Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Permainan Cinta Dokter Muda

Permainan Cinta Dokter Muda

Stupid Cupid

5.0
Komentar
263.4K
Penayangan
166
Bab

Mengandung Adegan Dewasa 21+ Sonya Anastasya bersumpah tidak akan mengulangi kesalahan adiknya, Tania, menikah dengan pria yang salah. Di mana pernikahannya menjadi satu kesengsaraan yang panjang dan memilukan. Bagi Sonya semua pria adalah buaya darat. Tukang omong yang pandai merayu. Dan itu juga berlaku untuk Dokter Tomy Surya Atmaja, walaupun dia seorang yang tampan dan sangat memesona. Apalagi Dokter Tomy sudah memiliki istri dan seorang putri, yang tak lain dan tak bukan merupakan murid Sonya sendiri. Namun, kejadian tak sengaja pada malam itu berhasil membuat Sonya merasakan kenikmatan. Hasrat di dalam jiwanya terlanjur membara. Meskipun Sonya tahu jika perasaan itu adalah sebuah kesalahan dan terlarang. Tapi, siapa yang sanggup menolak cinta?

Bab 1 Permulaan

"Menurutmu, istrimu tahu tentang hubungan kita, Sayang?" wanita berparas cantik itu memeluk selingkuhannya dengan penuh kerinduan.

"Sekalipun dia tahu, aku sama sekali tidak peduli," sahut pria itu sambi mengecup kening simpanannya. "Aku sudah muak dengannya. Aku bosan dengan sikapnya yang selalu saja melempar kesalahan kepadaku."

"Kalau begitu, bagaimana jika kau gugat cerai saja istrimu itu?"

"Sayang, aku ...."

"Aku sudah lelah sembunyi-sembunyi. Aku ingin memberitahu semua orang tentang cinta kita. Aku ingin mengumumkan hubungan kita."

"Dasar perebut suami orang!" Sonya mengomel. "Aku benar-benar tidak habis pikir dengan perempuan yang tega merebut suami orang. Padahal, sama-sama perempuan seharusnya bisa saling mengerti perasaan satu sama lain. Dunia memang sudah bobrok." Diletakkannya sisir di atas laci yang rapi, dan diraihnya botol losion di atas meja rias. Sesekali Sonya melirik ke arah pesawat televisi sambil menggerutu gemas dengan adegan sinetron drama yang sedang ditontonnya. Dia menaikkan kakunya ke kursi yang ada di dekat meja risa. Dengan tanpa melihat dia mengoleskan losion itu banyak-banyak ke kakinya yang putih, panjang, indah dan menggoda.

"Andre, Sayang. Kau mencintaiku, bukan? Katakan padaku kalau kau mencintaiku."

"Aku mencintaimu, Mira. Aku sangat mencintaimu. Tapi, beri aku waktu. Maksudku aku perlu memikirkan anak-anakku ...."

"Dasar buaya darat. Selalu saja memakai alasan klise anak untuk pembelaan diri." Sonya kembali mengomeli adegan drama sinetron yang sedang ditontonnya itu dengan gemas. "Rasanya aku ingin mencekik leher pria yang menjadikan anak alasan untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak dituntut bertanggungjawab. Benar-benar buaya darat tak punya hati." Sonya mendengus kesal. Setelah selesai mengoleskan losion ke seluruh kakinya dia pun kembali ke sofa, melanjutkan menonton.

Sonya Anastasya. Wanita berusia dua puluh empat tahun berwajah oval dan bermata coklat tua. Rambut Sonya yang panjang dan lurus berwarna hitam mengkilap. Kontras dengan warna kulitnya yang putih seputih susu. Postur tubuh Sonya tinggi semampai. Kakinya jenjang dan langsing. Beberapa rekan seprofesinya sering menggoda jika Sonya lebih pantas menjadi seorang pramugari daripada tutor untuk tuna rungu

"Siapa yang mengira jika kau ini seorang tutor bagi tuna rungu, Sonya? Aku yakin, jika kau menyanggul rambutmu, kau akan disangka seorang pramugari." Mereka selalu menggoda.

