Pada malam bulan purnama Darshan Ravindra seorang putra mahkota dari Kerajaan Ravindra terbangun dan merasakan keanehan pada tubuhnya, dan benar saja saat dia bercermin wajah serta tubuhnya sudah berbulu seperti serigala, bahkan wajahnya sangat menyeramkan, segera dia melompat dari balkon kamarnya, berlari dan bersembunyi ke dalam hutan. Apakah kutukan ini ada kaitannya dengan kesalahan masa lalu kedua orang tuanya, Darshan belum berani pulang ke kerajaannya, dia bingung dan belum bisa menerima kutukan apa yang sudah membuatnya berubah menjadi manusia serigala. Sampai suatu ketika ada seorang dewi bulan berbaju putih tiba-tiba turun dari langit dan menghampiri Darshan. Dia menyuruhnya bertapa selama 40 hari tanpa makan apapun, lalu selesai bertapa sang dewi bulan memintanya pergi ke kerajaan Arthur. Dewi Bulan pun menyebutkan nama wanita cantik itu "Darshan tak perlu kau takut, ini adalah sebuah kutukan kesalahan kedua orang tuamu di masa lalu , kau hanya perlu menemui seorang wanita yang bernama Kyra Quensha. Ingat Bawa Pil ini ke wanita itu, hanya dialah yang bisa menyembuhkanmu, namun ada banyak rintangan yang akan menghadangmu saat nanti menuju kerajaan Arthur, tenanglah kau sudah aku berikan kekuatan,pergilah"Pesan sang Dewi Bulan Kesalahan apa yang pernah diperbuat oleh kedua orang tua Darshan di masa lalu. Akankah Darshan bisa berhasil menemukan Kyra Quensha sang penyihir yang bisa melepaskan kutukannya. Dan bagaimana akhir kisah Darshan, akankah kutukan itu terlepas dari tubuhnya, yuk baca kelanjutan ceritanya di setiap babnya ya.
Di sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Ravindra ada seorang putra mahkota yang bernama Darshan Ravindra. Dia seorang putra mahkota yang terkenal dungu, dan bodoh. Pada malam bulan purnama penuh Darshan yang sedang tertidur lelap terbangun, dan merasakan tubuhnya sangat panas seperti mau terbakar.
"Aah panas sekali tubuhku rasanya seperti mau terbakar, dan kenapa kulitku berubah menghitam begini?" ucap Darshan yang tiba-tiba terbangun karena merasakan keanehan di seluruh tubuhnya, kemudian dia turun dari ranjang, dan membuka jendela kamarnya yang kebetulan menghadap ke arah hutan.
"Panas ... panas ... air di mana air?" cerocos Darshan yang langsung mengambil air dalam kendi, dan menyiramkannya ke seluruh tubuhnya.
"Kenapa panasnya masih belum hilang juga? Padahal aku sudah meminum banyak air, dan juga sudah menyiramkannya ke seluruh tubuhku. Jendela sudah juga aku buka semua agar udara masuk, dan bisa menghilangkan panas ini," sungut Darshan yang mondar-mandir gelisah sampai dia merasakan wajahnya sangat sakit sekali.
"Aaaaaa ... kenapa wajahku sakit? Aaaaa ... sakiiiiiit, Ayah ... Bunda ... tolong aku," jerit Darshan, dia sampai melempar semua barang yang ada di kamarnya itu.
Suara keributan yang ada di dalam kamar putra mahkotanya itu sampai terdengar jelas oleh para pengawal.
"Hei, apa kau mendengar suara keributan?" tanya salah satu pengawal pada temannya yang ikut berjaga bersamanya.
"Iya, aku juga mendengarnya, dan sepertinya suara itu berasal dari dalam kamar yang mulia putra mahkota," jawab temannya itu.
"Ayo kita cek apa yang terjadi dengan putra mahkota kerajaan Ravindra," ajak temannya yang lain, lalu mereka beramai-ramai mendatangi kamar Darshan.
"Yang mulia ... Yang mulia ...," teriak para pengawal.
"Apa yang terjadi dengan yang mulia? Apa boleh kami masuk yang mulia?" tanya salah satu pengawal yang mengetuk kamar Darshan, tapi karena para pengawal itu tidak mendengar suara sahutan, dan malah yang mereka dengar suara teriakan lagi dari putra mahkotanya, maka para pengawal pun terpaksa mendobrak pintunya.
"Aaaaa ... sakiiiiit ...," teriak Darshan lagi yang menjerit kesakitan.
Brak
Mereka mendobrak pintu kamar Darshan.
"Yang mulia ... apa yang terjadi dengan anda? Kenapa anda bersembunyi di dalam selimut? Saya mendengar yang mulia tadi kesakitan apa perlu kami panggilkan tabib kerajaan, atau mau kami panggilkan baginda raja?" tutur pengawal itu yang melihat putra mahkota mereka bersembunyi di dalam selimut.
"Keluar kalian jangan mendekatiku aku tidak butuh bantuan siapapun juga," perintah Darshan dari balik selimut dia takut semua pengawal tahu, kalau dia sudah berubah menjadi manusia serigala.
