/01/2025

5

Bab 5 Rani merasa seperti terjebak

24/01/2025

6

Bab 6 Dalam Keheningan yang Memekakkan

24/01/2025

7

Bab 7 Apakah ia akan menghancurkan semuanya

24/01/2025

8

Bab 8 seperti ada sesuatu yang menghimpit dadanya,

24/01/2025

9

Bab 9 perasaan yang tumbuh

24/01/2025

10

Bab 10 seakan menggambarkan hatinya yang penuh dengan kebingungan

24/01/2025

11

Bab 11 Dengan pelukan Rafka yang masih menghangatkan tubuhnya

24/01/2025

12

Bab 12 dia tidak bisa terus hidup dalam ketakutan

24/01/2025

13

Bab 13 bebannya semakin menumpuk

24/01/2025

14

Bab 14 Setelah kepergian Arman

24/01/2025

15

Bab 15 Cinta yang Terlambat

24/01/2025

16

Bab 16 mimpi buruk yang tak pernah berakhir

24/01/2025

17

Bab 17 Rani merasa seperti berjalan di atas pecahan kaca

24/01/2025

18

Bab 18 Waktu terus berjalan dengan kejam

24/01/2025

19

Bab 19 Luka yang Belum Sembuh

24/01/2025

20

Bab 20 mencoba menenangkan dirinya

24/01/2025

21

Bab 21 Menyembuhkan Luka

24/01/2025

22

Bab 22 Menapak Jalan Bersama

24/01/2025

23

Bab 23 hanya menyisakan kenangan pahit

24/01/2025

24

Bab 24 perasaan canggung yang masih sulit

24/01/2025

25

Bab 25 Menyusun Ulang Hati yang Hancur

24/01/2025

26

Bab 26 Rafka selalu berusaha memberi ruang

24/01/2025

27

Bab 27 Menyisir Rasa yang Tersisa

24/01/2025

28

Bab 28 Waktu terasa berhenti

24/01/2025

29

Bab 29 Jatuh dan Bangkit Kembali

24/01/2025

30

Bab 30 rasa sakit dan ketakutan

24/01/2025