"Sayang sekali memang. Tapi, aku rasa aku tidak akan pernah bisa menjadi pramugari. Karena aku sangat takut ketinggian." Sonya akan menjawab disertai senyuman tulus.

"Lalu bagaimana dengan menikah?" mereka akan lanjut menggoda.

Sonya menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya dalam satu kali helaan. "Aku bahagia dengan hidupku saat ini. Selain itu, aku juga sudah menikah. Dengan pekerjaanku tentu saja."

Sonya menyukai rumah tua peninggalan neneknya tempat dia tinggal. Setelah ayah Sonya meninggal ketika dia berumur tujuh tahun, ibunya mati-matian mempertahankan rumah kecil itu dari pihak bank. Ibunya membesarkan Sonya dan adiknya, Tania Renata, dengan cara terbaik yang bisa dia lakukan dengan gajinya sebagai editor surat kabar. Memang tidak mudah bagi seorang janda berpenghasilan pas-pasan untuk menghidupi dua orang anak dengan banyak hutang yang ditinggalkan mendiang suaminya. Karena itulah sejak kecil Sonya dan adiknya sudah diajarkan hidup hemat dan menabung.

"Jika ada uang lebih, tabung. Hemat dan menabung bukan berarti pelit. Sebaliknya, itu adalah bijak. Orang bodoh akan menghabiskan uang yang dimilikinya untuk berfoya-foya, tidak peduli hari esok. Tapi, orang cerdas akan menyimpan sebagian uang mereka untuk masa depan." Ibunya selalu berkata.

Ibu Sonya meninggal pada saat Sonya berumur dua puluh satu tahun. Tepat setelah dia menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar yang diimpikannya. Sonya dan Tania mengalami masa yang sedikit sulit setelah ibunya meninggal. Tapi, segala sesuatunya dengan cepat membaik setelah Sonya mendapat pekerjaan. Pembawaan Tania yang periang dan selalu penuh semangat membuatnya mudah diajak hidup bersama. Sonya mungkin tidak akan seberuntung itu dengan orang lain. Tania sendiri dua tahun lebih muda dari Sonya. Periang, penuh semangat, ambisius. Tania segera mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan yang cukup besar begitu dia menyelesaikan pendidikannya. Karena pribadinya yang menyenangkan selain memang Tania memiliki wajah cantik dan selalu modis dalam berpenampilan, dalam waktu yang singkat dia pun menjadi popular di kantor tempatnya bekerja dan berhasil membuat atasannya jatuh cinta. Dari sinilah segala sesuatunya bermula. Mimpi buruk yang panjang dan mengerikan itu. Tania. Tania sayang. Hidupnya jelas menjadi kacau berantakan setelah menikah.

Semuanya berjalan dengan sangat baik pada awal Tania menikah. Suaminya, Denis Wijaya, adalah atasan Tania di kantornya. Denis pria yang ramah, humoris, sangat tampan, tutur katanya lembut, sopan, dan penuh percaya diri. Dengan kesempurnaan citra dan ketampanan yang dimilikinya dia pun mampu meluluhlantakkan hati Tania yang naif hingga membutakan matanya. Dia terjerumus, keras dan dalam. Denis membuatnya tergila-gila setengah mati.

Denis Wijaya, si anak emas. Pria berusia tiga puluh tiga tahun yang merupakan anak seorang konglomerat paling kaya dan terkemuka di Jakarta. Denis merupakan pewaris tunggal dari perusahaan asuransi, perusahaan pengembang, perusahaan peleburan baja, direktur sebuah bank swasta, dan banyak lagi perusahaan lainnya di Kalimantan yang bergerak di bidang industri pengolahan minyak sawit serta pertambangan batu bara. Namun begitu, sejak awal percintaan Tania dengan Denis yang tak masuk akal itu, sebenarnya Sonya sudah merasa ada sesuatu yang sangat sangat salah karena banyak hal yang tidak masuk akal. Di mata Sonya, senyum Denis itu palsu. Semua kebaikan dan citra sempurna yang melekat di dalam dirinya juga palsu. Tidak lebih dari topeng semata. Sonya sendiri merasa begitu heran mengapa Tania tidak bisa melihat hal itu, mengapa dia tidak bisa melihat wajah sebenarnya Denis yang penuh kepalsuan itu. Tania memang cantik dan manis, namun, dia bukan siapa-siapa. Dan di atas segalanya, dia bukan datang dari kalangan berada yang sekelas dengan Denis Wijaya. Mengapa lelaki itu mau merepotkan dirinya dengan Tania? Pertanyaan Sonya itu pun terjawab beberapa bulan kemudian.

