Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Di sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Ravindra ada seorang putra mahkota yang bernama Darshan Ravindra. Dia seorang putra mahkota yang terkenal dungu, dan bodoh. Pada malam bulan purnama penuh Darshan yang sedang tertidur lelap terbangun, dan merasakan tubuhnya sangat panas seperti mau terbakar.
"Aah panas sekali tubuhku rasanya seperti mau terbakar, dan kenapa kulitku berubah menghitam begini?" ucap Darshan yang tiba-tiba terbangun karena merasakan keanehan di seluruh tubuhnya, kemudian dia turun dari ranjang, dan membuka jendela kamarnya yang kebetulan menghadap ke arah hutan.
"Panas ... panas ... air di mana air?" cerocos Darshan yang langsung mengambil air dalam kendi, dan menyiramkannya ke seluruh tubuhnya.
"Kenapa panasnya masih belum hilang juga? Padahal aku sudah meminum banyak air, dan juga sudah menyiramkannya ke seluruh tubuhku. Jendela sudah juga aku buka semua agar udara masuk, dan bisa menghilangkan panas ini," sungut Darshan yang mondar-mandir gelisah sampai dia merasakan wajahnya sangat sakit sekali.
"Aaaaaa ... kenapa wajahku sakit? Aaaaa ... sakiiiiiit, Ayah ... Bunda ... tolong aku," jerit Darshan, dia sampai melempar semua barang yang ada di kamarnya itu.
Suara keributan yang ada di dalam kamar putra mahkotanya itu sampai terdengar jelas oleh para pengawal.
"Hei, apa kau mendengar suara keributan?" tanya salah satu pengawal pada temannya yang ikut berjaga bersamanya.
"Iya, aku juga mendengarnya, dan sepertinya suara itu berasal dari dalam kamar yang mulia putra mahkota," jawab temannya itu.
"Ayo kita cek apa yang terjadi dengan putra mahkota kerajaan Ravindra," ajak temannya yang lain, lalu mereka beramai-ramai mendatangi kamar Darshan.
"Yang mulia ... Yang mulia ...," teriak para pengawal.
"Apa yang terjadi dengan yang mulia? Apa boleh kami masuk yang mulia?" tanya salah satu pengawal yang mengetuk kamar Darshan, tapi karena para pengawal itu tidak mendengar suara sahutan, dan malah yang mereka dengar suara teriakan lagi dari putra mahkotanya, maka para pengawal pun terpaksa mendobrak pintunya.
"Aaaaa ... sakiiiiit ...," teriak Darshan lagi yang menjerit kesakitan.
Brak
Mereka mendobrak pintu kamar Darshan.
"Yang mulia ... apa yang terjadi dengan anda? Kenapa anda bersembunyi di dalam selimut? Saya mendengar yang mulia tadi kesakitan apa perlu kami panggilkan tabib kerajaan, atau mau kami panggilkan baginda raja?" tutur pengawal itu yang melihat putra mahkota mereka bersembunyi di dalam selimut.
"Keluar kalian jangan mendekatiku aku tidak butuh bantuan siapapun juga," perintah Darshan dari balik selimut dia takut semua pengawal tahu, kalau dia sudah berubah menjadi manusia serigala.
Demi keselamatan dan keamanan putra mahkota ada seseorang yang ditugaskan menjaga Darshan, dia dengan perasaan khawatir membuka selimut yang menutupi tubuh putra mahkotanya.
"Awas, itu namanya manusia serigala, hati-hati dia bisa memakan kita jaga jarak, dan yang lain cepat panggilkan semua pengawal," ucap Jendral Lie, dan salah satu pengawal segera keluar memanggil teman-temannya sambil berteriak.
"Tolong ... tolong ada manusia serigala di dalam kamar putra mahkota tolong ...."
"Siapa kau? Di mana putra mahkota kami? Apa yang telah kau lakukan padanya?" bentak Jendral Lie lagi dia menghunuskan pedangnya ke arah Darshan dengan tetap menjaga jarak aman.
"Pergi kau jangan menggangguku aku tidak tahu di mana putra mahkotamu?" tegas Darshan, dia terpaksa berbohong karena para pengawalnya tidak ada yang mengenalinya sebagai putra mahkota. Darshan juga memakluminya, sebab seluruh tubuhnya sudah tumbuh bulu, dan wajahnya mirip manusia serigala.