Dikhianati oleh sahabat dan juga calon suaminya sendiri membuat Samantha pada akhirnya memutuskan untuk membalaskan dendam kepada mereka berdua. Dibantu oleh seorang pria tampan yang merupakan CEO saingan perusahaannya, Samantha mencoba membuat dua orang penghianat itu kehilangan akal untuk mengambil seluruh harta kekayaan dan perusahaan Samantha. Bagaimana kisah Samantha dan perjuangannya untuk membalaskan dendam pada dua orang yang ternyata berkhianat di belakangnya? Lalu apakah CEO tampan itu bisa membantunya? Ikuti kisahnya! Pict: Unsplash Edit: PicsArt, TextArt
Seorang wanita cantik dengan mata biru sedalam lautan tengah bersenandung riang sembari merapikan pakaian yang baru saja di bawanya dari laundry dan akan disimpan di dalam lemari.
"Yuhu, lihatlah, Samantha! Sekarang kamu benar-benar seperti seorang ibu rumah tangga yang baik!" gumam wanita cantik yang ternyata bernama Samantha ini.
Dia terdengar riang menyenandungkan sebuah lagu yang sepertinya adalah lagu favoritnya. Tidak tampak sedikit pun ekspresi suram di wajahnya yang sekarang sangat bahagia.
Setelah merapikan semua pakaian ke dalam lemari dan menyusunnya sesuai dengan apa yang disukai oleh pria yang dicintai olehnya, Samantha kemudian berlari ke balkon untuk melihat apakah kekasihnya itu sudah sampai atau belum.
"Hey, Tante Cantik!"
Tiba-tiba suara seorang anak kecil terdengar dari sebelah kanan Samantha. Sontak wanita ini menoleh ke arah kanan yang merupakan balkon dari tetangga apartemen milik kekasihnya yang sekarang sedang dikunjungi olehnya secara diam-diam.
"Ah, apa kamu memanggilku, Gadis Manis?" tanya Samantha dengan begitu ramah seakan ingin mengisyaratkan kalau hari ini dia benar-benar sangat berbunga-bunga.
Anak kecil itu terlihat mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu bisa ada di apartemen Om Bryan?" tanyanya polos.
"Kamu mengenal Om Bryan? Ah, Tante ini adalah calon istrinya. Dan, kamu jangan bilang-bilang, ya, kalau Tante sekarang mau memberikan kejutan untuknya!" Samantha yang tidak tahu menahu tentang segala sesuatu kemudian memberikan kode dengan mengatupkan jari telunjuknya di bibir.
Gadis kecil cantik itu kemudian terlihat kembali berpikir. "Kenapa Tante mengaku sebagai calon istri Om Bryan? Bukannya Tante Natalia yang merupakan istrinya?"
Samantha kini mencoba untuk mencerna apa yang dikatakan oleh gadis kecil itu. Bagaimana dia bisa mengenal Natalia?
Wanita ini kemudian mendekat ke arah tepi balkon untuk lebih bisa mendengar dengan jelas apa yang akan dikatakan oleh gadis kecil ini tentang Natalia dan juga Bryan.
"Kamu kenal dengan Tante Natalia?" Samantha mencoba untuk memastikan. "Seperti apa ciri-cirinya?" tanyanya menyelidik.
"Tante Natalia itu yang rambutnya keriting panjang dan bola matanya terlihat sangat besar dengan kakinya yang sangat panjang!" Gadis kecil itu kemudian menceritakan bagaimana ciri-ciri dari wanita yang disebut sebagai Natalia itu.
Deg!
Sesuatu di sudut hati Samantha terasa berdenyut.
Bagaimana mungkin gadis kecil ini mengenal Natalia yang tidak mungkin pernah datang ke apartemen Bryan?
Apalagi Samantha tahu dengan jelas kalau Natalia yang merupakan sahabatnya itu sama sekali tidak memiliki ketertarikan untuk sekedar berbincang dengan Bryan.
"Kamu yakin kamu Tante Natalia adalah istrinya Om Bryan?" Mencoba untuk mengelak dan tidak ingin mengakui kebenaran, Samantha ingin mendengar jawaban kalau gadis kecil ini salah bicara.
Akan tetapi, ternyata di luar perkiraan karena gadis kecil ini menganggukkan kepalanya seakan isyaratkan dan memberikan kode kalau apa yang dikatakan olehnya tadi itu benar.
Kedua bola mata gadis kecil itu sama sekali tidak bisa berbohong. Namun, tentu saja sama anda tidak bisa mempercayai begitu saja apa yang dikatakan olehnya.
Kalau dia tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri Natalia pernah datang ke apartemen Bryan ini, maka sekali pun itu adalah seorang gadis kecil yang terlihat polos seperti ini pun dia tidak akan mempercayainya.