Sonya benar-benar terkejut setengah mati saat mendengarkan cerita Tania yang menyedihkan, miris, dan membuat marah. Tabiat Denis Wijaya pun akhirnya keluar. Sifat aslinya yang berbanding tiga ratus enam puluh derajat dari apa yang dia tampilkan selama ini. Pelecehan fisik dan emosional menjadi kejadian sehari-hari. Tidak hanya itu, Denis Wijaya ternya pria yang hiperseksual. Setiap malam dan pagi sebelum Denis pergi bekerja Tania dipaksa untuk melayaninya di atas tempat tidur. Denis baru akan berhenti setelah semua tenaga Tania terkuras dan lemas. Kadang-kadang, di saat tertentu, saat suasana hatinya sedang tidak baik atau dia sedang marah entah dengan Tania atau dengan orang lain sekalipun, dia akan memaksa Tania untuk melayaninya, untuk meluapkan perasaan kesalnya. Dan yang paling parah adalah Denis akan melakukan itu tidak peduli di dapur, di kamar mandi, di kolam renang, atau bahkan di dalam mobil.

"Itu sudah sangat keterlaluan, Tania! Denis tidak bisa memaksamu melayani nafsunya di dalam mobil. Apalagi di parkiran umum. Apa dia sudah kehilangan akal sehatnya?" Sonya berteriak marah mendengar cerita pilu adik semata wayangnya. Keluarga satu-satunya.

"Aku tahu itu, Kakak. Tapi, apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa menolak Denis. Oh, aku tidak bisa menolaknya. Karena dia akan marah besar jika aku menolak keinginannya. Jika dia marah dia akan memukulku dan mengunciku di kamar mandi. Setelah itu dia akan meniduriku dan sengaja menyakitiku saat berhubungan badan. Tidak, Kak. Aku tidak bisa menolaknya," sahut Tania sambil menangis. "Dan sekarang aku punya masalah. Aku hamil. Denis marah besar padaku karena dia tidak mau aku hamil. Dia tidak ingin kami memiliki anak dalam waktu dekat. Lalu dia mulai menuduhku bermain serong di belakang Denis. Tentu saja, itu semua hanya omong kosong. Denis ingin lari dari tanggung jawab. Padahal, demi Tuhan. Anak yang sedang aku kandung adalah anak Denis. Jika dia sedang marah dia sering tidak memakai pengaman. Dan dia selalu mengeluarkannya di dalam saat kami berhubungan dalam. Oh, dia tidak mau jika aku meminta dia mengeluarkan di luar saat dia tidak pakai pengaman dan aku juga tidak sempat."

Sonya menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. Dia mematikan pesawat televisi dan bersiap untuk tidur. Apakah malam ini dia akan membiarkan dirinya tenggelam ke dalam perasaan mengasihani dirinya sendiri seperti yang dia lakukan setiap kali merasa jika hidup begitu tidak adil kepadanya? Kepahitan hidup yang seharusnya tidak menjadi tanggung jawabnya membuat Sonya menjadi pribadi yang sinis. Dan pada saat hatinya dilanda perasaan melankolis dia akan menyerah pada air matanya. Menyenangkan sekali rasanya dapat mengatakan selamat pagi kepada seseorang, berbagi kamar, berbagi ruangan dengan seorang pria. Bercanda, tertawa, dan bersandar di bahunya saat lelah. Akan tetapi, mengapa seseorang itu harus seorang lelaki? Sonya mendesah dan menarik selimut hingga menutupi kepalanya. Aku tidak mau menikah. Aku tidak percaya dengan lelaki. Semua lelaki buaya darat. Tidak ada yang dapat dipercaya satu pun. Kecuali ....

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Stupid Cupid

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku