Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
"Aku talak kamu dan jangan pernah kembali lagi ke rumah ini!" ucapan suamiku membuat seluruh jiwaku hancur berkeping-keping, jadi aku hanya lah wanita bekas yang tidak terpakai dan di buang?
Apa salahku?
Aku menangis merintih, aku tidak pernah menyangka akhir pernikahanku akan setragis dan sememilukan saat ini, aku di lempar dari rumahku sendiri, dimana aku yang memberikan hidup pada pria itu.
Ibu mertuaku yang katanya mencintaiku dulu menyeringai hebat, dia tertawa penuh kemenangan, jadi pada akhirnya aku yang kalah dan aku yang harus pergi dari rumahku sendiri? Dimana keadilan yang bisa aku terima?
"Mas, kamu kenapa? Aku gak pernah sekali pun membuatmu marah. Aku patuh menjadi istri, ku tinggalkan segalanya pekerjaan dan usahaku demi kamu, apa kamu gak pernah mau melihat itu?" Ku akui aku lah wanita terbodoh yang berpikir bahwa pria miskin yang datang ke dalam hidupku akan mencintaiku sepenuhnya, namun nyatanya, ia pun minum akhlak.
"Pergi kamu dari sini. Jangan membuat semua orang makin benci sama kamu. Sekarang ini adalah rumah kami dan kami yang akan tinggal di sini. Sementara kamu pergi lah sejauh mungkin, dan aku harap gak melihatmu lagi." Perkataan Ibu mertuaku seperti di iris sembilu dan belati tepat ke jantung.
Aku yang membawa pria yang ku jadikan suami dan Ibu mertuaku ke rumah ini, menikmati kekayaan yang ayah tinggalkan untukku sebelum beliau meninggal dunia, dan aku malah di buang? Ya Allah, aku ingin menangis rasanya.
"Mas, kamu becanda, 'kan? Baru kemarin kamu memberiku bunga dan kita merayakan hari ulang tahun pernikahan kita, jadi gak mungkin kamu meminta cerai."
"Jangan dengarkan dia, Rio. Kamu harus tegas pada dia. Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu," bisik Ibu mertuaku yang terdengar jelas di telingaku. Dia berbisik tapi sepertinya sengaja memperdengarkanku.
Jadi, semua ini atas hasutan Ibu mertuaku? Jadi, suamiku lebih memilih ibunya dibandingkan aku? Wah. Aku merasa di injak saat ini.
"Pergi lah dari sini. Aku talak kamu sekarang juga! Dan, jangan pernah kembali lagi." Hanya perkataan itu yang aku dengar dari mulut suamiku. Semua hal yang kita pertahankan bersama, ternyata hanya sebagai pigura selama ini?
"Mas, kamu harus sadar. Apa yang dikatakan ibumu itu gak benar," kataku mencoba membela diri. "Dan, kamu harus sadar, aku pemilik rumah ini dan kenapa kamu mengusirku dari rumahku sendiri?"
"Apa kamu lupa? KAmu memberikan segala aset dan hartamu atas namaku."
Aku sampai lupa dan memang benar. Karena bujukan dan rayuan mautnya aku percaya kepadanya dan membalikkan nama semua aset dan perusahaan atas namanya, lalu ini sebenarnya tujuannya?
"Ya Allah, Mas, kamu tega sekali sama aku, kamu bilang mencintaiku dan kamu beruntung memilikiku, dan ternyata ini sebenarnya tujuanmu? Apa salahku, Mas?" Aku hampir saja mengeluarkan airmata didepan orang-orang jahat didepanku.
"Ada apa sih, Bu? Kenapa bising sekali?" tanya sebuah suara dan di adalah Rida, adik iparku yang kerjanya hanya morotin uang kami demi kesenangannya.
"Pergi lah dari sini. Aku tidak mau lagi melihat wajahmu!" kata Mas Rio mengulang perkataannya.
"Jadi, kamu mengusirku, Mas?"
"Iya. Aku mengusirmu. Jadi pergi dari sini, aku sudah bosan melihat wajahmu. Kamu sudah tidak cantik lagi dan kamu sudah tidak menarik lagi, aku benar-benar bosan dan ingin mencari istri baru."
Airmataku akhirnya menggenang seketika, ini kah yang dinamakan hukuman yang berat? Di usir dari rumahku sendiri dan di usir dari perusahaanku sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa seberat ini?