Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Gawat nih gue kesiangan" gerutunya seraya terus berjalan memasuki Kampus tersebut.
Saat ini musim penerimaan mahasiswa dan mahasiswi baru telah dibuka, terlihat dari pagi sudah banyak hilir mudik calon mahasiswa dan mahasiswi baru memenuhi ruang pendaftaran salah satu kantor di Kampus tersebut.
Pukul 9 pagi, terlihat seorang calon mahasiswi berlari mencari ruang pendaftaran sepertinya dia kesiangan saat datang ke Kampus tersebut karena Kampus tersebut sudah dipenuhi mahasiswa/mahasiswi yang menuntut ilmu di sana sedangkan untuk calon mahasiswa/mahasiswi sudah berada di ruang pendaftaran dari pukul 8 pagi tadi.
"Duh gimana nih, di mana tempatnya yah?" Dia berbicara sendiri seolah kebingungan
Tampak Mahasiswa dan Mahasiswi yang melihatnya pun tersenyum padanya dan memandangi nya, dia semakin bingung dengan apa yang harus dia lakukan, hingga akhirnya dia memberanikan diri bertanya pada seorang mahasiswa yang sedang duduk membaca buku dibangku taman Kampus tersebut.
"Permisi kak ... halo ... " sapanya.
Mahasiswa tersebut menoleh ke arah suara itu, dia terpukau karena terlihat di depanya sosok gadis cantik berambut panjang dengan postur tubuh tinggi semampai berdiri tepat di hadapannya.
"Hei ... halo ... halo ... kak?" Gadis tersebut memanggil-manggil siswa yang dari tadi bengong memandangnya.
"Oh iya sorry, sorry ada yang bisa saya bantu?" Tanya siswa tersebut sedikit gugup
"Hmm ... maaf kak kalau ganggu, saya mau tanya kak kalau kantor atau ruang pendaftaran dimana yah?" Tanya gadis tersebut.
"Oh, calon mahasiswi?" Siswa tersebut malah balik bertanya.
"Hmm ... iya kak mudah-mudahan diterima, di mana yah kak bisa tunjukin saya arahnya, kebetulan saya sudah telat nih dan dari tadi cuma keliling-keliling gak jelas kayaknya saya tersesat, duh bingung saya" keluh gadis tersebut.
Siswa itu kemudian bangkit dari duduknya kemudian berdiri di samping gadis yang bertanya padanya lalu menunjukan jarinya ke depan dan berkata "kamu jalan lurus sampai mentok ke gedung putih itu, belok kanan jalan sedikit disana akan terlihat tempat yang penuh, rame, ribut dengan siswa-siswi, nah itulah tempat pendaftaranya"
"Oh syukurlah berarti aku kali ini gak tersesat yah kak, terima kasih banyak yah kak, aku pergi dulu, kakak silahkan lanjutkan baca bukunya, bye" ucap gadis itu kemudian melambaikan tangan dan meninggalkan siswa yang sudah memberitahukan jalan padanya itu.
Siswa tersebut refleks membalas lambaian tangan gadis yang barusan menanyainya "duh bego, belum tahu namanya siapa, aduh gue susul ajalah" gumam siswa tersebut kemudian berjalan mengikuti gadis di depanya.
•••••••••
"Halo pak maaf pak bisa minta selembaran kertas pendaftaranya?" Tanya gadis tersebut setelah sampai di loket pendaftaran.
"Aduh Neng udah habis selembaranya, Neng datang telat banget" jawab Bapak tersebut.
"Aduh pak nama saya Yasmin bukan Neng pak, duh please pak saya dari jakarta tadi pagi naik pesawat dari bandara cari taxy jauh harus jalan dulu, udah gitu karena pertama kali kesini saya bingung jalanya pak, tadi sempat tersesat" ucap gadis yang bernama Yasmin itu.
"Neng Yasmin, Neng itu dalam bahasa sunda artinya Nona" jawab bapak tersebut menggoda Yasmin dengan logat sundanya.
"Oh iya pak maaf banget, soalnya saya bukan asli orang sunda saya tidak mengerti pak, maaf yah pak ... Hermawan (mengetahui namanya setelah melihat tanda nama di dada bapak tersebut), bolehkah bapak panggil saya Neng hehe ... terus gimana nih pak kertas selebaran? kalau gak ada saya bisa gagal diwawancarai hari ini dong pak? Please pak tolongin saya" Ucap Yasmin memelas.
"Neng Yasmin mau jurusan apa?" Tanya bapak Hermawan.
"Sastra China pak" jawab Yasmin.
Sejenak bapak Hermawan melihat Yasmin dari atas sampai bawah dia tidak habis pikir karena Yasmin bukan keturunan china bahkan tak ada sipit-sipitnya sama sekali hanya kulitnya saja yang seputih salju, selebihnya jauh dari kata china, dia memiliki mata besar yang cantik dengan bulu mata lebat dan lentik tanpa riasan benar-benar polos, hidungnya mancung, tubuhnya tinggi semampai seperti campuran Indo, India dan barat, saking cantiknya sampai siswa siswi yang sedang daftar di sebelah pendaftaran pun melihat dan mencuri curi pandangan pada gadis ini, tetapi kenapa tertarik dengan sastra china yang hanya keturunan-keturunan tionghoa saja yang masuk ke fakultas tersebut.
"Halo ... halo ... pak, pak hermawan?" Panggil Yasmin sedikit keras membuat Pak Hermawan yang bengong segera sadar.