Demi keselamatan dan keamanan putra mahkota ada seseorang yang ditugaskan menjaga Darshan, dia dengan perasaan khawatir membuka selimut yang menutupi tubuh putra mahkotanya.
"Awas, itu namanya manusia serigala, hati-hati dia bisa memakan kita jaga jarak, dan yang lain cepat panggilkan semua pengawal," ucap Jendral Lie, dan salah satu pengawal segera keluar memanggil teman-temannya sambil berteriak.
"Tolong ... tolong ada manusia serigala di dalam kamar putra mahkota tolong ...."
"Siapa kau? Di mana putra mahkota kami? Apa yang telah kau lakukan padanya?" bentak Jendral Lie lagi dia menghunuskan pedangnya ke arah Darshan dengan tetap menjaga jarak aman.
"Pergi kau jangan menggangguku aku tidak tahu di mana putra mahkotamu?" tegas Darshan, dia terpaksa berbohong karena para pengawalnya tidak ada yang mengenalinya sebagai putra mahkota. Darshan juga memakluminya, sebab seluruh tubuhnya sudah tumbuh bulu, dan wajahnya mirip manusia serigala.
Dalam beberapa menit saja kamar Darshan sudah dikepung oleh para pengawal yang ingin menangkapnya.
"Waspada semuanya manusia serigala ini sangat berbahaya buat formasi, dan tangkap manusia serigala ini demi kemanan kerajaan Ravindra," perintah Jendral Lie kepada para pengawalnya, dan para pengawal yang mendapat perintah dari Jendral Lie dengan cepar membuat formasi lengkap, lalu mereka mendekati Darshan yang telah berubah sepenuhnya menjadi manusia serigala.
"Seraaaaang ...."
"Hiyaaaaat, bug bug bug," para pengawal yang berusaha menangkap terpental semua terkena pukulan si manusia serigala.
"Aaaaaaaa ...gedubrak." para pengawal itu terjatuh, wajah, dan tubuh yang terkena pukulan si manusia serigala sampai memar kebiruan.
"Jendral Lie manusia serigala ini ternyata kuat, apa yang harus kami lakukan?" tanya salah satu pengawal yang wajahnya terkena pukulan Darshan.
"Tidak apa-apa kalian berjaga saja di belakangku, dan jangan biarkan manusia serigala ini kabur, karena aku yang akan menangkap manusia serigala ini," tegas Jendral Lie, lalu dia mulai menyerang Darshan si manusia serigala.
"Hiyaaaat ... bag big bug ... bag big bug." Jendral Lie, dan Darshan si manusia serigala saling serang serta saling pukul sampai akhirnya Jendral Lie terkena pukulan Darshan tepat di wajahnya. Dia tersungkur jatuh di lantai kamar Darshan, dan peluang emas itu tidak disia-siakan oleh Darshan untuk melarikan diri.
"Aku harus kabur ke dalam hutan lalu bersembunyi di sana, karena di kerajaan tidak aman lagi untukku, dan untung saja pintu kamarku tadi aku buka jadi aku bisa kabur lewat sana," gumam Darshan dalam hati.
Jendral Lie yang melihat si manusia serigala kabur dengan cepat memerintahkan para pengawalnya menahan, dan menangkapnya "Pengawal tangkap manusia serigala itu jangan biarkan dia kabur."
"Manusia serigala jangan kabur kau, dan yang lain cepat bantu aku menahannya," kata salah satu pengawal yang berada di depan manusia serigala.
"Ayo mau ke mana? Kau tidak akan bisa kabur dari sini manusia serigala," sahut pengawal yang menahan si manusia serigala dari samping kiri.
"Semuanya kita serang manusia serigala ini bersama-sama setelah aba-aba dariku satu, dua, tiga seraaaaaang ...," perintah pengawal yang ada di samping kanan kepada semua teman-temannya yang ada di sekeliling manusia serigala.
"Bag big bug ... bag big bug."
Darshan dengan sekuat tenaga menahan dan menyerang balik para pengawal yang berusaha menangkapnya dari segala penjuru itu, sehingga dia berhasil keluar lewat jendela yang sebelumnya sudah dibukanya.
"Haap."
Darshan melompat dan berlari ke arah hutan dengan sekuat tenaga, tapi para pengawal kerajaan masih terus berusaha menangkapnya.
"Kejar dia ...," seru para pengawal, mereka bersama-sama mengejar manusia serigala sampai masuk ke dalam hutan.
"Lapor Jendral Lie manusia serigala itu menghilang dan kami gagal menangkapnya karena larinya kencang sekali," kata pengawal yang mengejar si manusia serigala tadi.
"Biarkan saja dulu dia kabur, tapi ingat perketat penjagaan jangan sampai ada korban yang akan membahayakan rakyat Ravindra," ujar Jendral Lie, lalu Jendral Lie kembali masuk ke dalam kerajaan untuk memberi laporan kepada rajanya.
"Jendral Lie menghadap untuk memberikan laporan kepada baginda Raja," ucap Jendral Lie ketika sudah berada di depan rajanya.
"Bagaimana hasilnya? Apa manusia serigala itu berhasil di tangkap? Lalu di mana putraku berada?" tanya raja kepada Jendral Lie