"Tante tunggu saja, biasanya nanti jam 6 Om Brayan dan Tante Natalia akan datang. Terus biasanya mereka pasti ribut-ribut." Begitu polos cara penyampaian gadis kecil ini sehingga membuat Samantha tertegun.
Samantha mencoba untuk tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Ah, ya sudah. Kalau begitu Tante masuk dulu ya untuk menyambut mereka nanti kalau sudah pulang."
Wanita ini sama sekali tidak mau mendengar jawaban dari si gadis kecil itu. Dia kemudian masuk ke dalam apartemen dan terduduk dengan wajah bingung di sofa.
Ada sedikit rasa tidak percaya dalam dirinya mendengar pengakuan dari gadis kecil itu. Apa mungkin semua yang dikatakan olehnya itu benar?
Ah, saat ini Samantha tidak ingin berpikir terlalu berat dan dia sedang mencoba untuk mencari cara untuk membuktikan kalau omongan dari gadis itu benda atau tidak.
"Well, kalau memang gadis kecil itu mengatakan Natalia sering ke sini. Ah, bahkan katanya Natalia itu adalah istri Bryan, bukankah setidaknya sekarang aku harus mencari tempat persembunyian?" Samantha bermonolog.
Benar saja apa yang ada dalam pikirannya kini sudah direalisasikan. Dengan polosnya setelah dia melihat jam dinding yang menunjukkan waktu hampir mendekati jam 6 sore, dia kemudian masuk ke bawah kolong ranjang untuk mengetahui apakah benar kalau ada sosok wanita yang datang ke apartemen Bryan ini.
Tiit tiit ....
Tepat jam 06.15 setelah penantian yang lumayan melelahkan, Samantha bisa mendengar kalau pintu apartemen ini sedang dibuka.
Samar-samar terdengar olehnya suara Bryan yang sedang berbincang sendiri. Dia bahkan bisa mendengar dengan sangat jelas kalau Brian tidak sedang berbicara sendiri, tetapi ada suara seorang wanita yang terdengar tidak asing di telinganya.
Samantha bukanlah wanita yang bodoh. Dia sudah membawa tas dan juga ponselnya ke bawah ranjang dan memastikan kalau ponselnya itu sudah dalam mode silent.
Dia ingin tahu siapa sebenarnya sosok wanita yang datang dengan Bryan ke apartemennya ini. Lalu, bagaimana mungkin pria yang akan segera menjadi suaminya itu bisa membawa wanita lain sementara dia sendiri jarang diberikan kesempatan untuk datang ke apartemen ini?
"Kenapa sih kamu harus buru-buru menikahi Samantha?" Suara seorang wanita terdengar dan sepertinya sekarang dia sedang duduk di atas ranjang. Samantha bisa melihat kakinya yang jenjang dari bawah ranjang tempatnya bersembunyi sekarang.
"Baby, kamu tahu sendiri 'kan kalau kita harus segera menguasai perusahaan dan juga harta yang dimiliki oleh Samantha kalau kita berdua mau hidup dengan sangat bahagia?" Sekarang giliran suara Bryan yang terdengar begitu menyayat hati Samantha.
Sebuah pengakuan yang tanpa sengaja mungkin diucapkan oleh Brian yang tidak tahu kalau Samantha ada di bawah ranjang tempat di mana dia dan wanita ini sekarang sedang saling tumpuk menumpuk seakan ingin melepaskan penat.
Samantha mengepalkan tangannya. Dia juga menutup mulutnya karena tidak tahan mendengar apa yang dikatakan oleh lelaki yang begitu dicintai olehnya.
Bisa saja sekarang dia keluar dari bawah ranjang dan menampar kedua orang yang saat ini sepertinya sedang saling bertukar saliva.
"Pokoknya setelah kamu menikahinya, kamu harus pastikan kalau Samantha yang bodoh itu mau mengalihkan seluruh aset yang dimilikinya atas namamu, Sayang. Aku sudah sangat muak dengan sifatnya yang sangat sombong itu selama ini!" Suara wanita yang akan di telinga Samantha ini kembali terdengar.
"Itu bukanlah sesuatu yang sangat susah untukku, Nat! Samantha terlalu mencintaiku sampai-sampai dia pasti akan melakukan semua hal yang kusuruh tanpa berpikir!" Gelak tawa kemudian terdengar bergemuruh di kamar ini. Samantha yang mendengar semua hal itu merasakan hatinya begitu sakit dan sangat ingin mencabik-cabik mereka berdua sekarang.
*****
Bab 1 01 Sebuah Fakta
09/09/2022
Buku lain oleh Larasati
Selebihnya